53693Graaf de Monte-Cristo — Bab 17Alexandre Dumas

​​​​

XVII.

PENDJARANJA PANDITA.


Sasoodahnja berdjalan dengan berbongkok di dalam gang gelap di dalam tanah, Dantes sampe ka dalam kamar Faria. Moelot itoe gang di kamar ini ada ketjil sekali, ampir tida sampe besarnja boewat orang meliwat dengan merangkang. Kamar ini ada berdasar batoe ; Faria soedah bongkar satoe batoe itoe di podjok jang gelap, dan gali di tampat itoe satoe lobang jang sekarang telah menemboes ka kamarnja Dantes.

Satelah Dantes soeduh naik duri lobang dan berdiri di itoe kamar, Faria lantas berkata:

»Bagoes ! sekarang i ni baroe poekoel 12 ¼ , kitaorang ada poenja tempo bebrapa djam aken berdiam sama-sama di sini."

Dantes melihat koeliling aken dapatken lontjeng tapi tiada ia dapat melihat itoe,

Faria menoendjoek kapada tembok, sambil berkata pada Dantes :

BAGIAN 4.

vel.3.

Lihatlah pada sinar mata-hari di ini tembok. Dengan goenaken ini sinar dan dengan mengadaken goerat-goerat di ini tembok, akoe ada poenja lontjeng jang baik sekali, aken akoe dapat taoe adanja waktoe."

Dantes memoedji di dalam hati aken akalnja si pandita. Komoedian ia berkata:

»Akoe ingin sekali lihat segala barang bikinanmoe."

Faria djoegil satoe batoe dengan pahat jang ada padanja, laloe angkat batoe itoe. Di bawahnja itoe batoe ada satoe lobang: di sitoelah pandita itoe simpan barang-barangnja

»Apatah jang kaoe kaoe ingin lihat lebih doeloe?" kata si toewa itoe pada Dantes.

»Brilah akoe lihat lebih doeloe kaoe poenja karangan jang toetoerken hal mendiriken karadjaän Italië," sahoet Dantes.

Faria lantas mengaloewarken dari itoe lobang bebrapa goeloengan dari lembar-lembaran kain; sasoewatoe lembar kain itoe ada sakira-kira ampat duim lebarnja dan delapanbelas duim pandjangnja. Masing-masing lembar ada dinomori dan ada ditoelisi dengan soerat haloes sekali di dalam bahasa Italië, satoe bahasa jang Dantes kenal.

»Inilah dia karangankoe," kata Faria: »belon ada delapan hari lamanja akoe telah toelisken perkataän »tamat" di lembaran jang kasaratees anempoeloehdelapan. Doewa kamedja dan sekalian sapoetangankoe akoe soedah goenaken aken toelis karangan ini; kaloe akoe terlepas dari pandjara dan dapatken di Italië: satoe toekang tjitak jang maoe tjitak karangan ini, tantoe sekali namakoe nanti djadi termashoer."

»Ja." kata Dantes: »tantoe sekali namamoe nanti djadi termashoer. Tapi biarlah kaoe kasih akoe lihat itoe pena, jang telah dipake olehmoe aken menoelis ini."

»Inilah dia!" kata Faria sambil kasih lihat sapotong kajoe ketjil jang oedjoengnja diïkati satoe pena, terbikln dengan batok kapala ikan Dantes awasi itoe, laloe melihat ka sana-sini, salakoe maoe tjari di mana adanja piso, jang telah dipake membikin itoe peaa.

»Ha !" kata Faria: »kaoe tjari piso, ja? Itoelah satoe barang jang akoe soedah bikin dengan soesah sekali; akoe bikin dia dengan sapotong besi bekas kaki dian."

Piso itoe ada tadjam sekali dan boleh dipergoenaken djoega seperti badi. Dantes awasi itoe dengan merasa heran, sabagimana doeloe ia soedah Iihat di Marseille bebrapa roepa barang boewatannja bangsa liar, boemi-poetra dari poelo-poelo di Laoetan-Tedoeh. Komoedian ia berkata:

»Akoe tida mengarti, bagimana kaoe soedah bisa bekerdja bagitoe banjak. Sekalian barang ini poentelah terbikin dengan banjak kasoekaran." — »Akoe bekerdja pada waktoe siang dan malam.”

— »Pada waktoe malam djoega? Apa kaoe bisa melihat di tampat gelap, seperti koetjing ?”

— »Tida; tapi Allah membri akal kapada manoesia boewat menoeloeng pada diri sendiri: kaloe bekerdja di waktoe malam, akoe pasang palita.”

— »Dari mana kaoe dapat minjak ?”

— »Daging jang orang kasih padakoe, akoe pisahken gemoeknja, dan dari gemoek ini akoe mendapat minjak, kaloe akoe “panasi dia dengan api,”

— »Dari mana kaoe dapat api?”

— »Lihatlah di sini ada batoe karas dan kakainan jang angoes. Kaloe akoe ketok batoe ini dengan sapotong besi, sigralah djoega ia mengaloewarken api jang lantas terpegang oleh ini kain jang angoes.”

— »Boewat dapat api menjalah, kaoe toch misti ada poenja lain barang ?”

— »Dengan melaga ada poenja penjakit di koelit, akoe meminta tjorok, dan orang bri itoe padakoe."

Dantes berdiam dengan toendoek, memikiri koewatnja hati Faria aken dapatken kahendak diri sendiri.

»Ada lagi lain barang jang akoe soedah perboewat,” kata Faria, dan sahabis bilang begitoe, ja lantas toetoepi itoe lobang di tanah dengan batoe penoetoepnja, laloe ja bongkar lagi satoe batoe jang menoetoep lain lobang. Dari dalam lobang ini ja, keloewarken satoe tangga jang terbikin dengan tambang: pandjangnja ada ampir tiga poeloeh elo.

»Siapatah telah membri tambang padamoe aken kaoe bikin tangga ini?” kata Dantes.

»Akoe soedah bikin ini di tempo doeloe,” kata Faria: »lebih doeloe akoe bikin tambang dengan bebrapa kemedja, laloe dengan kain alasan pembaringan, jang akoe sowek pinggirnja sedikit-sedikit di dalam tempo tiga tahon, jaitoe salama akoe ada tertoetoep di Fenestrelles. Tempo orang pindahken akoe ka sini, akoe soedah bisa oempatken sekalian tambang bikinankoe, dan di dalam pandjara ini akoe teroesken kerdjaankoe, sabagimana di Fenestrelles.”

»Tapi," kata poela Dantes: sapa orang tida lihat, jang kaoe poenja kain alasan tida ada pinggirannja jang terdjait?"

»Tida,” sahoet Faria: »kerna tiap kali akoe/sowek pinggirannja kain itoe, akoe lantas djait kombali."

— “Dengan apa kaoe mendjait?”

— »Dengan ini djaroem.”

Sambil bilang bagitoe, pandita itoe kasih lihat satoe doeri ikan jang haloes dan pandjang.

»Ja," kata poela si pandita: »lebih doeloe akoe telah berniat aken roesakken ini djari-djari besi jang ada pada ini djendela, soepaja akoe boleh berdjalan minggat dari djendela ini, jang ada lebih besar dari djendela di kamarmoe: tapi komoedian akoe lantas dapat taoe, bahoewa djendela ini menemboes pada pelataran, maka akoe boewangkenlah niatankoe itoe. Tapi tangga ini akoe simpan baik-baik, aken dipergoenaken pada waktoe jang bagoes, jaitoe pada waktoe dapat djalan aken berangkat minggat, sabagimana tadi akoe telah bilang padamoe.'

Dantes memandang pada itoe tangga tali, tapi pikirannja ada beringat pada lain perkara. Ja beringat, bahoewa brangkali djoega ini pandita jang amat pintar dan banjak pengatoean, nanti bisa dapatken rasia apa-apa di dalam ia (Dantes) ampoenja perkara jang gaib.

»Akoe rasa, kaoe ada berpikir," kata Faria pada Dantes: »apatah jang dipikiri olehmoe?"

»Akoe ada beringat pada doewa perkara: pertama pada kaoe poenja kapintaran jang kaoe telah goenaken aken dapatken kalreudak hati; apatah nanti soedah diperboewat olehmoe, kaloe kaoe tida terpandjara?"

— »Saände akoe tida terpendjara, boleh djadi djoega akoe tida berboewat apa-apa dengan geenaken pikirankoe. Orang mauoesia poen misti ada di dalam soesah, baroelah ia goenaken pikirannja aken perboewat apa-apa."

— »O, kaoe ini ada beroentoeng, oleh kerna berboedi besar."

— »Baroesan kaoe bilang, kaoe ada beringat pada doewa perkara ?"

— »Ja."

— »Tapi baroe satoe sadja kaoe kataken padakoe; apatah adanja perkara jang kadoewa?"

— »Kadoewa, akoe ingat, bahoewa kaoe telah tjeritaken hikajatmoe, tapi kaoe belon taoe hal dirikoe ini."

— »Kaoe belon hidoep lama, sobat ! sebab itoelah tantoe djoega belon ada perkara besar di dalam kahidoepanmoe.'

— »Kahidoepankoe ada berisi katjilakaän besar sekali, sedang akoe tida haroes mendapat katjilakaän itoe; sekarang ini, soepaja djangnn akoe tjomeli Allah, sabagimana jang telah soedah, akoe ingin membalas sakit pada manoesia,"

— »Kaloe bagitoe, kaoe ada merasa tida bersalah di dalam perkara jang ditoedoehken kapadamoe."

— »Ja, betoel bagitoe; akoe bersoempah demi kapalanja ajahkoe dan Mercedes, doewa orang jang akoe tjintai di doenia ini, akoe tida sekali ada ampoenja salah."

— »Tjeritakenlah hikajatmoe."

Sambil bilang bagitoe, Faria toetoep itoe lobang jang djadi tampat barang-barang, laloe ia berdoedoek di bale pembaringen.

Dantes lantas moelai tjerita dengan toetoerken ia poenja pelajaran ka Hindia dan ka Levant; komoedian ia toetoerken pelajarannja jang paling belakang, di mana kapitein Le Clëre meninggal doenia, laloe ia toetoerken hal ia membawa soerat kapada Groot-Maarschalk, jang lantas djoega titahken ia membawa soerat kapada toewan Noirtier achir-achirnja toetoerken hal ia sampe di Marseille” hal ia datang pada ajahnja. hal katjintaannja pada Mercedes, hal ia bikin pesta toendangan, dan hal ia ditangkap, laloe diperiksa dan ditahan di dalam toetoepan di kantoor Justitie, sampe ia dipindahken ka dalam toetoepan di benteng d'If.

Sasoedahnja habis Dantes itoe tjerita, Faria tinggal berdiam sakoetika lamanja, laloe ia berkata:

»Djikaloe tida ada ingatan djahat jang terbit dari tabeat jang djelek, orang manoesia tida soeka berboewat djahat. Sedang bagitoe, lain dari pada ada ampoenja kaperloean, orang manoesia ada ampoenja kaingiuan jang tida halal: doewa perkara ini sering kali padamken sataoe hati dan terbitken napsoe aken berboewat salah. Maka kaloe kita maoe taoe, siapa ada bersalah, kita misti tjari taoe doeloe, siapa ada dapat atawa boleh dapat kaoentoengan di dalam perkara djelek jang telah terdjadi. — Siapa nanti mendapat kaoentoengan, kaloe kaoe ini djadi binasa?"

»Saja rasa,” sahoet Dantes: »saorang poen tida mendapat kaoentoengan di dalam kabinasaankoe. Akoe ini poen boekan saorang besar, hanja saorang jang berdaradjat rendah sekali.”

» Djangan kaoe menjahoet bagitoe." kata Faria: »ponja hoetan bagitoe roepa haroes dibilang telah dikaloewarken tida dengan dipikir doeloe. Sasoewatoe orang, baik jang berlaradjat rendah, baik jang berdaradjat tinggi, ada ampoenja banjak kainginan hati. Maka biarlah sekarang kita bertoetoer dengan perlahan dari hal kaoe. — Sabagimana kaoe telan tjerita, kaoe ini bakal djadi kapitein di kapal Pharao, boekan?”

»Ja,” sahoet Dantes.

— »Djoega kaoe maoe kawin sama satoe nona jang eilok:”

— »Ja."

— »Apa tiada orang, jang tida soeka kaoe djadi kapitein kapal Pharao? Apa tiada orang, jang tida soeka kaoe ini menikah pada Mercedes? Sahoetilah doeloe pertanjaankoe jang pertama: kerna segala hal jang teratoer beres, ada menoentoen pada achir jang bagoes. — Apa tiada orang, jang tida soeka kaoe djadi kapitein kapal Pharao?”

— »Tida ada, akoe poen ala tertjinta oleh sekalian orang kapal Pharao. Sainde itoe matroos-matroos boleh memilih kapitein, tantos sekali ia-orang memilih kaoe. Melinken saorang sadja ada ampoenja lantaran aken membentji kapadakoe: akoe soedah taoe berbantah sama dia itoe, dan akoe tangtangi dia bekalahi, tapi ia tida maoe meladeni.”

— ,,Tah! Siapa namanja orang itoe?"

— »Danglars."

“— Dia djadi apa di kapal?”


BAGIAN 4

4

doenia, laloe ia toetoerken hal ia membawa soerat

kapada Groot-Maarschalk, jang lantas djoega titahken ia membawa Isoerat kapada toewan Noirtier achir-achirnja toetoerken hal ia sampe di Marseille” hal ia datang pada ajahnja. hal katjintaannja pada Mercedes, hal ia bikin pesta toendangan, dan hal ia ditangkap, laloe diperiksa dan ditahan di dalam toetoepan di kantoor Justitie, sampe ia dipindahken ka dalam toetoepan di benteng d'If.

Sasoedahnja habis Dantes itoe tjerita, Faria tinggal berdiam sakoetika lamanja, laloe ia berkata:

»Djikaloe tida ada ingatan djahat jang terbit dari tabeat jang djelek, orang manoesia tida soeka berboewat djahat. Sedang bagitoe, lain dari pada ada ampoenja kaperloeiin, orang manoesia ada ampoenja kaingiuan jang tida halal: doewa perkara ini sering kali padamken sataoe hati dan terbitken napsoe aken berboewat salah. Maka kaloe kita maoe taoe, siapa ada bersalah, kita"misti tjari taoe doeloe, siapa ada dapat atawa boleh dapat kaoentoengan di dalam perkara djelek jang telah terdjadi. — Siapa nanti mendapat kaoentoengan, kaloe kaoe ini djadi binasa?"

»Saja rasa,” sahoct Dantes: »saorang poen tida mendapat kaoentoengan di dalam kabinasaankoe. Akoe ini poen boekan saorang besar, hanja saorang jang berdaradjat rendah sekali.”

» Djangan kaoe menjahoet bagitoe." kata Faria: »ponja hoetan bagitoe roepa haroes dibilang telah dikaloewarken tida dengan dipikir doeloe. Sasoewatoe orang, baik jang berlaradjat rendah, baik jang berdaradjat tinggi, ada ampoenja banjak kainginan hati. Maka biarlah sekarang kita bertoetoer dengan perlahan dari hal kaoe. — Sabagimana kaoe telan tjerita, kaoe ini bakal djadi kapitein di kapal Pharao, boekan?”

»Ja,” sahoet Dantes.

— »Djoega kaoe maoe kawin sama satoe nona jang eilok:”

— »Ja."

— »Apa tiada orang, jang tida soeka kaoe djadi kapitein kapal Pharao? Apa tiada orang, jang tida soeka kaoe ini menikah pada Mercedes? Sahoetilah doeloe pertanjainkoe jang pertama: kerna segala hai jang teratoer beres, ada menoentoen pada achir jaug bagoes. — Apa tiada orang, jang tida soeka kaoe djadi kapitein kapal Pharao?”

— »Tida ada, akoe poen ala tertjinta oleh sekalian orang kapal Pharuo. Sainde itoe matroos-matroos boleh memilih kapitein, tantos sekali ia-orang memilih kaoe. Melinken saorang sadja ada ampoenja lantaran aken membentji kapadakoe: akov soedah taoe berbantah sama dia itoe, dan akoe tangtangi dia bekalahi, tapi ia tida maoe meladeni.”

— Tah! Siapa namanja orang itoe?"

— »Danglars."

“— Dia djadi apa di kapal?”


BAGIAN 4

4

— »Djoeroe-goedang."

— »Kaloe kaoe djadi kapitein, apa kaoe nanti biarken ia tetap di dalam djabatannja itoe"

— »Tida, saande akoe boleh toeroet soekakoe sendiri, kerna akoe ada merasa dapat taoe, jang ia tida berlakoe beresih di dalam pakerdjaannja."

— Baik! Pada tempo kaoe berkata-kata aken pengabisan kali sama kapitein Le Chère, apa ada lain orang beserta kaoe?”

— »Tida, hanja kita-orang ada berdoewa sadja."

— »Apa orang tiada boleh dengari bitjaramoe di itoe waktoe?”

— “Boleh djoega, kerna pintoe kamar tida tertoetoep: malahan ... nanti doeloe.. ja, ja, Danglars ada meliwat di depan pintoe itoe, pada waktoe kapitein Le Cltre kasihken padakoe itoe saboengkoes soerat-soerat boewat Groot-Maarschalk di poelo Elba."

— »Baik; sekarang akoe dapatken sedikit katerangan, Apa tida orang mangikoet padamoe, tempo kaoe naik ka darat di poelo Elba?"

— »Tida."

— »Siapa jang kasih soerat kapamoe di poelo Elba? '

— »Itoe Groot-Maarschalk sendiri."

— »Kaoe lantas taro soerat itoe di mana?”

— »koe simpan itoe di dalam akoe poonja dompet soerat"”

— »Apa kaoe ada membawa-bawa dompet soerat, sedang kaoe djadi orang pelajaran?"

— »Dompet itoe tida ada pada badankoe, tapi ada di dalam kapal.”

— »Kaloe bagitoe, sasoedah datang di kapal, baroelah kaoe masoekken soerat itoe ka dalam itoe dompet?"

— »Ja."

— »Salagi kaoe berdjalan dari Porto Ferrajo ka kapal, soerat itoe ada di mana?"

— »Ada di dalam tangankoe sadja'

— »Kaloe bagitoe, tempo kaoe datang di kapal, segala orang boleh lihat jang kaoe ada membawa soerat?"

— »Ja."

— »Danglars djoega?"

— »Ja, Danglars djoega."

Dengarlah baik-baik dan koempoelken ingatanmoe, Apa kaoe ingat, bagimana boenjinja itoe soerat pengadoetin?”

— »Akoe ingat! akoe poen soedah batja itoe sampe tiga kali, dan sasoewatoe perkataiinnja ada lengket pada ingatankoe."

— »Tjobalah kaoe seboet boenjinja itoe."

Dantes berdiam sakoetika lamanja, laloe ia berkata:

»Bagini boenjinja soerat itoe.” Dan sahahis bilang bagitoe lantas ia seboet boenjinja itoo soerat pengadoean jang teralamat kapada Procureur Radja, sabagimana jang sekalian pembatja telah taoe.

Faria lantas mengangkat poendak, sambil berkata: »Itoelah terang sekali. Kaoe ini ada ampoenja hati moeda dan baik, maka kaoe soedah tida lantas mengarti ini perkara.” »Apa kaoe rasa, Danglars ada bersalah di dalam ini perkara ?" kata Dantes: »O! doerhaka amat dia itoe!"

— »Bagimana matjamnja Danglars poenja toelisan jang biasa ?"

— »Bagoes dan dojong."

— »Toelisan di itoe soerat pengadoean, bagimana matjamnja ?"

— »Toelisan di soerat itoe ada berdiri."

— »Toelisan jang dirobah, atawa diboewat-boewat,ia?"

— »Akoe rasa, boekan; kerna roepanja seperti telah tertoelis dengan tjepat."

— »Nanti doeloe, dan biarlah kaoe lihat akoe menoelis."

Sambil bilang bagitoe, Faria mengsmbil pena, tjeloep itoe di tinta, laloe menoelis dengan tangan kiri di sapotong kain jang telah dibikin kakoe dan litjin. Jang ditoelisken olehnja behrapa derek dari boenjinja itoe itoe soerat pengadoean.

Dantes djadl aangat terkedjoet, tempo melihat toelisan itoe, hingga ia memandang dengan tertjenggang pada Faria. Soedah berlaloe sakoetika. baroe ia berkata :

»Adjaib amat ! bagimanatah maka toelisan ini boleh sama betoel dengan toelisan di itoe soerat dakwaan!"

- »Itoelah ada djadi, dari sebab itoe soerat pengadoean telah ditoelis dengan tangan kiri. Adalah satoe perkara jang akoe taoe dengan pasti."

— »Perkara apa ?"

— »Segala toelisan jang ditoelis dengan tangan kanan, ada berbeda roepanja satoe dari lain; tapi toelisan-toelisan jang tertoelis dengan tangan kiri, ada sama roepanja satoe sama lain."

- »Bagitoe?"

— »Ja. Sekarang biarlah kaoe sahoeti pertanjaänkoe jang kadoewa. Apa ada orang, jang tida soeka kaoe menikah pada Mercedes?"

— »Ada, jaitoe satoe lelaki moeda jang tjinta kapada nona itoe."

— »Namanja lelaki itoe ?"

— »Fernand."

— »Itoelah nama saorang Spanje."

— »Dia bangsa Catalaan."

— »Apa kaoe ada rasa, kaloe-kaloe ini Fernand telah toelis itoe soerat pengadoean?"

— »Akoe rasa. itoe Fernand lebih gampang dapat ingatan aken menikam kapadakoe dari pada aken menoelis soerat itoe."

— »Ja. bagitoe poen memang adatnja orang Spanje : bangsa itoe lebih soeka memboenoeh orang, dari pada goenaken akal boesoek."

— »Djoega Fernand itoe tida laoe adanja itoe perkara-perkara jang terseboet di itoe soerat pengadoean."

— »Kaloe bagitoe, kaoe tida tjeritaken perkara-perkara itoe kapada orang?" ―»Kapada saorang poen tida."

―»Pada Mercedes djoega kaoe tida tjerita?"

―»Tida! padanja itoe poen akoe tida tjerita,"

―»Kaloe bagitoe. njatalah boekan lain orang, hanja Danglars jang telah toelis soerat pengadoean itoe!"

―»Ja! sekarang akoe poen merasa bahoewa tantoe sekali dialah jang toelis itoe."

―»Apa Danglara kenal pada itoe Fernand?"

―»Tida .....tapi. kaloe akoe tida salah ingat.....”

―»Ada apa?”

―»Satoe hari sabelon akoe poenja hari menikah, akoe ada lihat marika berdoewa itoe ada doedoek sama-sama di depan roemah Pamphilius. Danglars ada tertawa sadja dan mengomong dengan memain : Fernand ada poetjat dan berlakoe seperti orang sangat berdoeka."

―»Apa marika ada berdoewa sadja?"

―»Boekan, hanja ada bertiga dengan seorang lelaki jang akoe kenal : brangkali djoega orang ini soedah kasih marika itoe berdoewa berkenalan satoe pada lain : orang ini satoe toekang-pakean bernama Caderousse, dan dia ini di itoe waktoe ada mabok. Nanti .....ai, nanti! ..... O! Allah ! bagimanatah boleh djadi, maka baroe sekarang akoe ingat sama ini? Di atas medja di depan marika itoe ada kertas, pena dan tinta ! ..... 0! di sitoelah! di sitoelah soerat itoe telah tertoelis!"

―»Apa kaoe maoe taoe lagi perkara lain ?" kata Faria dengan tersenjoem.

―»Ja, ja!" sahoet Dantes: »ingatan kaoe ini poen ada tadjam sekali, dan segala perkara ada terang di depan matamoe. Ja, akoe ingin taoe, mengapa orang tida serahken akoe pada pengadilan, mengapa perkarakoe diperiksa satoe kali sadja dan akoe lantas dihoekoem dengan tida ada poetoesen hakim."

»0," kata Faria: »itoelah tida dapat dibilang dengan gampang; perboewatannja hakim-hakim ada gaib sekali, hingga soekarlah kalihatan rasianja. Apa jang baroesan kita telah dapat taoe atas hal doewa moesoehmoe, itoelah perkara gampang; tapi boewat ini perkara jang sekarang kaoe ingin dapat taoe, kaoe misti kasih padakoe katerangan-katerangan jang betoel sekali."

»Biarlah kaoe tanja padakoe, apa jaug kaoe perloe dapat taoe. Soenggoeh, kaoe ini ada melihat di dalam perkarakoe lebih tegas dari pada akoe sendiri."

―»Siapa jang telah periksa perkaramoe? procureur radja, wakilnja, atawa lain hakim?"

―»Wakilnja procureur-radja."

―»Dia itoe soedah toewa atawa masih moeda?"

―»Masih moeda: ia beroemoer doewapoeloeh toedjoeh tahon."

―»Di dalam oemoer sabagitoe, oraug belon djadi boesoek, tapi soedah ingin kabesaran. Bagimana kalakoeännja padamoe?"
— »Lebih patoet diseboet haloes. dari pada diseboet bengis."
— »Apa kaoe tjeritaken sekalian halmoe kapadanja itoe?"
— »Ja."
— »Apa sa'agi ia memeriksa perkaramoe. kalakoeännja ada djadi berobah djoega?"
— »Sakoetika lamanja ia ada kalihatan seperti sangat merasa kaget, jaitoe pada waktoe ia habis mambatja itoe soerat jang akoe trima dari Groot Maarschalk : ia kalihatan seperti sangat berdoeka tjita, dengan lantaran katjilakaänkoe."
— »Berdoeka dengan lantaran katjilakaänmoe?"
— »Ja,"
— »Apa kaoe taoe dengan pasti, jang dia itoe bordoeka dengan lantaran katjilakaänmoe?"
— »Ia ada bri kanjataän besar, jang ia ada kasihan padakoe."
— »Dengan apa ia njataken itoe?"
— »Ia bakar itoe soerat jang boleh djadi lantaran aken orang menoedoeh akoe berboewat salah."
— »Soerat jang mana? Soerat pengadoeän?"
— »Soerat dari Groot-Maarschalk."
— »Apa kaoe taoe dengan pasti, jang ia membakar itoe?"
— »Ia bakar itoe di hadepankoe sendiri."
— »Kaloe bagitoe ada lain perkara; boleh djadi djoega orang itoe sawatoe geladak besar adanja, lebih besar dari jang kaoe sangka."
— »Ach, apatah omongmoe itoe! Kaoe bikin akoe merasa kaget sekali. Apa doenia ini ada penoeh dengan matjan boewaja?"
— »Ja, dan jang berkaki doewa, ada lebih djahat dari pada jang berkaki ampat."
— »Teroeskenlah omongmoe."<be> — »Baik. Tadi kaoe bilang, itoe wakil procureur bakar itoe soerat?"
— »Ja; sembari bakar itoe, ia berkata: Kaoe lihat, melinken ini soerat sadja ada memberati kapadamoe, tapi akoe bakar dia."
— »Perboewatan itoe ada terlaloe moelia, maka tiada haroes ia diseboet perboewatan jang sadjamaknja."
— »Bagitoe kaoe rasa?"
— »Ja, dan dengan tetap sekali. Kapada siapatah soerat itoe misti disampeken?"
— »Kapada toewan Noirtier, di djalanan CoqHéron di kola Parijs."
— »Apa kaoe tida sangka sedikit kaloe-kaloe itoe wakil procureur nanti dapat kaoeutoengan apa-apa saäude itoe soerat dilinjapken?
— »Boleh djadi, jang ia nanti dapat kaoentoengan: kerna doewa atawa tiga kali ia soeroeh akoe djandji padanja, jang akoe tida nanti seboet soerat itoe kapada saorang poen, malah ia minta akoe

BAGIAN 4

vol 5.

bersoempah, jang akoe tida nanti seboet-seboet itoe nama jang tertoelis di alamat itoe soerat."

— »Noirtier namanja itoe orang jang diälamati? Akoe ada kenal saorang bernama bagitoe di karatonnja radja doeloe, jaitoe saorang bernama Noirtier, jang salama ada hoeroe-hara, disehoet djoega Girondin. Siapa namanja itoe wakil -procureur?"
— »De Villefort,"
Faria lantas tertawa keras.
Dantes melihat padanja itoe dengan heran, dan lantas berkata:
»Ada apa?"
»Apa kaoe lihat ini sinar mata-hari di tembok?" sahoet pandita itoe,
―»Ja."
―»Sekarnng perkaramoe soedah djadi terang di hadepankoe, terlebih dari ini sinar jang menerangi. Ach, anakkoe! anakkoe ! Dan itoe wakil procureur ada berlakoe baik kapadamoe?"
―»Ja."
―»Dia soedah bakar itoe soerat hingga moesna, ja?"
―»Ja."
―»Dia soedah sooroeh kaoe bersoempah, jang kaoe tida nanti seboet-seboet namanja Noirtier ja?"
―»Ja."
―»Itoe Noirtier.....ach, anak! kaoe taoe siapa adanja Noirtier itoe?...Dia itoelah bapanja si wakil procureur!"

Kaloe Dantes melihat geledek menjambar pada tanah di hadepannja, dan geledek itoe terbitken satoe lobang jang meneroes ka naraka. Dantes poen tiada nanti kaget seperti di itoe waktoe. Ia lantas berbangkit sambil pegangi kapala sendiri dengan doewa tangan, seperti ada koewatir, jaug kapala itoe nanti meledoek.

»Bapanja ! Bapanja!" kata Dantes itoe.
»Ja, bapanja jang bernama Noirtier de Villefort," sahoet itoe pandita.
Di sitoelah itoe Dantes ada seperti mendapat tjahaja terang di dalam otak: segala perkaranja jang gaib aken dia sendiri, sekarang ini djadi terang sekali. Ia ingat sekalian omongnja, sekalian kalakoeännja toewan de Villefort.
»Ha !" kata Dautes itoe dengan soewara triak, sembari djalan telojongan selakoe orang mabok, laloe teroes ia berlari ka dalam lobang jang menemboes ka kamarnja sendiri, sambil berkata:
»Akoe misti berdiam sendirian. aken berpikir atas hal ini samoewa."
Dan satelah sampe di dalam kamar sendiri, teroes sadja ia rebah di pembaringan,sampe pada waktoe cipier datang bawa makanan sore.
Dantes tinggal berdiam dengan berpikir, dan di itoe waktoe ia dapat satoe niatan jang amat heibat.
Tempo dengar soewara orang, baroelah Dantes itoe mengangkatken kapala, salakoe orang jang terkedjoet, dan lantas djoega ia lihat Faria, jang datang padanja aken adjak ia makan bersama-sama: pandita itoe poen soedah djoega kadatangan cipier jang bawaïu dia makanan. Sebab pandila itoe nda terkenal seperti oraug gila jaug manis, cipier poen berhati moerah kapadanja, hingga ia poenja makanan ada lebih baik dari makauan oewat laiu-lain oraug toetoepan, dan pada saban hari Minggoe ia dapat auggeer sabotol ketjil. Di itoe hari poen sebab hari Minggoe, ia dapat miuoeman itoe, maka ia datang mengoendang teman, jang lantas djoega mengikoet padanja.

Matanja dan ajer-moekanja soedah tida beringas tapi sekarang ia ada kalihatan amat pendiam, salakoe oraug jang telah berniat tetap aken barang soewatoe. Faria memandang sakoetika kapadanja itoe.

»Akoe menjesal, jang akoe soedah batoein kaoe tjari katerangan, dan soedah bilang padamoe, apa jang sekarang kaoe taoe."

»Mengapa kaoe menjesal?" kata Dantes.

— »Kema akoe soedah terbitken di dalem hati. moe soewatoe napsoe, jang doeloe hari tida ada, ja itoelah napsoe aken membalas djahat pada orang.'

Dantes tersenjoem, laloe berkata :

»Biarlah, kita berkata-kata dari lain perkara."

Faria memandang kombali pada moekanja Dantes, laloe gojang kapala, kamoedian ia lantas mengomong dari hal lain.

Pandita Faria itoe bisa sekali mengomong banjak dan omongnja itoe ada penoeh deugan pengadjaran, hingga siapa dengar ia berkata kata dari hal ini atawa itoe, lantaslah djoega djadi merasa soeka kapadanja; djoega ia tiada soeka memoedji diri sendiri, dan tida sekali taoe bitjara dari katjilakaän diri sediri.

»Kaoe misti adjari akoe hal ini atawa itoe dari antara segala pengataoeannme," kata Dantes : »kendatilah djoega aken bilangken kesal. Akoe rasa, kaoe ada lebih soeka berdiam sendirian, dari pada berteman sama saorang seperti akoe ini, jang tida ada poenja ihuoe dan tida ada poenja banjak pengataoean. Kaloe kaoe trima permintaänkoe, maka akoe berdjandjilah padamoe, jang akoe tida nanti bitjara lagi dari hal minggat.'

»Ach, sobatkoe !" sahoet Faria dengan tersenjoem: »pengataoeannja manoesia tida ada sabrapa banjak dan kaloe akoe soedah adjari kaoe ilmoe hitoeng jang tinggi, ilmoe alam, hikajat doenia dan tida atawa ampat bahasa jang akoe kenal, lantas kaoe soedah taoe habis apa jang akoe taoe : brangkali djoega akoe traoesah pake tempo doewa tahon aken adjari kaoe perkara itoe samoewa."

— »Doewa tahon sadja ! Kaoe kira, akoe nanti boleh dapat taoe itu samoewa di dalam tempo doewa tahon sadja ?"

— »Ja, tapi boekan taoe aken goenakeu, hanja taoe halnja sadja. Orang jang taoe, dan orang jang berilmoe, ada lain." — »Biarlah kaoe moelai mengadjar! akoe ingin sekali mendapat pengataoean.”

Doewa orang toetoepan itoe lantas menantoeken, bahoewa di hari esok peladjaran nanti moelai dibriken kapada Dantes, dan apa jang telah ditantoeken itoe, dilakoeken djoega.

Dari sebab (Dantes berotak terang, maka gampanglah ia mengarti aken segala hal jang diadjarken kapadanja, dan dari sebab koewat ingatannja maka di dalam tempo satengah tahon sadja ia soedah moelai bisa bitjara dengan bahasa Syanjol, Inggris dan Duitseh.

Sabagimana ia telah berdjandji pada Faria, ia tida bitjara lagi dari hal minggat: setaoelah dari sebab soeka beladjar, ia djadi loepa sama kamerdikaan diri sendiri, setaoelah dari sebab ia biasa pegang betoel djandjinja, —ia tida merasa kesal seperti doeloe.

Sasoedahnja satoe tahon berlaloe, Dantes itoe boleh dikataken telah'djadi saorang lain.

Sedang bagitoe, Faria ada kalihatan seperti ada berdoeka hati, dan kadoekaannja itoe tambah: menambah. Sering kali ia doedoek berdiam dan kalihatan seperti orang jang berpikir: sering kali ia menarik napas pandjang, berbangkit dengan ter koenjoeng-koenjoeng dan berdjalan moendar-mandir sembari toendoek.

Pada soewatoe hari, sedang moendar-mandir bagiatoe, ia berdiri diam dengan terkoenjoeng-koenjoeng dan berkata sambil menapas:

»O, saande tida ada pengawal!"

»Tida nanti ada pengawal lagi, kaloe sadja kaoe maoe,”" kata Dantes kapadanja itoe.

— »Akoe telah bilang paamoe, akoe tiada maoe memboenoeh orang.” :

— »Aken tetapi pemboenoehan itoe, sainde dilakoeken, boekanlah lain adanja, hanja satoe pemboenoehan aken belain diri sendiri jang terkenaja."

— »Biarpoen bagitoe, akoe trananti bisa lakoeken itoe.”

— »Tapi kaoe toch beringat pada hal itoe?"

— »Ja, akoe ingat salamanja: akoe poen belon taoe loepaken itoe."

—-»Dan kaoe soedah dapatken djoega atoeran jang bagoes, boekan ?”

—»Ja, kaloe sadja orang taro pengawal jang boeta serta toeli di itoe galderi di loewar kamar ini.”

— »Ia nanti djadi boeta dan djadi toeli!”

— »Djangan! o, djangan sekali!"

Dantes maoe bitjara teroas dari perkara itoe, tapi Faria gojang kapala dan tida maoe menjahoet.

Lagi tiga boelan soedah berlaloe.

Pada soewatoe hari Faria berkata pada Dantes: »Apa kaoe bertenaga besar?”

Dantes tida menjahoet, hanja ambil Faria poenja pahat, laloe bengkokken itoe dan lempangken kombali dengan gampang di hadepan Faria, »Apa kaoe maoe berdjandji," kata poela Faria: »bahoewa kaoe tida nanti boenoeh itoe pengawal, kaloe tiada amat terpaksa?”

»Ja," sahoet' Dantes: sakoe berdjandji aken hal itoe demi kahormatankoe."

— »Kaloe bagitoe, kita boleh lakoeken niatan kita.”

— »Misti pake tempo brapa lama, aken kita lakoeken itoe?”

— »Sedikitnja satoe tahon.”

— »Apa sekarang djoega kita boleh moelai kerdja boewat hal itoe?”

— »Boleh sekali.”

— »O! saande di tahon doeloe kita soedah moelai, tantoe sekarang kita soedah terlepas. Satoe tahon telah terhilang!”

— »Apa kaoe rasa, jang kita soedah kahilangan satoe tahon?”

— »Brilah maaf padakoe!"

— »Dengarlah bagimana adanja niatankoe.”

Faria lantas kasih Dantes lihat soewatoe peta, jang menerangken di mana adanja ia poenja dan Dantes poenja kamar, dan itoe gang di dalam tanah jang hoeboengken itoe doewa kamar satoe pada lain. Di tengah gang itoe bakal diadaken djoega satoe gang jang sampe ka hawahnja galderi, di mana soldadoe pengawal biasa djalan-djalan boelak-balik: di bawah galderi itoe nanti diadaken satoe lobang jang dalam, sedang tanah dasarnja galderi itoe nanti dibikin tipis pada betoelan itoe lobang, hingga kaloe di-indjak oleh pengawal, ia nanti lantas ambles, dan pengawal itoe lantas djatoh ka dalam itoe lobang dalam. Pada waktoe pengawal baroe terdjatoh dan belon bisa bergerak, kerna habis terbanting, Dantes nanti lantas menoebroek padanja, ikat tangannja dan soempali moeloetnja dengan kakainan, komoedian Faria dan Dantes nanti lantas berangkat minggat, dengan lantaran naik ka satoe djendela pada temboknja benteng, dan toeroen ka loewar tembok itoe dengan toeloengan tangga-tali.

Satelah Dautes telah mengarti aken niatannja, Faria, ia menepok tangan, dari sehah merasa girang.

Di itoe hari djoega ia berdoewa lantas moelai kerdja dengan radjin dan dengan tida terganggoe: ia-orang mendjaga sadja, soepaja masing-masing ada di dalam kamar sendiri, pada waktoe cipier datang bawa makanan Ia-orang poenja koeping telah djadi terang sekali, hingga salamanja poen ia-orang dapat dengar soewara kakinja cipier jang toeroen dari atas, dan dari sebab bagitoe djadilah salamanja ia-orang bisa borada di masing-masing poenja kamar sendiri, pada tiap kali pintoeuja kamar diboekaken oleh cipier itoe. Tanah jang dikaloewarken oleh marika itoe dari dalam itoe gang jang baroo, ia-orang limparken sedikit-sedikit ka loewar lobang angin jang ada padaia-orang masing-masing poenja kamar. Tanah itoe ada kering, dan digilas

BAGIAN 4.

vol 6.

haloes pada sabelen dilimparken atawa dilaboerken

ka loewar, di mana ia ditrima dan dibawa pergi oleh angin laoet.

Lebih dari satahon marika berdoewa itoe bekerdja sahari-hari aken bikin itoe gang jaug kadoewa. Sambil bekerdja, Faria poen teroes membri pengadjaran ini atawa itoe, atawa menjeritaken hikajatnja bangsa-bangsa atawa hikajatnja orang orang jang termeshoer.

Sasoedah limabelas boelan berlaloe, itoe gang soedah sadia, dan itoe lobang jang dalam di bawahnja galderi poen soedah djoega dibikin. Soewara kakinja pengawal jang berdjalan-djalan di galderi, ada kadengaran tegas oleh itoe doewa orang di dalurn tanah. Kaloe tanah dasarnja galderi itoe dibikin lebih tipis lagi , tantoelah djoega ia nanti ambles, kaloe diïndjak dari atas. Boewat tipisken tanah itoe, Faria dan Dantes maoe toenggoe malam jang gelap, di mana boelan dan bintang. bintang tida terangi boemi.

Pada soewatoe hari, sedang Dantes bekerdja di dalam rtoe gang jang baroe, Faria ada di dalam Dantes poenja kamar, aken tadjami sapotoug besi. Dengan terkoenjoeng-koenjoeng Dantes dengar soewaranja Faria jang triak memanggil kapadanja, dan di itoe waktoe djoega Dantes itoe lantas berlari mengamperi. Faria ada berdiri di tengah kamar, moekanja sangat poetjat, djidatnja tertoetoep dengan keringat, dan tangannja kanan-kiri ada terkepal.

,Ada apa? Kaoe mengapa '?" kata Dantes dengan kaget.

,Mari sigra dan dengarlah omongkoe," kata Faria, sedang bibirnja berwarna poetih dan bibir. matanja berwarna biroe,

»Ada apatah ?" kata poela Dautes.

, Akoe binasa," kata Faria: »penjakitkoe jang amat berat, nanti menerdjang kombali kapadakoe ini. Satoe tahon pada sabelon akoe tertangkap, penjakit itoe telah melanggar djoega padakoe. Aken melawan ini penjakit, melinken ada satoe obat sadja; akoe nanti bri taoe itoe padamoe. Pergilah sigra ka dalam kamarkoe, angkat bole pembaringankoe poenja kaki jang paling dekat pada pintoe; kaki itoe berlobang, dan di dalam lobang itoe ada satoe flesch ketjil berisi ajer warna merah ; bawa itoe ka sini, .... ' ach, djangan traoesah banja biarlah kaoe bawa dirikoe ini ka dalam kamarkoe sendiri, sedang akoe masih bisa djoega bergerak. Siapatah taoe brapa lama akoe nanti tinggal pangsan!"

Dantes ada merasa sangat doeka; tapi sigralah djoega ia bawa pandita itoe masoek ka dalam lobang. Sasampenja ka dalani katnar Faria, ia rebabkeu orang toewa itoe di pembaringen.

,Trima kasih!" kata Faria dengan bergoemetar pada antero badan, seperti ia baroe kaloewar dari ajer amat dingin : . Ja, itoe penjakit melanggar poela padakoe; brangkali akoe nanti berdiam seperti mati, atawa menapas menggap-menggap: brangkali djoega akoe nanti mengaloewarken boedah di moeloet, djadi kakoe dan triak-triak; biarlah kaoe djaga, soepaja triakkoe djangan terdengar oleh orang lain: kerna djika orang taoe jang akoe dapat sakit brangkali djoega orang nanti pindahken akoe ka lain tampat, dan kita-orang djadi terpisah. Kaloe kaoe lihat akoe telah berdiam dan badankoe djadi dingin seperti majit, di itoe waktoelah kaoe misti boekaken moeloetkoe dengan piso, laloe tetesken obat ini delapan atawa sapoeloeh tetes ka dalam moeloetkoe. Kaloe kaoe berboewat bagitoe, brangkalilah akoe nanti sedar kombali."

Dantes merasa amat doeka, olehkerna Faria tida berkata: ,tantoelah," hanja berkatn: ,brangkalilah akoe sedar kombali."

,Toeloeng!" kata Faria di itoe waktoe, dan di itoe waktoe djoega moekanja lnntas berdjengit-djengit, moeloetnja berboesa dan triak-triak, sedang kaki dan tangannja kanan-kiri bergerak-gerak keredjatan. Dengan sigra Dantes toetoepi moeloet Faria itoe dengan selimoet. soepaja triaknja tida terdengat oleh orang di loewar kamar. Doewa djam lamanja orang toewa itoe tinggal pangsan.

Tempo gerak-geraknja badan pandita itoe soedah berdiam dan moekanja soedah djadi poetjat seperti moeknnja majit, Dantes sigra mengambil piso dan korek moeloetnja Faria jang terkantjing keras sekali: sasoedah mendjoegil-djoegil dengan soesah, dapatlah ia boekaken moeloet itoe, jang. lantas djoega ia tétési dengan itoe ajer obat berwarna merah, sapoeloeh tetes banjaknja.

Komoedian Dantes tinggal doedoek menoenggoe. Satoe djam telah berlaloe, tapi Faria masih tinggal pangsan djoega. Achir-achir moeka Faria itoe moelai kalihatan berwarna sedikit merah, laloe matanja djadi terboeka, sedang dadanja moelai bergerak-gerak, sabagimana dada orang menapas.

, Slamat !" kata Dantes dengan perlahan.

Faria belon bisa mengaloewarken soewara, tapi ia mengoendjoek pada pintoe. Dantes pasang koepingnja, laloe dapat dengar soewara kakinja cipier jang medatangi.

Di itoe waktoe ada poekoel anem. dan Dantes soedah tida beringat kapada waktoe. Dengan sigra ia toeroen ka dalam lobang. sambil kisarken batoe pencetoep pada moeloet lobang itoe di saätasan kapala sendiri, dan sigralah djoega ia soedah sampe ka dalam kamarnja.

Sasaat komoedian dari pada itoe, pintoe kamarnja itoe diboekaken oleh cipier jang datang bawa makanan, dan cipier ini dapatken Dantes lagi berdoé doek di bale pembaringan, sabagimana biasanja, Satelah cipier soedah berlaloe dan soewara kakinja tida terdengar lagi, lantaslah djoega Dantes rnasoek kombali ka dalam lobang dan datang ka dalam kamar Fara.

Ini pandita telah djadi segar djoega: tapi ia masih tinggal rebah di pembaringan.

»Akoe soedah kira, tida aken melihat lagi kapadamoe,” katanja pada Dantes.

»Tida aken melihat lagi padakoe?” sahoet Dantes: sapa kaoe kira, akoe nanti minggat dengan tinggalken kaoe di sini? Kaoe ada rasa, akoe nanti bisa berlakoe bagitoe roepa?”

— »Sekarang akoe lihat njata, jang akoe telah salah mendoega. O, akoe ada lelah sekali! ampir tida koewat bergerak!"

— »Djangan berhati ketjil: tenagamoe poen nanti balik kombali.”

— »Hm! doeloe hari akoe pangsan satengah djam sadja, dan tempo akoe sedar kombali, akoe lantas bangoen dan merasa lapar: sekarang akoe tida bisa gerakken kaki atawa tangan jang kanan, dan kapalakoe ada berat sekali. Kaloe penjakitkoe datang melanggar aken katiga kali, tantoe sekali kaki-tangankoe nanti mati samoewa, atawa djiwakoe djadi poetoes dengan terkoenjoeng-koenjoeng "

— »Tida! kaoe tida nanti mati! Senangkenlah «hatimoe! Kaloe penjakit melanggar aken katiga kali, kaoe nanti soedah ada di loewar toetoepan. Akoe nanti menoeloeng lagi kapadamoe, seperti di ini hari, dan tantoelah djoega dengan toelangan


47

jang lebih baik: kerna kita nanti bisa dapatken toeloengan sabagimana jang ada perloe."

— »Ach, sobat! djanganlah kaoe mengarap aken hal jang tida boleh terdjadi. Dengan lantaran itoe penjakit, jang tadi telah melanggar kapadakoe, akoe ini misti tinggal tertoetoep sahingga mati; aken bisa berangkat minggat, akoe misti bisa berdjalan."

»Kita nanti menoenggoe,” kata poela Dantes: »delapan hari, atawa satoe boelan, atawa doewa boelan, djikaloe perloe: di dalam itoe tempo kaoe poenja tenaga nanti datang kombali: sekarang samoewa soedah sadia aken kita berangkat minggat, hingga kita misti menoenggoe sadja waktoe jang baik. Kaloe sadja kaoe rasa ada sampe koewat aken berenang, di sitoelah kita berangkat.”

»Akoe tida nanti bisa berenang lagi.” saboet Faria: »tangankoe ini telah mati, boekan aken sahari, hanja aken salamanja. Tjobalah kaoe angkat dia dan rasai beratnja.”

Dantes angkat tangan itoe, jang ada antep sekali seperti sapotong timah, dan oleh karna merasa doeka, Dantes itoe mengela napas.

»Sekarang kaoe soedah taoe dengan pasti," kata poela Faria: »jang akoe tiada nanti bisa minggat, ja, Emond? Pertjajalah omongkoe: akoe poen taoe, apa jang akoe bilang. Sadari baroe satoe kali akoe dapat ini penjakit, akoe soedah koewatir sadja, Ampir boleh dibilang, akoe mengarap-arap ia datang kombali, kerna akoe tida bisa loepa padanja. Ajahkoe djoega telah dapat ini penjakit, dan ia djadi mati, tempo dilanggar aken katiga kali; akikoe poen demikian. Tabib jang soedah bikin ini obat, ada berkata, bahoewa akoe poen nanti djadi mati pada pelanggaran jang katiga kali."

»Itoe tatib soedah salah mendoega !" kata Dantes : »Kädaän tanganmoe ini tida djadi sangkoetan di dalam hal berdjalan minggat : akoe nanti gendong padamoe sambil berenang."

— »Ach, anak! sedang kaoe ini saorang pelajaran dan pande berenang, kaoe tantoe taoe, bahoewa dengan membawa barang berat, orang tiada nanti bisa berenang djaoeh. Maka djanganlah kaoe beringat-ingat sama perkara jang tida aken mendjndi; akoe nanti tinggal diam di sini, sampe pada waktoe adjalkoe datang ; tapi kaoe, biarlah kaoe berangkat ! Kaoe ini masih moeda, gagah dan koewat; djanganlah kaoe bersoesah hati aken hal akoe : akoe poelangken djandjianmoe jang kaoe telah briken kapadakoe."

— »Kaloe bagitoe, akoe poen maoe tinggal diam sadja. Demi Kristus akoe bersoempah, jang akoe tida nanti tinggalken kaoe, kaloe kaoe masih hidoep !"

Faria memandang pada itoe lelaki moeda, jang kalihatan olehnja ada berhati toelees.

»Baik," sahoet Faria itoe: »akoe trima djandjimoe ini dan membilang trima kasih kapadamoe. Brangkali djoega kaoe nanti dapat gandjaran atas kalakoeänmoe jang baik ini ; tapi dari sebab sekarang ini akoe tiada bisa dan kaoe tiada maoe berangkat, maka baiklah kita pepat itoe lobang di bawah galderi: itoe soldadoe pengawal jang ber­djalan moendar-mandir di galderi itoe, boleh djadi djoega nanti merasa dengan lantaran boenji, jang tanah galderi itoe ada gerowong di bawahnja, hingga kita-orang poenja hal nanti djadi kataoeän, dan kita-orang dipisahken satoe dari lain. Kaoe misti kerdja sendirian, kerna akoe tida bisa membatoe; djika perloe, biarlah kaoe bekerdja di dalam antero malam ini, dan traoesah datang padakoe, kaloe cipier belon bawain kaoe makauan di esok pagi ; di hari esok akoe nanti bri taoe padamoe perkara besar."

Duntes pegang tangannja Furia itoe, aken bri slamat tinggal, laloe teroes ia berdjalan pergi.