​​​​

XI.

PERANAKAN CORSIKA.



Satelah melihat roepanja itoe baron Dandré Baginda Radja djadi terkedjoet.

»Ada apa, Toewan baron?” kata Baginda: »kaoe ini ada kalihatan seperti orang kaget dan bingoeng. Apa koewatirmoe ini ada berhoeboeng djoega sama perkara jang telah dikataken oleh toewan de Blancas dan ditetapken benarnja oleh toewan Villefort?”

»Toewankoe!” kata itoe baron dengan soewara perlahan.

»Bitjaralah!” kata Baginda.

Itoe mantri jang bingoeng, maoe berloeloet di depan kaki Baginda Radja; tapi Baginda moendoer satindak dan berkata sambil kisoetken djidat:

»Apa kaoe belon djoega maoe bitjara?”

— »Ach, Toewankoe! ada tjilaka besar sekali! Tiadakah tjilaka amat dirikoe ini? Tida sekali hamba nanti loepaken ini!”

—,"Toewan Dandre! kami bertitah padamoe, bitjaralah !” — »Toewankoe ! pada tanggal 26 Februari Napoleon telah berangkat dari poelo Elba, dan pada 1 Maart ia soedah naik ka darat,"

— »Di mana? di Italië?"

— »Dj Frankrijk, Toewankoe! di satoe palaboehan ketjil dekat Antibes, di telok Juan "

— »Napoleon ada di Frankrijk, naiknja di Antibes, jang djaoebnja dari Parijs saperdjalanan doewaratoes limapoeloeh djam sadja, dan hal itoe soedahdjadi di tanggal 1 Maart, tapi kaoe baroe mendapat taoe itoe di tanggal 3? . . . O, Toewan! apa jang kaoe bilang padakoe, itoelah satoe perkara jang moestahil; orang soedah sampeken kapadamoe satoe kabar jang tida benar, atawa kaoe sendiri telah djadi gila "

— »Ach, Toewankoe! kabar itoe ada benar sekali!"

Sri Baginda Radja djadi sangat moerka dan sangat kaget, hingga ia lantas berbangkit, salakoe orang jang terserang dengan terkoenjoeng-koenjoeng.

»Di Frankrijk!" kata poela Baginda Radja: »Napoleon ada di Frankrijk! Apa orang tida djaga dia itoe? — O, brangkali djoega orang berkawan padanja itoe !"

»Ach, Toewankoe!" kata hertog de Biancas: »toewan Dandré ini boekan sekali orang jang haroes tertoedoeh berboewat hianat. Toewankoe ! kita samoewa ada seperti boeta dan toeli, dan toewan mantri politie poen demikian."

»Tapi, Toewankoe!" kata Villefort pada Baginda: »Napoleon ada terbentji di tanah-tanah sabelah oedik; maka adalah kalihatan, jang sekarang ini ia berlakoe dengan oentoeng-entoengan; kerna gampanglah djoega aken kita mengatoer, biar orangorang de Provence dan Languedoc djadi bermoesoeh kapadanja."

»Benar sekali!" kata mantri politie: »tapi ia mendatangi dengan berdjalan di Gap dan Sisteron."

»Ia mendatangi! Ia mendatangi!" kata Baginda:

»kaloe bagitoe ia lagi djalan menoedjoe ka ini kota Parijs ?"

Itoe mantri politie tinggal berdiam, seperti tiada brani bilang, bahoewa benar Napoleon ada mendaI tangi kota Parijs.

»Provincie Dauphiné bagimana, Toewan?" kata Baginda pada Viilefort: »apa kaoe rasa, provincie ini djoega boleh dikedja bermoesoehan seperti Provence?"

"Toewankoe!" sahoet Viilefort: »hamba merasa doeka, oleh kerna misti katakèn satoe perkara jang koerang enak. Orang-orang di Dauphiné tida boleh disamaken dengan pedoedoeknja Provence dan Languedoe: orang-orang pagoenoengan itoepoen ada soeka kapada Napoleon, Toewankoe !"

»Lihatlah!" kata Baginda dengan perlahan, seperti berkata pada diri sendiri: »ia taoe betoel kaädaannja segala hal." Komoedian Baginda itoe lantas menengok dan menanja pada mantri politie : »Brapa besarnja balatantara jang mengikoeti Napoleon?" »Itoelah hamba tida dapat taoe, Toewaukoe!" sahoet itoe baron Dandré.

— »Kaoe tida taoe ! Apa kaoe soedah loepa aken tjari taoe hal itoe? — Ha! tida goena ditjari taoe, sebab itoe satoe perkara ketjil sekali, ja?" kata poela Baginda dengan menjindir.

— »Toewankoe ! hamba tida bisa dapat taoe hal itoe : kabar jang datang itoe poen mewartaken sadja, bahoewa Napoleon telah naik ka daratan Frankrijk dan mendatangi ka sini dengan djalan di Gap dan Sisteron."

— »Tjara bagimana kabar itoe telah datang padamoe?"

Itoe mantri politie lantas toendoek dan dengan merasa maloe ia berkata: »Dengan toeloengan kantoor-kawat."

Baginda mengamperi satindak, dan sambil peloek tangan ia berkata dengan moerka:

»Hm! toedjoeh balatantara jang terkaoem djadi satoe, soedah roeboehken itoe orang!- satoe moedjidjad besar telah poelangken kami ka atas tachta aki-mojangkoe, sasoedah doewapoeloeh lima tahon lamanja kami hidoep di loewar karadjaänkoe ; di dalam itoe doewapoeloeh lima tahon kami tjari taoe baik-baik segala halnja rahajat dan perkaranja Frankrijk ! abis-abis, sasoedah kami dapatken harapan hati, kami misti melihat koewasakoe terlolos dari tangankoe dan diremoekken oleh moesoeh!" »Ach, Toewankoe! djelek amat adanja hal!" kata itoe mantri policie, jang merasa betoel-betoel bahoewa satoe perkara bagitoe roepa ada tjoekoep aken remoekken ha tinja orang.

»Kaloe kami térsemoe seperti Napoleon," kata poela Baginda: »terhiboerlah djoega hatikoe ini; aken tetapi kami ini ada teridar oleh orang-orang jang kami telah agoengken, jang haroes mendjaga perkarakoe seperti perkara diri sendiri, kerna kaoentoengankoe djadi djoega kaoentoengannja ! Kami dapat katjilakaän dengan lantaran alpanja orang."

Itoe mantri politie ada merasa seperti tertindih goenoeng oleh kerna adauja sabda Baginda sademikian itoe ; toewan Biancas mengoesoet keringat jang terbit penoeh di djidat ; Villefort merasa girang, kerna ia taoe betoel, jang dirinja dapat nama baik.

» Terdjatoh dari tachta karadjaäu, dan dapat taoe katjilakaän itoe terkoenjoeng koenjoeng dengan toeloengan kantoor-kawat!" kata poela Baginda: »O, kami lebih soeka mandjat ka bale-bale hoekoeman mati, dari pada toeroen di tangga tachta dengan teroesir dan ditertawai ! Kaoe taoe, apa artinja hal bagitoe di tanah Frankrijk, Toewan Dandré ?"

»Toewankoe!" kata mantri itoe; »riboe ampoen Toewan!"

»Mari, toewan Villefort V ' kata Baginda sambil menengok pada itoe orang moeda: »mari, dan

6


bilanglah pada ini Toewan, bahoewa orang boleh dapat taoe sadari masih djaoeh hari, apa jang sampe di ini waktoe baroe kataoeän olehuja."

»Toewankoe!" kata itoe baron Dandré: »dengan sasoenggoehnja ada soekar amat aken orang bisa dapat bade niatannja Napoleon jang dirasiaken olehnja."

»Soekar amat!" sahoet Baginda: »Ja, itoelah omongan bagoes, Toewan! aken tetapi omongan bagoes itoe ada sama sadja dengan goenanja orang orang besar; kami kenal baik pada kadoewanja itoe. Soekar amat aken mantri poUtie dapat taoe, apa jang terdjadi di satoe tampat, jang saperdjalanan anempoeloeh djam sadja djaoehnja dari pasisir Frankrijk! sedang mantri itoe ada memerintah di atas segala kantoor, segala hamba politie, segala mata-mata, dan boleh pake 1500000 frank aken membajar segala pengintip ! Lihatlah ini toewan Villefort, jang tida arapoenja bantoeän-bantoeän itoe ! lihatlah dia ini jang memangkoe sadja pangkat ketjil 1 dia ini ada taoe lebih banjak dari kaoe ber­ sama-sama kaoe poenja antero pohtie; tantoe sekali ia soedah dapat lindoengken kami poeuja makoeta, saände ia ada poenja hak aken goenaken kantoor kantoor kawat sabagimana kaoe."

Di itoe waktoe itoe mantri politie melirik dengan mata kabentjian kapada toewan Villefort, jang adal toendoek dan merendah, salakoe orang jang telah dapatken kamenangan.

7


»Kami boekan berkata aken kaoe, Toewan de Biancas!" kata poêla Baginda: »kerna maski kaoe sendiri tida dapatken apa-apa, kaoe poen soedah merasa djoega, apa jaug haroes diperboewat olehmoe; djika lain orang, brangkali djoega ia tida ladeni ini toewan Villefort jang membawa warta, atawa pandang wartanja itoe seperti soewatoe djalan aken dapatken kaoentoengan diri sendiri sadja."

Ini omongan Baginda ada mengorek pada itoe kabar, jang telah dikataken oleh itoe mantri politie di dalam djam jang baroe laloe.

Villefort mengarti maksoedaja Baginda Radja, Tapi Villefort ini tida toeroeti girangnja hati, oleh kerna dipoedji oleh Baginda, hanja ia merasa takoet. kaloe-kaloe nanti dimoesoehi oleh itoe mantri politie, kendatipoen ampir ia ada merasa dengan tantoe, bahoewa mantri itoe aken terpetjat dari djabatanja. Dengan sabenarnja djoega Villefor titoe haroes merasa takoet; kerna itoe mantri politie jang maskit.jjoen berkoewasa besar, soedah tida bisa mendapat kaoe niatannja Napoleon, ia boleh lantas mendapat kaoe rasianja Villefort, kaloe sadja ia tjoba periksa Edmond Dantes jang ada terpendjara. Oleh kerna demikian adanja hal, maka Villefort itoe tida memibanting, hanja mengangkat pada itoe mantri politie,

»Toewankoe!" kata Villefort tioe pada Baginda: perkara jang telah terdjadi itoe, ada terbit dengan berkoenjoeng-koenjoeng dan dengan lekas sekali, hingga njatalah djoega pada toewankoe, bahoewa melinken Allah sadja bisa tjegahken itoe dengan lantaran terbitken angin-riboet di laoetan. Apa jang hamba telah dapat taoe, itoelah boekan terdapat dengan lantaran kapandeiin hamba, hanja dengan lantaran pertemoeiin jang tida disengadja, dan hamba goenaken pertemoetin itoe aken njataken kasatiaan hati pada toewankoe. Bagitoelah adanja hal Maka biarlah hamba mendapat sadja, apa jang haroes hamba mendapat, Toewankoe! dan biarlah toewankoe tida membri itoe kapoedjian, jang telah dikataken aken hambamoe ini.”

Itoe mantri politie lantas bersoekoer pada Villefort dengan melirik kapadanja itoe dengan bermoeka manis, dan Villefort dapat taoe, bahoewa ia telah dapatken maksoednja hati, jaitoe mendapat soekoernja Baginda Radja dan dapat robahken moesoeh mendjadi satoe sobat, jang brangkali djoega nanti boleh menoeloeng di dalam tempo kasoesahan.

»Baiklah,” kata Baginda: komoedian sambil menengok kapada hertog de Blancas dan baron Dandre, ja berkata poela: »Sekarang ini angkaoe boleh berlaloe, Toewan-toewan! apa jang isi dikerdjaken lagi, ada bagiannja kantoor-paperangan.”

»Soekoer sekali, Toewan !” kata hertog de Blancas: »kita-orang boleh pertjaja pada balatantara. Toewankoe poen taoe. tjara bagimana soerat-soerat rapport ada njataken kasatiainnja balatantara pada tachta toewankoe ”

»Djanganlah kaoe bitjara lagi dari hal soerat-soerat rapport," sahoet Baginda: »soerat-soerat itoe poen tida boleh dipertjaja. Tapi Toewan baron! apa kaoe belon dapat lagi kabar apa-apa dari halitoe perkara di djalan St. Jacques?”

Villefort merasa terkedjoet di dalam hati, tempo ia dengar Baginda Radja menanja bagitoe kapada mantri politie.

»Toewankoe,” sahoet mantri itoe: »tadi hamba telah datang di sini dengan niatan aken sembahken pada toewankoe kabar-kabaran jang terdengar paling belakang atas hal itoe, tapi toewankoe sedang beringat pada perkara besar jang terkabar ada terdjadi di sabelah oedik, sekarang kabar-kabar dari hal di djalanan St. Jacgues itoe soedah djadi tiada perloe disampeken pada toewankoe.”

»Tida bagitoe, Toewan?” kata Baginda: »perkara itoe poen ada kalihatan seperti berhoeboeng rapat sama ini perkara besar jang kita baroe dapat taoe: hal matinja generaal Quesnel brangkali djoega nanti djadi lantaran aken kita dapatken koempoelan besar dari orang-orang Bonapartisch di kota ini.”

Villefort merasa kaget, tempo mendengar namanja itoe generaal Quesnel.

»Ja, Toewankoe!” kata poela itoe mantiri politie: »banjak perkara ada terbitken satoe doegaiin, bahoewa generaal itoe boekan mati dengan lantaran memboenoeh diri, hanja terboenoeh oleh pendjahat. Ada terkabar jang generaal itoe linjap terhilang, pada sahabisnja ia berhimpoen sama orang-orang Bonapartisch. Saorang jang tida kataoetin siapa adanja, soedah datang pada generaal itoe di harian generaal itoe terhilang, dan marika itoe berdjandji satoe sama lain aken datang bersama-sama ka satoe roemah di djalanan St. Jacques, tapi hambanja generaal itoe, jang ada dapat dengar namanja itoe djalanan, soedah tida dapat dengar nomornja roemah jang diseboet oleh itoe orang asing.”

Sedang mantri politie itoe berkata-kata, moekanja Villefort ada kalihatan sebentar berwarna merah, sebentar berwarna poetjat.

Baginda menengok kapadanja, laloe berkata:

»Apa doegaiinmoe tida sama dengan doegainkoe. Toewan Villefort! bahoewa itoe generaal Quesnel, jang orang kira ada djadi hambanja Napoleon, tap sabenarnja ada djadi hambakoe, — telah terboenoeh mati oleh orang Bonapartisch ?”

Hamba rasa, tantoe sekali benar bagitoe, Toewan-koe!” sahoet Villefort: »tapi apa tida ada kataoean lagi apa-apa atas hal itoe?”

»0rang ada kenali djoega sedikit roepanja itoe orang jang telah datang pada generaal Quesnel,” kata mantri politie: "dan sekarang orang lagi tjari dia itoe.”

»Orang ada kenali djoega roepanja?” kata Villefort.

»Ja,” sahoet itoe mantri politie: »hambanja itoe generaal telah tjeritaken padakoe, bagimana roepanja orang itoe: dia itoe saorang lelaki jang terdoega beroemoer limapoeloeh lebih sedikit tahon; koelit

11


nja hitam-manis, matanja hitam djengat, alisnja besar dan berboeloe paiidjang, dan pipinja berdjembros hitam. Ia pake jas pandjang berwarna blao dan terkantjing dari atas sampe di bawah, dan di satoe lobang kantjing pada jas itoe ada pitanja bintang Legioen van Eer. Kamarin doeloe hamba politie telah ikoeti saorang Jang roepanja sama dengan roepanja orang jang terseboet itoe ; tapi satelah sampe di tikoengan djalanan St. Etienne dan Coq-Heron, orang itoe lantas terhilang dari matanja itoe hamba politie."

Villefort ada berdiri dengan memegang pada senderan satoe korsi; kerna sedang mantri itoe berkata-kata, Villefort itoe ada merasa sangat koewatir, hingga bergoematar di kaki. Tempo ia dengar, ba1 toewa orang asing itoe terhilang dari mata politie, baroelah ia merasa senang.

»Kaoe misti tjari orang itoe sampe terdapat, Toewan!" kata Baginda Radja pada itoe mantri politie ; »kerna djika benar ada sabagimana doegaänkoe, bahoewa generaal Quesnel itoe jang sedang bergoena besar pada kita, telah mati terboenoeh oleh orang Bonaparteseh atawa lain orang, kami maoe, jang pemboenoehnja itoe mendapat hoekoeman berat."

Villefort ada sangat merasa koewBtir, oleh kerna adanja itoe titah Baginda Eadja.

»Heran sekali !" kata poela Baginda dengan merasa kesal-hati: »politie di sjni ada sangka soedah

12


perboewat habis kawadjibannja, kaloe sadja sahabisnja berkata: »ada terdjadi pemboeiioehan, lantas bisa berkata: »orang soedah taoe djoega siapa adanja si pemboenoeh "

»Toewankoe!" kata itoe mantri politie: »hamba ada harap, jang toewankoe nanti merasa senang hati atas hal ini perkara generaal Quesnel."

»Soekoer sekali!" kata Baginda pada mantri itoe komoedian ia lantas berkata: »Toewan Villefort! kaoe tantoe merasa tjape, kerna soedah berdjalanj djaoeh; maka biarlah kaoe pergi senangken badan. Kaoe tantoe mondok di roemah ajahmoe?"

»Tida, Toewankoe!" sahoet Villefort: »hamba mondok sadja di »Hotel Madrid" di djalanan Tournon."

— »Kaoe toch soedah bertemoe djoega pada ajahmoe?"

— »Tida, Toewankoe ! kerna satelah datang di kota ini, hamba teroes sadja mengadep pada toewan de Biancas."

— »Tapi kaoe toch nanti pergi djoega padanja, boekan?"

— »Hamba rasa, tida, Toewankoe!"

— »O, ja! kami loepa, bahoewa kaoe ini tiada roekoen sama toewan Noirtier, dan hal ini poen telah terdjadi oleh kerna kasatiaänmoe padakoe, hingga wadjib sekali kami beringat akan ganti karoegianmoe.

— »Toewankoe ! koerniamoe jang amat besar

13


padakoe ini, telah djadi oepahankoe jang tjoekoep, hingga tiada haroes hamba iiigin mendapat lagi apa-apa dari toewankoe."

— »Baik; tapi kami tida nanti loepa padamoe, (Toewan Villefort ! — djanganlah kaoe koewatir."

Sambil bilang bagitoe, Baginda lepasken bintang Legioen van Eer, jang ada di dadanja sendiri sama-sama bebrapa bintang bahadari jang lain, laloe ia kasihken itoe kapada Villefort, sambil berkata:

»Trimalah doeloe bintang ini."

»Toewankoe!" kata Villefort; »itoelah soewatoe bintang aken ponggawa-perang."

»Betoel sekali," sahoet Baginda: »tapi biarlah kaoe trima sadja: kami tida ada tempo akenadaken jang lain. Biancas! biai-lah kaoe oeroes, soepaja orang kirimken soerat bintang ini kapada toewan Villefort."

Villefort merasa amat girang ; ia trima bintang itoe dari tangan Baginda, dan lantas tjioem itoe aken tandanja hormat,

»Sekarang titah apatah jang toewankoe hendak briken, soepaja dilakoeken oleh hambamoe ini?" kata Villefort.

»Senangken badanmoe jang tjape," sahoet Baginda: »dan biarlah kaoe ingat, bahoewa di ini kota Parijs kaoe tida bisa berboewat apa-apa aken goenakoe, tapi bisa berboewat banjak di kota Marseille."

Villefort memanggoet, laloe berkata: »Di dalam

14


ini satoe-doewa djam hamba nanti brangkat poelang dari kota ini, Toewankoe !"

»Baik, Toewan Villefort!" sahoet Baginda; »dan djikaloe kami loepa kapadamoe, djanganlah kaoe takoet membri ingat padakoe. — Toewan Dandré brilah perintah, soepaja orang silaken mantri paperangan datang di sini. Toewan de Biancas! kaoe diam doeloe di sini!"

Sigra djoega toewan Villefort soedah ada di loewar, karaton ; ia panggil satoe kareta sewaan jang kabetoelan meliwat di tampat itoe, laloe ia berkandaran menoedjoe ka Hotel Madrid.

Sasoedahnja liwat sapoeloeh minut, Villefor soedah ada di dalam kamarnja di hotel itoe; dan sasoedahnja ia soeroeh orang sewa kandaran aken ia poelang ka Marseille, ia soeroeh orang atoer makanan di atas medja di kamarnja itoe. Sedang ia maoe berdoedoek makan, ia dengar orang mengetok pada pintoe pertengahan ; satoe boedjang boekaken pintoe itoe, dan Villefort lantas dengar orang seboet namanja.

»Siapatah djoega jang taoe, bahoewa akoe ada di sini?" kata Villefort sendiri-diri.

Di itoe waktoe si boedjang datang mengamperi.

»Ada apa?' kata Villefort; »Siapa ketok pintoe? Siapa menanjaken akoe ?"

»Satoe toewan jang tida maoe seboet namanja, sahoet itoe boedjang.

— »Saorang jang tida terkenal, dan tida maoe

15


bilang nama sendiri! Apatah kahendaknja orang koe?"

— » Ia maoe bertemoe pada toewan."

— »Pada akoe?"

— »Ja."

— »Apa dia seboet namakoe?"

— »Dengan njata sekali."

— » Bagimanatah roepanja orang itoe?"

— » Orang soedah toewa djoega, Toewan! tidak eroeng dia itoe soedah beroemoer limapoeloeh."

— »Toeboehnja besar atawa ketjil?"

— »Bagitoelah, seperti badan toewan sendiri."

— »Berkoelit hitam atawa poetih?'

— »Hitam-manis; ramboetnja, matanja alisnja hitam djengat."

— »Pakeannja bagimana?"

— »Ia pake jas pandjang jang terkantjing dari atas sampe di bawah dan terhias dengan pitanja bintang bahadari."

Villefort djadi poetjat dan berkata dengan porlahan seperti kapada diri sendiri: »Betoel dia!"

Djika pembatja ada mendoega, bahoewa orang ang diseboet-seboet itoe, telah diseboet djoega oleh mantri politie di hadepan Baginda Radja, tiadalah alah pembatja poenja doegaän.

Sabelon membilang lagi apa-apa, Villefort dapat hat dengan terkoenjoeng-koenjoeng saorang lelaki ang telah ada berdiri di pintoe kamar.

— »Hola!" kata orang itoe: »apa di Marseille ada kabiasaän aken anak biarken bapanja berdiri loewar pintoe?"

»Ajahkoe!" kata Villefort: »kaloe bagitoe, njatlah tida salah doegaänkoe, hahoewa kaoe djoe, jang telah diseboet orang."

»Kaloe bagitoe," kata si ajah sambil taro toen; kat di satoe podjok dan taro topi di satoe kors »biarlah akoe berkata, anakkoe, bahoewa tida bagoe kalakoeänmoe, kaloe kaoe biarken akoe menoenggoe bagitoe roepa."

»Pergilah kaoe kaloewar, Germain!" kata Villefort kapada boedjangnja.

Boedjang itoe lantas berdjalan pergi deng sangat merasa heran.


__________