20 Tahun GKBI/Suatu Sambutan
Mohammad Hatta
SUATU SAMBUTAN
SEDJARAH G.K.B.I. jang dua puluh tahun ini menundjukkan betapa pentingnja Kooperasi bagi perkembangannja dan kemadjuannja.
Sebelum adanja kooperasi pembatikan Indonesia terikat kaki ta ngannja kepada saudagar Belanda dan Tionghoa. Untuk memperoleh bahannja jang dibuat diluar regeri, mereka kebanjakan tergantung kepada pedagang Belanda jang hampir memonopoli pembeliannja dan pendjualannja. Untuk menjampaikan batik jang telah diperbuat kepasar mereka kebanjakan terikat kepada saudagar perantara Tionghoa, jang memberikan uang muka dan menguasai pasar. Dengan berdirinja kooperasi batik, pembatik Indonesia sedikit demi sedikit dapat melepaskan dirinja dari kungkung kera ekonomi asing.
Kooperasi tudjuannja menjingkatkan djalan kepasar, baik pasar tempat membeli bahan maupun pasar pendjual barang batik jang dikerdjakan. Kalau baik organisasinja kooperasi dapat menjingkirkan dagang-dagang perantara jang tidak ada gunanja. Organisasi dilawan dengan organisasi. Kooperasi tudjuannja kerdja-sama, menjatukan usaha jang serupa dan mendjauhkan persaingan antara kerdja jang serupa. Banjak halangan jang didjumpai diwaktu zaman kolonial dan dalam zaman pendudukan Djepang. Tetapi kooperasi bertekad: sekali berdiri, terus berdiri.
Dengan tersusunnja G.K.B.I. pada bulan September 1948 kooperasi-kooperasi batik Indonesia memperoleh sendi jang kuat untuk bersatu dan mengadakan konsolidasi guna menghadapi masa datang.
Kooperasi Indonesia jang ditjiptakan dalam tahun 1948 berlainan sedikit dasarnja dengan kooperasi didunia Barat. Kooperasi Indonesia dan kooperasi Barat, kedua-duanja berdasarkan demokrasi. Tiap-tiap anggota mempunjai satu suara: one man one vote. Kedua-duanja memperhatikan pendidikan, jang biajanja diperoleh dari keuntungan. Kedua-duanja meletakkan titik berat pada kerdjasama untuk membela keperluan bersama. Keuntungan bukan mendjadi tudjuan, melainkan diterima sebagai hasil bekerdja.
Jang membedakan kooperasi Indonesia dengan kooperasi Barat terdapat dalam pendapatnja tentang bantuan sosial. Sampai pada waktu jang achir ini kooperasi Barat semata-mata ekonomi tudjuannja dan sifatnja. Bantuan sosial kepada masjarakat tidak wadjib baginja. Itu tugas pemerintah dan badan-badan sosial lainnja. Kooperasi Indonesia menganggap dirinja bagian dari masjarakat. Ia berusaha bukan untuk kepentingan golongan sendiri, melainkan djuga untuk masjarakat. Sebab itu sebagian dari keuntungan diberikan untuk keperluan masjarakat. Kooperasi Indonesia ikut meringankan beban Pemerintah terhadap masjarakat.
Inisiatif jang datang dari masjarakat untuk mendirikan sekolah, untuk memperbaiki kampung, untuk mendirikan rumah sakit dan ada kalanja mesdjid dibantunia menurut kesanggupannja. Bantuan G.K.B.I. kepada pembangunan Rumah Sakit Islam jang sedang dibangun di Djakarta tidaklah sedikit. Mesdjid jang akan didirikan dalam lingkungan rumah sakit itu, ongkosnja dipikul seluruhnja oleh G.K.B.I.
Oleh karena masjarakat Indonesia terkebelakang dalam berbagai rupa, dasar bagi kooperasi Indonesia ialah berkembang terus, mengedjar ketinggalan. Untuk berkembang perlu persiapan dari dalam. Kooperasi mengembangkan usahanja dengan djalan bantu-membantu dengan kredit. Itulah gunanja kooperasi kredit, jang menggerakkan anggota-anggotanja menabung sebanjak-banjaknja. Tetapi inflasi jang deras ladjunja pada masa jang achir ini mengurangkan keinginan menabung, tetapi tidak membunuhnja sama sekali. Dimasa sedikit normal, pada permulaan kita merdeka kooperasi tidak memindjam untuk membangun sesuatunja, membangun paberik, membeli peraliu motor dan alat-alat pengail. Ia menjimpan berangsur-angsur. Kalau sudah terkumpul modalnja jang diperlukan, barulah dilaksanakan maksud itu. Gigih dan sabar dilatih dalam organisasi G.K.B.I. jang mau mendirikan paberik textil, menjimpan dengan sistim jang tertentu. Misalnja bagi tiap-tiap yard mori jang didjual, disimpan Rp. 1,—. Uang simpanan itu rupanja ketjil, tetapi apabila dibandingkan dengan banjaknja pendjualan, simpanan itu lekas mendjadi bukit. Dengan tjara begitulah G.K.B.I. sudah dapat mendirikan beberapa paberik textil, sampai jang lebih moderen, jang sudah berdiri beberapa tahun di Medan di Jogja. Paberik textil di Medari ini sekarang sudah kurang moderen berhubung dengan kemadjuan teknik, tetapi G.K.B.I. tidak mau ketinggalan zaman. Jang moderen tadi akan dipermoderen lagi.
Sebagai dasar G.K.B.I. membangun dengan menabung lebih dahulu. Tetapi sebagai tambahan sekali-sekali, untuk mengedjar waktu, kapital jang diperlukan lekas untuk melaksanakan pembangunan moderen, boleh djuga diperoleh dengan pindjaman.
Apa jang dikemukakan disini bagi G.K.B.I. tentang menabung untuk memperoleh kapital pembangun, berlaku djuga bagi kooperasi lainnja, bagi tiap-tiap djenis kooperasi. Kalau misalnja kooperasi nelajan kita mau membeli sebuah kapal motor, tudjuan ini dapat pula ditjapai dengan menjimpan sekian ketip atau rupiah dari tiap-tiap ekor ikan jang didjual.
Kooperasi Indonesia, dan dalam rangkaian ini G.K.B.I. berdjuang dengan inflasi jang meluntjur terus jang mempersulit usahanja. Tetapi dengan tekad jang kuat untuk terus membangun, insja Allah, tjita-tjita G.K.B.I. akan tertjapai djuga. Kesulitan jang dihadapi djangan hendaknja mematahkan hati, akan tetapi hendaknja mendjadi tjambuk untuk merintis djalan baru kemuka.
MOHAMMAD HATTA.