Graaf de Monte-Cristo/Bab 16
XV
SATOE POEDJONGGO BANGSA ITALIE
Dantes lantas peloek badannja itoe sobat jang baroe datang, dan tarik dia itoe ka depan djendela, soepaja boleh dapat melihat tegas pada roepanja.
Orang itoe saorang lelaki jang berbadan ketjil: ramboetnja soedah beroeban, lebih banjak dengan lantaran kadoekaiin, dari pada dengan lantaran oemoer, matanja orang ini bersorot tadjam dan ada tertawoeng dengan alis besar jang soedah beroeban djoega, sedang djenggot pandjang jang masih hitam, ada menoetoepi dada. Moekanja ada koeroes dan kisoet-kisoet, dan potongannja moeka itoe ada kalihatan seperti moekanja orang jang lebih biasa goenaken pikiran dari pada menggoenaken kaki-tangan. Lain dari itoe ia ada kalihatan seperti soedah beroemoer lebih dari lima poeloeh lima, maskipoen kakoewatannja dan gerak-geraknja ada terbitken doegain, bahoewa ia belon ada bagitoe toewa.
Bagian 4
1
2
Ia dengari dengan senang omongannja Dantes jang berkata-kata aken njataken kagirangan, dan, ia membilang trima kasih aken kalakoeannja Dantes kapadanja.
»Biarlah sekarang kita melihat-lihat, kaloe-kaloe ada .barang apa-apa jang boleh dipake toetoepi akoe poenja lobang,” kata orang toewa itoe: »soe- paja tida nanti terlihat oleh cipier: kerna kaloe cipier dapat taoe adanja lobang ini, tantoelah kita berdoewa mendapat banjak soesah.”
Sahabis bilang bagitoe, lantas sadja orang toewa itoe mengambil itoe batoe besar jang telah dibongkar oleh Dantes, dan taro itoe di moeloet lobang jang baroe tergali. Njatalah orang itoe masih bertenaga besar, kerna maski batoe itoe tida enteng, "dapat diangkat dengan gampang olehnja.
»Banjak pasir-kapoer jang masih lengket di ini batoe,” kata orang toewa itoe kapada Dantes: 'apa kaoe bongkor dia tida dengan pake pekakas?"
»Apa kaoe telah menggali dengan pake pekakas?" kata Dantes dengan merasa heran.
— ja, kerna akoe sendiri soedah bikin itoe: lain dari kampak, akoe ada poenja segala pekakas jang akoe perloe: pahat, kakatoewa dan pendjoegil.”
— »Bagitoe? Akoe ingin sekali melihat barang-barang itoe, jang tantoe sekali telah terbikin dengan kasabaran teramat besar,”
3
Si toewa lantas kaloewarken sapotong besi tadjam jang bergagang kajoe, sambil berkata pada Dantes »Di sini ada pahatkoe!"
»Dengan besi apatah kaoe membikin itoe?” kata Dantes.
—"Dengan satoe besi pengantjing jang: akoe lolosken dari bale pembaringankoe. Dengan pekakas inilah akoe soedah bikin itoe djalanan aken datang di sini: ampir limapoeloeh kaki pandjangnja djalanan itoe.”
— “Limapoeloeh kaki!"
— “Ja, tapi mengomonglah dengan perlahan, sobat! Sering kali orang memasang koeping di pintoe kamarnja orang-orang toetoepan.”"
— "0rang taoe, jang akoe ada sendirian sadja.”
— "Kendati bagitoe.”
— »Kaoe bilang soedah menggali limapoeloeh kaki aken sampe di sini?”
— “Ja: ampir sabagitoe djaoehnja kamarmoe ini berenggang dari kamarkoe. Lobang jang tergali olehkoe itoe, ada membelot, dan-sekarang njatalah salah belotnja: akoe soedah menggali di sapandjang gang di depan pintoe kamar ini, sedang akoe misti memotong gang itoe. Seperti akoe telah bilang, akoe ada sangka telah sampe pada tembok jang paling loewar, hingga akoe boleh boewang diri ka dalam laoet. Sekarang njatalah kerdjainkoe soedah djadi sia-sia: kerna itoe gang di depan pintoe ini ada meneroes pala satoe pelataran, di mana ada banjak pengawal." 4
—»Betoel sekali: tapi itoe gang melainkan meliwat di satoe samping dari kamarkoe ini, jang ada ampat sampingnja."
—»Ja, tapi satoe dari pada itoe batoe karang adanja; doewa poeloeh orang dengan pake segala pekakas, misti pake tempo sapoeloeh tahon boewat lobangi ini batoe karang; ini samping jang satoe lagi, ada djadi djoega galoernja roemah Gouverneur : kaloe kita lobangi tembok ini, kita nanti datang di dalem Gouverneur poenja kamar minoeman jang ada di dalam tanah, dan tantoelah kita nanti kadapatan oleh hamba-hambanja, Ini samping jang satoe lagi . .. .. , ja. ka mana kita menemboes, saände kita gasir tembok ini?".
Habis bilang bagitoe, lantas sadja si toewa itoe kisarken medja sampe ka bawahnja lobang angin.
»Naiklah di medja ini !" katanja pada Dantes. Dantes taoe apa maksoednja itoe orang toewa, maka lantas sadja ia naik ka medja itoesenderken badan kapada tembok, laloe peloek tangan, soepaja, tangannja itoe boleh diïndjak oleh si toewa. jang lantas djoega mandjat ka poendaknja Dantes dan berdiri di sitoe, sambil mengintip ka loewar dari itoe djendeJa atawa lobang-angin jang pake djari-djari besi.
Sigra djoega si toewa itoe oendoerken kapalanja dengan tjepat dan Jantas toeroen dari badannja Dantes, dan teroes djoega toeroen ka tanaj.
»Tida !lalah, doegaänkoe!" katanja itoe: ›di
5
loewarnja samping ini ada galderi jang paling loewar, di mana soldadoe-soldadoe ada berdjalan-djalan dan mengawal."
—,Apa kaoe taoe itoe dengan tantoe?"
—,Akoe dapat lihat topinja satoe soldadoe dan sabagian dari sinapannja ; akoe soedah moendoer dengan tjepat, sebab takoet kalihatan. "
—,Habis, apalah sekarang kita misti perboewat?".
—,"Njatalah tida boleh kita kaboer dari kamarmoe ini".
—»Habis?"
—»Toenggoe sadja takdirnja Allah!"
Sedang berkata bagitoe, orang toewa itoe ada kalihatan seperti orang poetoes harapan.
Dantes memandang dengan heran pada itoe orang toewa jang soedah bekerdja lama dengan banjak soesah dan sabar, tapi tida mendapat apa jang telah dibarap olehnja Komoedian Dantes berkata pada orang itoe:
»Apa sekarang kaoe maoe bilang padakoe, kaoe ini si apa?"
»Ja," sahoet orang toewa itoe : »kaloe kaoe ingin djóega taoe namakoe. sedang sekarang ini akoe tida bisa berboewat satoe apa aken goenamoe."
—»Kaoe boleh hiboeri hatikoe dan tegoehken hatikoe; kaoe ini poen ada kalihatan koewat di antara orang-orang jang koewat."
Orang toewa itoe tersenjoem, laloe berkata:
»Akoe ini pandita Faria, dan tertoetoèp di ini 6
benteng d'If sadari tahon 1811; lebih doeloe akoe telah tertoetoep tiga lahon di dalam benteng Fenestrelles. Di tahon 1811 orang pindahken akoe dari sana ka sini. Di itoe tempo akoe ada dengar, bahoewa Napoleon jang beroentoeng amat bagoes, ada dapat satoe anak lelaki, dan ini anak jang masih merah, diangkat djadi radja Roem. Akoe tida sekali sangka, jang pada ampat tahon komoedian Napoleon jang besar itoe boleh terdjatoh, sabagimaua kaoe telah bilang padakoe, Siapalah sekarang jang bertachta di Frankrijk? Napoleon
kadoewa ?"
—»Boekan. hanja Lodewijk ka delapanbelas."
—»Lodewijk XVIII, soedaranja Lodewijk XVII! Adjaiblah amat djalannja Allah! Apatah djoega maksoednja Toehan, maka Ia djatohken orang, jang Ia telah agoengken, dan agoengken itoe orang jang ia telah djatohken! —Ja, banjak roepa perkara boleh terdjadi di doenja ini, dan kaoe ini, oleh kerna masih moeda, kaoe nanti dapat lihat lagi banjak perkara heran."
—»Ja, tapi kaloe akoe terlepas dari toetoepan ini.'
—»O, benar sekali! kita orang ini ada tertoetoep! Sering kali akoe loepa, jang dirikoe ini ada terpandjara; itoelah terdjadi dari sebab beringat sama perkara-perkara jang ada di loewar."
—»Mengapatah orang pendjaraken kaoe ini '?"
—»Sebab di tahon 1807 akoe soedah berlakoe aken terbitken satoe perkara besar,jang pada komoe-
7
dian hari, jaitoe di tahon 1815, Napoleon sendiri hendak tjoba djoega terbitken. Itoe tanah Italië jang besar, ada antjoer terpetjah ka dalam karadjaän-karadjaän ketjil jang lemah, dan akoe soedah kapingin hilangken karadjaän-karadjaan itoe, soepaja Italië mendjadi satoe karadjaän besar jang tegoeh ; akoe kira, soedah dapatken satoe radja jang boleh disamaken dengan Cesar Borgia, tapi radja : ini dengari bitjarakoe, soepaja bisa menjilakaï akoe. Sekarang njatalah, jang Italië tida bisa mendjadi satoe karadjaan, hingga Napoleon djoega tida bisa djadiken itoe. Tida lain sebabnja, hanja sebab Italië ada terkoetoek."
Habis berkata bagitoe, pandita itoe lantas toendoek salakoe orang jang lelah.
Dantes merasa heran dan tida bisa mengarti, mengapa ada orang maoe berboewat perkara bagitoe, sedang perkara itoe boleh djadi mendatangken katjilakaän besar.
—»Boekankah kaoe inni, jang disangka ada sakit oleh sekalian orang di ini benteng d'If? kata Dantes pada pandita itoe.
—»Kaoe maoe bilang: jang dikataken ada sakit gila, boekan ?" sahoet itoe pandita,
—»Akoe tida berani bilang bagitoe," sahoet Dantes dengan tersenjoem.
—»Ja," kata poela Faria : ,ja, akoe inilah jang dikataken gila, dan soedah lama sering kali ditertawaï orang." Dantes berdiam dengan merasa heran Komoedian ia berkata:
»Apa sekarang kaoe tida niatan lagi, aken kaboer dari sini?"
— »Akoe rasa, perkaraitoe tida nanti bisa terdjadi. Kita djadi membantah pada kahendak Allah, kaloe kita maoe djoega perboewat, apa jang Allah tida soekaï."
— »Mengapatah kaoe berhati bagitoe ketjil'? Kaoe meminta terlaloe banjak kapada Allah, kaloe kaoe maoe lantas sadja mendapat apa jang kaoe ingin di dalam perboewatanmoe jang perlama kali. Apa kaoe tida boleh moelai kerdja kombali di samping ini, sabagimana kaoe soedah berboewat di samping itoe?"
— »He, apa kaoe taoe, bagimana akoe soedah misti bekerdja, maka kaoe bisa bitjara dengan gampang aken akoe moelai kerdja kombali? Apa kaoe taoe, jang akoe soedah misti pake tempo ampat tahon boewat bikin pekakas-pekakas jang sekarang ada padakoe? Apa kaoe taoe, jang akoe soedah pake doewa tahon aken korek-korek dan tjakar-tjakar tanah jang keras seperti batoe? Apa kaoe taoe, jang akoe soedah misti mengangkat batoe-batoe besar, sabagimana jang doeloe hari akoe tida taksiran boewat angkat?"
Dantes tinggal tertjenggang dengan memandang pada itoe pandita
— »Lama sekali akoe misti bekerdja dengan soesah," kata poela pandita itoe: :,dan sering akoe merasa senang sekali, kaloe di waktoe sore akoe dapat koempoelken sadjoempoet pasir-kapoer, jang akoe dapat goegoerken di antero hari dari pada tembok jang keras seperti batoe. Boewat oempatken sekalian goegoeran tembok dan tanah, akoe soedah misti membikin lobang di lain tembok di bawahnja soewatoe tangga, di mana ada tampat kosong jang tertoetoep rapat; di tampat kosong itoelah akoe semboeniken sekalian barang goegoeran, dan sekarang tampat itoe soedah djadi penoeh sekali. Sedang akoe ada kira, jang kerdjaänkoe soedah sampe pada achirnja, akoe tida dapat maksoedkoe, hanja djadi poetoes harapan. O! tidalah akoe nanti maoe herboewat apa-apa lagi aken lepasken dirikoe ini, kerna Allah tida maoe akoe ini terlepas dari pandjara.
Edmoud Dantes toendoekken kapala sendiri, soepaja tida kalihatan oleh itoe pandita, jang ia tida bisa toeroet merasa doeka; kerna di itoe waktoe ia ada merasa girang sekali, oleh kerna mendapat teman di dalam toetoepan.
Pandita Faria berdoedoek di bale pembaringan ; Edmond tinggal berdiri.
Belon sekali Edmond itoe taoe ada poenja niatan aken minggat. Di doenia ini poen ada banjak perkara jang kalihaten seperti tida boleh terdjadi, hingga tida segala orang bisa beringat aken tjoba perboewat itoe. Tjobalah ingat, apa jang telah
Bagian 4.2
diperboewat oleh itoe pandita! Ia gali di dalam tanah satoeIlobang atawa gang jang lima poeloeh kaki pandjangnja, dan aken gali itoe, ia soedah misti pake tempo doewa tahon lebih. Apatah jang diharap oleh pandita itoe? Inilah: kaloe tida dapat sangkoetan satoe apa, ia nanti sampe ka bibirnja gawir jang lima poeloeh. anem poeloeh, atawa brangkali djoega lebih dari saratoes kaki dalamnja; djika beroentoeng tida sampe kalihaten oleh soldadoe pengawal jang bersendjata dengan sinapan, ia nanti melompat ka itoe gawir jang dalam, dan djika slamat tida terbentoer pada batoe-batoe karang jang menjondol. ia nanti djatoh ka dalam laoet dan misti berenang sakira-kira satoe djam aken sampe ka satoe poelo.
Itoelah satoe perkara jang terlaloe berat.
Tapi sekarang ini, oleh kerna soedah melihat saorang toewa maoe membela diri, hingga soedah perboewat kerdjaän bagitoe roepa, Dantes lantas moelai berpikir aken tjoba kamampoean diri sendiri. Saorang toewa soedah perboewat, apa jang ia (Dantes) tida sekali dapat ingat. Saorang jang koerang koewat dan koerang pesat, soedah bikin dengan sabar segala pekakas jang ia perloe. Apa Dantes nanti kalah sama saorang toewa, sedang ia sendjri masih moeda dan berbadan koewat? Kaloe pandita Faria itoe sóedah gali lobang limapoeloeh kaki, Dantes maoe gali saratoes kaki; kaloe pandita itoe, jang sóedah beroemoer limapoeloeh tahon, soedah pake tiga tahon aken menggali lobang. Dantes jang belon beroemoer doewapoeloeh anem tahon, nanti pake doewa kali tiga tahon aken menggali. Faria, satoe poedjonggo, satoe pandita, tiada takoet aken berenang di laoet dari benteng d'If ka poelo Daune atawa lain jang ada di dekatnja itoe; apa Edmond Dantes, orang pelajaran jang telah ternama pande berenang dan seloeloep, nanti megeri aken berenang satoe djam atawa lebih? Apa jang lain orang soedah perboewat, Dantes poen maoe perboewat! Soedah berpikir sakoetika lamanja, Dadtes berkata pada Faria:
»Akoe soedah dapatken apa jang kaoe tjari."
»Apa?! sahoet Faria dengan kaget : »Kaoe ini dapatken, apa jang akoe tjari? Bitjaralah, kasih akoe dengar apa jang kaoe ingat."
— »Itoe gang jang kaoe soedah gali di dalam tanah, ada ampir rata tingginja sama pelataran jang paling loewar, boekan ?"
— »Ja"
— »Djaoehnja gang itoe dari pada itoe pelataran melinken ada bebrapa belas kaki sadja, boekan ?"
— »Ja, paling djaoehnja poen limabelas kaki."
Dantes berdiam sasaät, laloe berkata:
— »Kaloe begitoe, biarlah kita gali satoe djalanan: moelai dari tengahnja itoe gang, biar gang itoe djadi bertjabang sampe pada betoelan galderi depan. Kita-orang kaloewar di tempat itoe,boenoeh sekalian pengawal, dan teroes kaboer. Boewat lakoekan niatan ini, kita misti berhati brani; kaoe boekan orang penakoet, sedang kakoewatan tida koerang padakoe. Kaoe ada kasabaran: akoe poen maoe oendjoek kasabarankoe."
»Nanti doeloe, sobat!" kata si pandita: kaoe ini tida taoe, kabranian matjam apa jang ada padakoe, dan tjara bagimana akoe goenaken itoe Betoel soedah akoe njataken, jang akoe bisa bekerdja dengan sabar sekali; aken tetapi, sobat! pada masa itoe akoe merasa maoe bantah kahendak Allah, dari sebab akoe terkoeroeng di dalam pandjara dengan tida ada ampoenja salah."
— » Baik: aken tetapi, apa sekarang ini perkaramoe telah berobah? apa kaoe telah djadi bersalah. sadari kaoe soedah bertemoe kapadakoe, hm?"
— »Tida, tapi djoega akoe tida maoe djadi bersalah. Sampe di ini tempo akoe melainken membongkar tanah dan batoe, tapi kaoe ini maoeadjak akoe membongkar djiwa dari badannja manoesia. Akoe soedah bisa lobangi tembok dan tanah, tapi tidalah akoe nanti maoe lobangi dadanja orang dan binasaken kahidoepannja orang."
Dantes merasa heran sekali, laloe berkata:
»Bagimanatah kaoe nanti bisa terlepas, kaloe kaoe maoe beringat sama perkara bagitoe?"
»Tapi," sahoet Faria: "mengapatah kaoe sendiri tida remoekken kapalanja cipier dongan kaki medjamoe ini, laloe kaoe pake-pakeannja dan berangkat lari?"
— »Tida lain sebab, hanja sebab akoe tida dápat ingat aken berboewat bagitoe."
— »Kaoe tida soeka sama perkara dosa; itoelah sebabnja, maka kaoe tida dapat ingatan boewat itoe perkara. Satoe matjam, jang memang misti toempahken darah boewat mendapat makanannja, ia soeka berboewat demikian, kaloe sadja ia membaoe lain binatang jang boleh dimakan olehnja; tapi manoesia tida soeka melihat darah. Boekanlah perintah manoesia melarangken orang memboenoeh orang, hanja firman Allah, jang memang ada di dalam hati manoesia "
Dantes berdiam dengan tertjenggang: ia merasa, jang sekalian omong pandita itoe benar sekali.
»Salama akoe tertoetoep." kata poela Faria: »akoe soedah beringat-ingat pada segala orang jang telah tjoba minggat dari dalam pandjara. Dari antara orang-orang jang minggat sambil membinasaken orang, ada sedikit sadja jang dapatken maksoednja. Orang-orang jang berada dengan perlahan dan goenaken akal jang haloes, dia itoelah jang telah dapat minggat dengan slamat dari dalam pandjeranja. Ada djoega orang-orang jang tiada bersadia doeloe, hanja dengan terkoenjoeng-koenjoeng mendapat djalan jang baik aken berangkat minggat; djalan inilah ada djadi djalan jang paling baik; maka sekarang biarlah kita menoenggoe sadja; kaloe kita mendepat tempo jang baik, kita nanti minggat bersama-sama." »Kaoe soedah bisa menoenggoe lama." kata Dantes dengan berdoeka: »sebeb sahari-hari kaoe bekerdja, dan dari sebab bagitoe, kaoe tiada merasa kesal; kaloe kaoe tida menggali, datanglah pengarapan jang hiboeri hatimoe."
— »Lain dari menggali tanah, adalah lagi kerdjaänkoe."
— »Kerdjaän apatah itoe?"
— »Akoe menoelis "
— »Apa orang kasih padamoe perabot toelis ?"
— »Tida; tapi akoe sendiri bikin itoe."
— »Kaoe bikin kertas, pena dan tinta!"
— »Ja."
Dantes djadi tertjenggang; tapi adalah kalihatan seperti ia tida pertjaja betoel omong paudita itoe; maka Faria lantas barkata padanja:
»Kaloe kaoe datang ka dalam kamarkoe, akoe nanti kasih lihat padamoe, apa jang akoe soedah toelis, jaitoelah satoe atoeran jang boleh dipake aken robahken Italië mendjadi satoe Karadjaän legoeh. Kaloe toelisankoe itoe ditjitak, ia djadi isinja satoe boekoe besar dan tebal."
- »Di barang apatah kaoe menoelis ?'
— »Di doewa kamedja. Akoe soedah dapat akal aken bikin kain mendjadi litjin dan kekar seperti kertas."
— »Apa kaoe ada poenja ilmoe kimia?"
— »Ada djoega sedikit; kerna akoe telah bersobat sama orang-orang jang berilmoe itoe."
— »Tapi boewat kaoe boleh karangken itu atoeran jang kaoe seboet, tidalah oeroeng kaoe misti taoe doeloe banjak perkara jang telah djadi d dalam hal negri. Apa kaoe ada poenja di sini boekoe-boekoe. jang kaoe perloe boewat dapat taoe itoe perkara samoewa ?"
»Di sini tida, sahoet Faria: »tapi di kota Roem akoe ada poenja limariboe kitab. Lantaran doewa kali membatja itoe samoewa, akoe mendepat taoe, bahoewa dengan memilih baik-baik di antara kitab-kitab itoe, orang boleh mendapat segala pengataoean jang haroes ada pada satoe poedjonggo. Akoe telah pilih saratoes limapoeloeh kitab dan pako tempo liga tahon aken membatja kitab-kitab itoe beroelang-oelang, sampe ampir akoe bisa membatja samoewa, sedang kitab-kitab itoe tida ada di dèpankoe."
»Tantoe sekali," kata poela Dantes: »kitab-kitab itoo boekan satoe sadja bahasanja, hingga aken membatja itoe, kaoe misti kenal roepa-roepa bahasa."
— »Akoe kenal lima roepa bahasa, jaitoe bahasa Duitsch, Prasman, Italië, Inggris dan Spanje, sedang bahasa Griek akoe ada kenal djoega sedikit."
— »Tapi kaloe orang tida membri pena padamoe, dengan apatah kaoe toelis itoe atoeran besar jang kaoe seboet tadi?'
— »Akoe soodah bikin pena dengan batok kapalanja ikan: kita poen sering-sering dibri ikan dengan roti. Akoe poenja kerdjaan menoelis ada terbitken kasenangan di dalam hatikoe, hingga sedaug beringat pada perkara-perkara doeloe, akoe loepa sama perkara jang sekarang, dan seung kali akoe tidn merasa ada terpendjara."
—,Tapi tinta, dari mana kaoe dapat itoe?'
—,Di dalam kamarkoe ada satoe lobang djalanan asap, jang sekarang telah dipepat, tapi dari sebab telah terpake lama, adalah banjak sawang-api di dalamnja. Akoe ambil sedikit ini barang jang hitam dan adoek di dalani ajer-anggoer, jang orang bri padakoe di saban hari Minggoe: tjampoeran dari doewa barang itoelah nda djadi akoe poenja tinta. Boewat toelis perkataan-perkataän jang misti dibedaken dengan njata dari pada perkataän jang lain-lain, akoe loekai tangankoe dan goenaken darahkoe seperti tinta merah."
- »Kapanlah akoe nanti dapat lihat samoewa itoe ?"
- -Kapan sadja kaoe maoe.'
- , Kaloe bagitoe, biarlah akoe melihat itoe sekarang djoega."
- Marilah toeroet padakoe ."
Sambil berkata bagitoe, Faria toeroen ka dalam lobang, dan Dantes lantas mengikoeti padanja ,