53683Graaf de Monte-Cristo — Bab 8Alexandre Dumas

​​​​

VIII.

BENTENG d'IF.

Satelah datang di pertengahan-loewar, itoe Commissaris politis membri tanda pada doewa soldadoe pengawal, jang lantas datang mengapit pada Edmond Dantes, sedang lain soldadoe boekaken satoe pintoe boewat orang djalan meneboes dari itoe pertengahan ka dalam Astana Justitie, laloe sakoetika lamanja Dantes dibawa berdjalan di dalam satoe gang pandjang dan gelap, jang menerbitken rasa takoet pada orang jang tida ada ampoenja salah.

Seperti roemahnja Villefort ada terhoeboeng pada Astana Justitie, bagitoelah djoega Astana itoe ada terhoeboeng pada roemah boewi, satoe roemah kadoekatin jang melengket pada itoe Astana,

Sasoedahnja memboelat-belot berdjalan di dalam gang jang gelap, Edmond Dantes sampe ka depan satoe pintoe jang pake kisi-kisi besi. Itoe Com-missaris politie mengetok dengan paloe besi pada pintoe itoe, dan Dantes ada merasa seperti paloe itoe memoekoel kapada hati. Sigra djoega pintoe itoe diboekaken, dan soldadoe-soldadoe lautas toelak Dantes dengan perlahan, soepaja berdjalan rnasoek. Sasoedah Dantes ada di dalam, rintoe itoe lautas ditoetoepken kombali,

Di sitoelah Dantes menapas di dalam oedara jang tida bresih : ia poen ada di pemboewian. Orang antarken dia ka dalani satoe karnar jang bresih djoega, tapi pintoenja pake kisi-kisi besi dan terkoentji dari loewar; meski bagitoe, Dantes itoe tida merasa koewatir aken satoe apa, kerna omongannja Villefort jang membri harspan baik, masih terdengar di dalam koeping.

Tempo Dantes masoek di kamar itoe, soedah ada poekoel ampat, dan sabagimuna telah terseboet di atas ini, di itoe tempo ada achir Februari; waktoe siang di tempo itoe masih ada lebih pendek dari malam, maka sigralah djoega Edmond Dantes ditinggalken oleh tjahaja siang.

Semingkin djadi sepi, Dantes semingkin bisa mendengar terang, dan dari sebab ia pertjaja, jang ia nanti dilepasken, maka kaloe ia mendengar sedikit sadja soewara kaki berdjalan, ia lantas berbangkit dan mengamperi pada pintoe ; tapi sigra djoega soewara itoe kadengaran manoedjoe ka tampat lain, dan Dantes berdoedoek kombali di bangkoe papan.

Achir-achir, pada poekoel sapoeloeh di waktoe malam, sedang Dantes moelai hilang harapan, ia dengar kombali soewara kakinja orang jang mengamperi. Tida salah! soewara itoe kadengaran semingkin dekat dan berenti di depan pintoe ; koentji besar dipoetarken, gerendel dikisarken, sang pintoe lantas terboeka, dan kamar itoe di teraugi dengan doewa obor, jang terbawa oleh soldadoe-soldadoe jang datang.

Di sinar api Dantea melihat pedangnja dan sinapan nj a doewa soldadoe. Ja kaget sedikit, oleh kerua soldadoe-soldadm, itoe membawa djoega sindjata api.

» Apa angkaoe dataug mengambil akoe?" kata Dantes.

»Ja," sahoet satoe soldadoe.

- »Dengan perintahnja toewan WakU.Procureur Baginda Radja ?"

- »Tantoelah betoeI bagitos."

- »Baik; akoe sadia aken mengikoet padamoe." Dari sebab ada pertjaja, bahoewa orang datang mengambil dia dengan titahnja toewan Villefort, djadilah Dantes itoe tida merasa takoet lagi; maka dengan senang ia berdjalan dengan terapit oleh itoe soldadoe-soldadoe.

Satelah sampe di leewar pintoe roem ah boewi itoe, Dantes melihat satoe kareta; koesir ada berdoedoek pada tampatna dan di sebelah koesir itoe ada berdoedoek satoe bamba politie.

»Apa kareta iui boewat mengambil akoe?" kata Dantes »Ja!" sahoet satoe soldadoe: »masoeklah!"

Dantes hendak berkata lagi, tapi pintoenja kareta soedah diboekaken, dan ia merasa orang toelak padanja ka dalam kareta itoe. Setelah ia naik ka dalam itoe kareta, ia lantas berdoedoek dengan teräpit oleh doewa soldadoe, sedang doewa soldadoe jang lain berdoedoek di bangkoe di hadepannja dan di itoe waktoe djoega kareta itoe lantas berdjalan.

Kareta itoe ada mirip pada pendjara, kerna pintoe-pintoenja ada pake kisi-kisi besi. Lebih doeloe Dantes tida taoe ka mana kereta itoe menoedjoe; komoedian ia dapat kanjataän, jang kareta itoe ada berdjalan di djalanan Caisserie, dan dengan meliwat di djalanan St.-Laurent dan Tamaris ia menoedjoe ka tepi laoet.

Sigra djoega kareta itoe berenti di depan satoe roemah, dan dari roemah itoe lantas kaloewar doewablas soldadoe pengawal; Dantes melihat sindjata-sindjata marika itoe berkeredep di sinarnja api lantera.

»Apa orang kaloewarken ini kakoewasaän balatantara aken dirikoe ini?" kata Dantes di dalam hati.

Lekas djoega Dantes dapat penjahoetan aken pertanjaännja itoe; kerna tempo pintoenja kareta diboekaken oleh hamba politie, doewablas soldadoe itoe soedah mengadaken doewa barisan dengan lantaran berderek adep-adepan satoe sama lain, moelai dari depan pintoe kareta sampe pada der. maga palaboehan, hingga djikaloe toeroen dari kareta, Edmond Dantes misti berdjalan di antara doewa barisan itoe.

Doewa soldadoe jang berdoedoek di depan Dantes, toeroen paling doeloe dari kareta, laloe Dantes disoeroeh toeroen dengan diikoeti oleh doewa soldadoe jang tadi mengapit padanja. Komoedian marika itoe berdjalan menoedjoe pada satoe praoe jang ada sadia di pinggir dermaga. Sigra djoega Dantes soedah berdoedoek di bagian sabelah belakang di dalam itoe praoe dengan terdjaga oleh itoe ampat soldadoe, sedang hamba politie berdoedoek di bagian sabelah depan; ampat matroos lantas mendajoeng dengan keras, hingga sabentar djoega praoe itoe soedah sampe di loewar palaboehan.

Dantes ada merasa enak hati, oleh kerna sekarang ia menapas di oedara beresih jang berhawa sedjoek dan membri kasegaran padanja

»Ka manatah angkaoe ini membawa akoe?" kata Dantes pada soldadoe-soldadoe itoe

»Sebentar kaoe nanti dapat taoe," sahoet marika.

--- »Tapi....

»Kita-orang tida boleh membri katerangan apa-apa padamoe."

Dantes mengarti kaharoesannja orang jang djadi hamba; maka ia rasa, tida bergoena menanjaken apa-apa pada satoe hamba jang telah dapat perintah aken djangan menjahoet; sebab itoe djadilah ia berdiam sadja. Sedang bagitoe, ia mendapat satoe sangkaan jang asing: dari sebab dengan satoe praoe ketjil tiada boleh orang berlajar djaoeh, dan tida ada kalihatan kapal jang berlaboeh di tampat dekat, djadilah ia (Dantes) mendoega bahoewa orang membawa dia ka satoe tampat jang tida sabrapa djaoeh dan nanti tinggalken dia di sana; ia tida terïkat, dan lagi tida sekali ada orang perboewat apa-apa aken menjoesahi padanja; hal itoelah dirasa olehnja seperti soewatoe alamat baik. Djoega, tiadakah toewan Villefort telah berlakoe baik dan berkata kapadanja, bahoewa kaloe sadja ia tida seboetken narnanja toewan Noirtier, ia traoe sah takoet satoe apa? Tiadakah toewan Villefort soedah linjapken di hadepannja sendiri itoe satoe soerat, jang sendiri sadja boleh djadi kasaksian jang memberati ?"

Sebab beringat bagitoe, djadilah Dantes meno~nggoe dengan berdiam dan berpikir, dan dengan matanja orang palajaran jang biasa melihat di tampat gelap, ia melihat koeliling.

Praoe itoe ada meliwat dengan tinggalkeu poelo Rotonneau di sabelah kanan, di mana ada martjoeapi, dan sigra djoega kaudsraän itoe sampe di betoelan desanja orang Catalaan, jang ada di tampat tinggi di tepi darat. Di betoelan ito elah Dantes melihat betoel-betoel; kerna di desa itoeluh ada Mercedes, dan lagi Dantes ada merasa sadja seperti ada melihat baugoeunja toeboeh prampoean jang berdiri di tampat gelap di basisir.

Siapatah taoe, kaloe di itoe waktoe nona Mercedes ada dapat pirasat, bahoewa toendangan jang tertjinta ada meliwat di satoe tampat jang tiga ratoes lengkah sadja djaoehnja dari padanja !

Sinarnja api satoe palita ada kalihatan berkelik-kelik di desa orang Catalaan.

Dengan memandang pada djoeroesannja sinar api itoe, Dantes ada merasa, bahoewa api itoelah ada menerangi kamarnja nona Mèrcedes. Nona ini sendiri sadja jang masih tinggal bangoen di itoe desa ketjil. Saände Dautes memanggil dengan soewara triak, tiada oeroeng soewaranja nanti terdengar oleh itoe nona.

Tapi Dantes tinggal berdlam sadja; kerna apalah orang nanti bilang, kaloe ia triak-triak salakoe orang gila? Maka salakoe ornng bisoe, ia tinggal memandaug pada itoe sinarnja api palita.

Sedang bagitoe, sang praoe berdjalau teroes-meneroes; tapi Dantes tida ingat pada praoe: ia poen beringat sadja pada Mèreedes.

Praoe itoe : membelot di oedjoeng tandjoeng; dan itoe api tida kalihatan lagi dari itoe praoe. Dantes menengok ka fihak lain, laloe mendapat taoe bahoewa praoe itoe menoedjoe ka tengah lacet. Sedang ia berdoedoek dengan berpikir, matroos-matroos pasangken lajar, dan praoe itoe lautas berdjalau dengan tertoelak angin.

Maskipoen Dantes ada merasa tida enak aken tanjaken lagi apa·apa pada soldadoe, tida loepoet ia berbalik pada marika itoe, dan sambil memegang pada tangannja satoe dari orang-orang itoe, ia berkata :

»Sobat ! dengan mengoesoet pada hati sendiri, biarlah kaoe ini merasa kasihan kapadakoe dan sahoeti pertanjaänkoe. Akoe ini kapitein Dantes, saorang baik dan berhati toeloes, maskipoen sekarang akoe tida taoe ada tertoedoeh di dalam perkara koempoelan rasia apa; ka manatah augkaoe membawa akoe ini? Bilauglab itoe kapadakoe! akoe berdjandji padamoe, bahoewa akoe nanti lakoeken kawadjibankoe dan trima sekalian peroentoengankoe."

Itoe soldadoe garoek-garoek kapala dan menengok pada temannja. lni temall gerakken kapala: seperti maoe berkata, jang dari sebab soedah ada di tengah laoet ia rasa tida ada sangkoetan apa apa aken sahoeti pertanjaännja Dantes; maka itoe soldadoe jang pertama lantas menengok dan berkata pada itoe orang tangkapan:

» Kaoe ini saorang Marseille dan saorang pelajaran, tapi kaoe menanja padakoe. ka mana kita-orang menoedjoe."

»Ja," sahoet Dantes: »kerna dengan soenggoeh akoe tida taoe kita-orang ini ada berkandaran ka mana."

- »Apa kaoe tida mendenga apa-apa?"

- »Tida sekali."

- »Moestahil!"

- »Soenggoeh ! - kerna Allah, biarlah kaoe bilangi akoe."

- »Ada larangan !"

- »Larangan itoe tida menjegahken aken kaoe bilang padakoe ini, apa jang sigra djoega akoe nanti dapat taoe; dengan sahoeti pertanjaänkoe, kaoe senangken hatikoe jang tergontjang-gontjang. Akoe menanja padamoe, seperti kaoe ini ada djadi sobatkoe. Dengarlah! tida sekali akoe ada niat aken merontak atawa aken minggat; sekali poen akoe maoe, akoe poen trananti bisa. Ka manatah kita ini berlajar?"

- »Kaloe matamoe tida tertoetoep dan kaoe soedah taoe kaloewar dari palaboehan Marseille, kaoe misti bisa bade, ka mana kita ada menoedjoe."

- »Bagimana boleh !"

- »Melihatlah koeliling !"

Dantes lantas berdiri, dan tantoe sekali ia melihat Paling doeloe ka fihak toedjoeännja praoe; laloe ia danat lihat di satoe tampat jang tida djaoeh poen tjaknja satoe boekit karang, di mana ada satoe benteng jang bernama d'lf.

Dantes jang tida sekali ada ingat pada benteng itoe, djadi kaget sekali dan merasa di dalam hati, seperti orang hoekoeman mati jang dapat melihat penggantoengan: benteng itoe poen satoe pandjara aken orang-orang jang berdosa besar.

»Astaga !" kata Dantes itoe : »benteng d'lf! hal apatah djoega jang "bawa kita-orang ka sitoe ?" Itoe soldadoe tida menjahoet, hanja tersenjoem.

»Tapi," kata poela Dantes: »orang toch tida bawa akoe, aken toetoep akoe di sitoe? Benteng d'If itoe poen satoe pandjara jang dipake sadja aken orang-orang jang bersalah besar di dalam perkara negri, dan akoe ini tida sekali soedah berboewat salah. Apa ada hakim Instructie atawa lain-lain pembesar di benteng itoe?"

»Sabagimana jang akoe taoe," sahoet itoe soldadoe: »di benteng itoe melinken ada satoe gouverneur, satoe djoeroe-pendjara, satoe tangsi soldadoe dan tembok-tembok jang tebal dan koewat. Ach, sobat! boewat apatah kaoe melaga bodo bagitoe!"

Dantes pegang tangan itoe soldadoe dengan keras sekali, seperti ia ada niatan aken remoekken itoe, dan sambil memandang pada soldadoe itoe, ia berkata:

»Apa kaoe ada sangka, jang akoe ini dibawa olehmoe aken dipandjaraken di sana?"

»Memang! sehoet itoe soldadoe: »tapi biar bagimanapoen, sobat! tiadalah perloe kaoe pidjit tangankoe ini."

---»Dipandjaraken dengan tiada diperiksa lagi?"

---»Kaoe soedah diperiksa."

---»Kaloe bagitoe, akoe nanti dipandjaraken, sedang toewan Villefort telah berdjandji....?"

---»Akoe tida taoe, kaloe toewan Villefort ada djandji apa-apa padamoe; tapi akoe taoe betoel, jang kita-orang ada berdjalan ka benteng d'If. He, apatah kaoe bikin? Hola, kambrat! toeloeng!"

Dantes soedah bergerak dengan tjepat aken berangkat memboewang diri ka dalam ajer; tapi ampat tangan jang koewat dapat pegang padanja, di waktoe kakinja telah berlaloe dari praoe. Maka tiada djadi ia tertjeboer ka dalam laoet, hanja terdjatoh ka dalam praoe, di mana ia merontak-rontak dengan keras.

»Hm-hm!" kata satoe soldadoe, sambil dengkoelin dadanja Dantes itoe: »hm-hm! pertjajalah omong jang manis. Sekarang, sobat! djanganlah kaoe bergerak; kerna kaloe kaoe bergerak sedikit sadja, akoe tembak kapalamoe. Akoe soedah tida menoeroet pada perintah jang pertama, tapi sekarang akoe bilang padamoe, bahoewa perintah jang kadoewa nanti ditoeroet betoel-betoel olehkoe !"

Sambil bilang bagitoe, soldadoe itoe poen toedjoeken sinapannja kapada Dantes, hingga moeloet sinapan itoe menempel pada Dantes itoe poenja kapala, sedang kaki dan tangan orang tangkapan itoe ada dipegangi oleh soldadoe-soldadoe jang lain.

Di dalam satoe waktoe Dantes ada berniat aken merontak, soepaja orang lantas boenoeh padanja dan ia djadi terlepas dari pada katjilakaän jang telah menerkam kapadanja dengan terkoenjoeng-koenjoeng. Aken tetapi dari sebab beringat, bahoewa katjilakaän itoe telah datang dengan mendadak, Dantes lantas djadi beringat, bahoewa brangkali djoega katjilakaän itoe tiada nanti menjoesahi lama; komoedian ia beringat djoega pada djandjinja toewan Villefort; djoega adalah Dantes itoe merasa, bahoewa mati di dalam satoe praoe dengan terboenoeh oleh satoe soldadoe, ada terlaloe hina aken. dirinja.

Sebab bagitoe, djadilah Dantes tinggal berdiam, menahan amarah besar dengan menggigit gigi dan mengepal tangan kiri-kanan.

Sedang bagitoe, praoe itoe terbentoer pada karang di tepi darat, dan satoe matroos lantas melompat dari dalam praoe ka atas itoe karang, jang terkena pada haloeän praoe itoe. Boenjinja tambang jang teröeloer dari kerekan, membri taoe pada Dantes, bahoewa praoe itoe soedah sampe pada tampat penoedjoeännja dan sekarang lagi ditambatken pada tepi daratan.

Soldadoe-soldadoe jang mendjaga padanja, lantas pegangi tangannja kiri-kanan, sambil pegangi djoega leher badjoenja, dan paksa padanja aken berbangkit dan naik ka darat; komoedian soldadoe-soldadoe itoe seret Dantes naik di tangga dan masoek di pintoenja benteng, sedang hamba politie jang bersindjata dengan sinapan dan bajonet, mengikoeti di belakangnja.

Dantes ada merasa lesoe oleh kerna amat berdoeka, dan ia djalan dengan perlahan dan limboeng, salakoe orang jang mabok. Ia lihat ada soldadoe-soldadoe jang berbaris pada pinggiran tangga; ia merasa ada tingkat-tingkatan jang paksa ia mengangkatken kaki, dan ia merasa djalan meliwat di satoe pintoe jang lantas djoega ditoetoep; tapi ia tida merasa dengan terang: di itoe waktoe poen ia ada seperti orang jang lajap-lajap, kerna ingatannja djadi boetak, seperti ada tertoetoep dengan kadoekaän. Kapada laoet tiada sekali Dantes itoe maoe melihat kombali: laoet itoe poen ada poetoesken harapannja orang-orang hoekoeman, jang taoe dengan betoel bahoewa ia-orang tida aken bisa melaloei itoe.

Tempo soedah meliwati pintoe, Dantes melihat koeliling salakoe orang jang lingloeng, laloe ia dapat taoe, bahoewa dirinja ada di soewatoe pelataran jang terïdar dengan tembok tinggi. Sanantiasa ada terdengar boenji kakinja pengawal-pengawal jang berdjalan-djalan dengan perlahan, dan pada tiap kali marika itoe meliwat di sinar api dari lampoe-lampoe jang melengket di tembok, kalihatanlah oedjoeng sinapan-sinapannja jang berkeredep.

Di itoe waktoe Dantes tiada dipegangi lagi: orang poen taoe, jang ia tida nanti bisa berlari minggat. Sasoedah berlaloe sedikit waktoe, adalah kadengaran soewara orang jang berkata:

»Di mana adanja itoe orang tangkapan?"

»Di sini!" sahoet satoe soldadoe.

»Biarlah ia mengikoet padakoe," kata poela orang tadi itoe: »akoe nanti antarken dia ka dalam kamarnja." »Djalanlah!" kata itoe soldadoe sambil menoelak pada Dantes.

Dantes lantas djalan mengikoeti pada itoe orang tadi, dan ia dibawa ka dalam satoe kamar di dalam tanah, jang temboknja ada besak, brangkali djoega dengan lantaran kabasahan dengan awap ajer mata. Satoe palita jang berapi ketjil, ada di atas satoe bangkoe kajoe dan menerangi di itoe kamar kadoekaän, hingga Dantes djadi dapat melihat djoega pada roepanja itoe orang jang mengantarken dia orang itoe berpakean boesoek, moekanja poen djelek sekali.

»Di sinilah tampatmoe aken samalaman ini," kata orang itoe: »sekarang poen soedah malam dan toewan Gouverneur soedah tidoer. Besok, kaloe ia soedah bangoen dan dapat taoe adanja perintah aken hal kaoe, brangkali djoega ia nanti membri lain tampat kapadamoe. Di sinilah ada roti; ajer ada di dalam itoe gendi, dan di itoe podjok ada sedikit roempoet kering aken djadi pembaringanmoe; itoelah sadja adanja barang-barang aken orang toetoepan. Slamat tinggal!"

Komoedian, pada sabelon Dantes memboeka moeloet aken menjahoet, pada sabelon ia melihat di mana itoe roti soedah ditaro, pada sabelon ia taoe di mana adanja itoe gendi berisi ajer, pada sabelon ia sempat menengok aken melihat di mana adanja itoe roempoet kering jang misti djadi tampat tidoer, - itoe cipier soedah angkat itoe palita dan koentjiken pintoe dari loewar, hingga Dantes djadi diam di dalam gelap dan boleh mengoesoet-oesoet pada tembok jang basah, kaloe ia maoe.

Pada waktoe sinar terang moelai masoek ka dalam itoe kamar, di mana Dantes ada tertoetoep, datanglah itoe cipier jang kamarin; orang ini telah dapat perintah aken biarken sadja Dantes bertampat di itoe kamar.

Pada waktoe cipier itoe datang, Dantes masih tinggal berdiri djoega pada tampat kamarin, seperti ia ada terpakoe pada tampat itoe; jang kalihatan telah mengisar, melinken bidji matanja jang sekarang ada mentjelos ka sabelah dalam, sedang koelitnja mata ada kalihatan bengoel, seperti ada mengemoe banjak ajer-mata. Di dalam antero malam Dantes itoe soedah tinggal berdiri diam seperti soe-watoe patong, dan tida tidoer barang sakedjap.

Itoe cipier mendekati padanja dan djalan sedikit : di sapoetarnja; tapi Dantes ada kalihatan seperti tida melihat pada cipier itoe, jang lantas sadja tepok poendaknja. Dantes terkedjoet salakoe orang jang kaget pada waktoe ampir mendoesin.

»Apa kaoe tida tidoer?" kata itoe cipier.

»Tidoer? taoelah," sahoet Dantes. Itoe cipier djadi memandang dengan merasa heran sekali, laloe ia berkata poela:

»Apa kaoe tida merasa lapar?"

»Akoe tida taoe," sahoet Dantes.

---»Apa kaoe tida maoe apa-apa?" --»Akoe maoe bitjara pada toewan Gouverneur."

Itoe cipier mengangkatken poendak sendiri, laloe berdjalan pergi.

Dantes mengawasi kapadanja itoe, laloe hendak memegang pada rintoe jang terboeka sedikit; tapi di itoe waktoe djoega pintoe itoe lantas tertoetoep rapat.

Dantes merasa antjoer di dalam hati. Ia poenja ajer mata djadi mengoetjoer deras, dan ia lantas soedjoed ka tanah dan meminta kasihan Allah; komoedian ia lantas beringat-ingat pada segala perkara di dalam kahidoepannja, dan menanja-nanja pada diri sendiri, kadoerhakaän a atah djoega ia soedah perboewat di dalam oemoernja jang masih moeda, maka sekarang mendapat siksa bagitoe roepa.

Satoe hari telah berlaloe. Dantes melinken makan roti sedikit sadja dan minoem ajer sedikit sadja. Sebentar ia berdiri diam dengan berpikir, sebentar ia djalan moendar mandir seperti satoe singa jang terkoeroeng di dalam pendjara besi.

Satoe perkara ada terbitken rasa amat getoen di dalam hatinja Dantes, jang tida bisa habis pikir, mengapa salagi ada di praoe, ia soedah bisa tinggal diam dengan senang, dan tida sekali ada dapat pirasat apa apa jang gontjangken hati. Salagi ada di praoe itoe poen, ia ada poenja sampe banjak tempo aken melompat ka dalam ajer, boekan sadja boewat satoe kali lompat, hanja boewat sapoeloeh kali poen ada tempo; saände ia soedah melompat, tantoe sekali tida ada saorang nanti bisa soesoel padanja: ia poen ada poenja ilmoe berenang, dan lantaran biasa main di ajer, ia bisa sekali seloeloep lama; dengan tertoeloeng oleh kabisaännja itoe, ia poen boleh naik ka darat, boleh kaboer dan mengoempat di tampat soenji sambil menoenggoe kapal Genua atawa kapal Catalaan, laloe boleh mengikoet kandaraän itoe pergi ka Itatië atawa ka Spanje, dari sana boleh menoelis soerat pada Mercedes, soepaja nona ini datang kapadanja. Perkara pengidoepan, ia traoesah koewatirin, maski ia ada di mana djoega: di segala tampat poen djarang ada orang pelajaran jang pande, dan ia mengarti betoel bahasa Italië dan bahasa Spanje. Ja! saände ia soedah dapat melompat dari praoe, tantoe sekali ia boleh hidoep dengan senang beserta Mercedes dan ajah sendiri; kerna ajahnja djoega tantoe sekali nanti datang kapadanja; tapi sekarang ini, oleh kerna ia djadi orang tangkapan dan tertoetoep di benteng d'If, ia tida bisa dapat taoe, apa jang djadi dengan ajahnja atawa dengan Mercedes jang tertjinta, dan ini perkara djelek telah terdjadi, dari sebab ia soedah pertjaja pada djandjiannja Villefort. Sangatlah Dantes itoe merasa njesal di dalam hati, maka ia rebahken dirinja di roempoet kering dengan berlakoe amat moerka.

Pada esoknja, di waktoe pagi, cipier datang kombali. Bagimana sekarang?" kata cipier itoe: »apa pikiranmoe soedah djadi lebih beres dari kamarin?" Dantes tida menjahoet.

»Tetapkenlah hatimoe!" kata poela itoe cipier:

»tiadakah kaoe ingin apa-apa, jang akoe bisa kasih? Bilanglah!"

»Akoe ingin bitjara sama Gouverneur!" kata Dantes.

»Ach!" sahoet cipier: »akoe soedah bilang padamoe, bahoewa permintaan bagitoe tida boleh di trima."

— »Mengapa tida boleh?"

— »Sebab, menoeroet peratoeran pendjara, saorang toetoepan tiada boleh meminta bagitoe."

»Kaloe bagitoe, apatah jang orang boleh minta di sini?" kata poela Dantes

»Orang boleh minta makanan jang lebih baik, tapi dengan membajar," sahoet cipier itoe: »orang boleh minta idsin aken berdjalan-djalan atawa kitab-kitab aken dibatja."

— »Akoe tida perloe kitab, akoe tida ingin djalan-djalan, dan akoe tida ingin makanan jang lebih baik; akoe maoe sadja satoe perkara, jaitoe bitjara sama Gouverneur."

— »Kaloe salamanja kaoe bikin kesal hatikoe dengan permintaan bagitoe, akoe tida nanti bawain kaoe makanan lagi."

— »Kaloe kaoe tida bawain akoe makanan lagi, akoe berangkat ka achirat, dan habis perkara."

Soewaranja Dantes ada njataken pada itoe cipier, bahoewa Dantes itoe nanti merasa senang, kaloe boleh djadi mati; sedang bagitoe, cipier itoe ada merasa, jang kaloe Dantes djadi mati, nanti djadi koerang djoega ia (cipier) poenja kaoentoengan; kerna sasoewatoe orang toetoepan ada mendatangken kaoentoengan kapadanja ampir satengah roepia di dalam satoe hari; sebab itoe djadilah cipier itoe berkata poela dengan soewara sabar:

»Dengarlah! Apa jang kaoe ingin, itoelah satoe perkara jang tida boleh djadi; dari doeloe poen belon satoe kali Gouverneur taoe datang di kamarnja orang toetoepan. oleh kerna permintaan orang itoe; maka djanganlah kaoe meminta lagi bagitoe, hanja biarlah kaoe dengar omongkoe: akoe nanti idsinken kaoe berdjalan-djalan, hingga boleh djadi djoega, jang pada satoe hari kaoe nanti bertemoe pada Gouverneur, sedang kaoe ada di loewar kamar ini; di sitoelah kaoe boleh bitjara padanja, dan kaloe ia maoe sahoeti kaoe, itoelah dia poenja perkara sendiri."

»Tapi," kata Dantes: »brapa lama akoe misti menoenggoe dengan bagitoe, sampe pada waktoe akoe nanti dapat bertemoe?"

— »Itoelah akoe trabisa bilang! brangkali saboelan, tiga boelan, anem boelan, brangkali djoega sampe satahon."

— »Itoe terlaloe lama! akoe maoe lantas dapat bertemoe aken bitjara," — »Ach, djanganlah kaoe tetap sadja mengarapi perkara jang tida aken bisa mendjadi! kaloe tetap sadja kaoe mengarap pada perkara bagitoe, tráoesah djoega sampe satengah boelan berlaloe, kaoe nanti soedah djadi gila."

— »Bagitoe kaoe kira?"

— »Ja! penjakit gila memang bagitoe moelanja. Doeloe telah tertoetoep di sini satoe pandita, jang maoe kasih sajoeta roepia pada Gouverneur, kaloe sadja Gouverneur maoe lepasken dia, dan dari sebab ia mengarap sadja, jang permintaannja nanti ditrima, pandita itoe soedah mendjadi gila."

— »Soedah brapa lama, ia kaloewar dari kamar ini?"

— »Doewa tahon."

— »Apa orang soedah lepasken dia?"

— »Tida, hanja orang toetoep dia di kamar gelap."

— »Dengarlah! akoe ini boekan pandita, dan akoe tida gila; brangkali djoega akoe nanti djadi gila, tapi di ini waktoe ingatankoe masih ada beres sekali. Akoe maoe omongken satoe perkara sama kaoe ini."

— »Perkara apa?"

— »Akoe tida maoe djandji padamoe aken kasih satoe joeta roepia, kerna akoe tida nanti bisa kasih itoe; tapi akoe maoe kasih padamoe tigaratoes franc kaloe sadja pada waktoe kaoe pergi ka Marseille, kaoe maoe pergi ka desa orang Catalaan, dan kasihken di sana satoe soerat pada satoe nona jang bernama Mercedes; soerat itoe tida besar, hanja doewa derek sadja."

— »Ha! kaloe akoe sampeken itoe doewa derek pada siapa poen dan perboewatankoe itoe kataoean, tiadalah oeroeng akoe nanti dipetjajtken dari djabatankoe di sini, jang membri kaoentoengan padakoe sariboe franc di dalam satoe tahon, lain dari pada atsil-atsil jang akoe bisa dapatken, dan lain dari pada makanankoe sendiri; sebab bagitoe, tantoelah akoe ini bodo sekali, kaloe akoe maoe memandang pada tigaratoes franc, sedang dengan lantaran itoe antero kaoentoengankoe boleh djadi terhilang."

— »Baik! kaloe bagitoe dengarlah dan ingat baik-baik! Kaloe kaoe tida maoe kasih taoe pada Gouverneur di sini, bahoewa akoe ingin bitjara sama dia, atawa kaoe tida maoe toeloeng sampeken soeratkoe pada Mercedes atawa toeloeng bilang padanja, bahoewa akoe ada di sini, di hari esok atawa noesa akoe nanti menoenggoe di belakang pintoe, dan pada waktoe kaoe melengkah masoek, akoe hantam kapalamoe dengan ini bangkoe papan, hingga djadi remoek!"

— »Kaoe mengantjam!" kata itoe cipier sambil moendoer satindak: »njatalah kaoe ini moelai djadi gila! itoe pandita poen soedah moelai seperti kaoe; traoesah tiga hari lagi, kaoe ini poen nanti djadi gila seperti dia dan misti diikat. Soekoer sekali ada kamar gelap di ini benteng d'If," Dantes angkat itoe bangkoe dan ajoenken itoe di atasan kapala.

Baiklah!" kata itoe cipier: »dari sebab kaoe maoe djoega, akoe nanti bri taoe permintaanmoe pada Gouverneur."

»Soekoerlah," kata Dantes, sambil taro itoe bangkoe pada tampatnja; laloe ia berdoedoek di bangkoe itoe, sedang matanja ada kalihatan beringas, mirip pada matanja orang gila.

Itoe cipier berdjalan pergi, dan sebentar lagi ia datang kombali bersama sama ampat soldadoe dan satoe koporaal.

»Dengan titah Gouverneur," kata cipier itoe pada itoe koporaal, sambil menoendjoek pada Dantes: »bawalah orang ini ka dalam kamar di sabelah bawah !"

»Ka dalam kamar-gelap? kata itoe koporaal.

»Orang gila misti dikoempoelken serta orang gila di dalam kamar-gelap," kata poela itoe cipier.

Itoe soldadoe-soldadoe lantas memegang pada Dantes jang di itoe waktoe ada malas bergerak, dari sebab tertindis kadoekaän; maka sedikit poen ia tida melawan, hanja teroes sadja mengikoet dibawa djalan.

Ia toeroen limabelas tingkat di tangga tembok, laloe orang masoekken dia ka dalam satoe kamar jang gelap.

Satelah Dantes soedah melengkah pintoe, lantas sadja pintoe itoe ditoetoep. Dantes pergi berdoedoek di satoe podjok, sedang matanja dengan perlahan djadi biasa di dalam gelar dan moelai dapat lihat pada barang-barang jang ada di itoe kamar.

Omongnja cipier itoe tida salah banjak; kerna koerang sedikit sadja, Dantes mendjadi gila.





__________