Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Untuk menggunakan keseluruhan pindaian halaman sebagai penampung, sunting halaman ini dan ganti "{{gambar hilang}}" dengan "{{raw image|Antologi Cerita Rakyat Sumatra Barat Kisah Tiga Saudara.pdf/40}}". Sebaliknya, jika Anda mampu untuk menyediakan gambarnya, maka lakukanlah. Untuk panduan, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar. |
tidak akan khawatir dengan kehidupan Si Bujang. Selama ini dia tidak pernah mengajari Bujang bekerja. Dia hanya menyuruh Bujang bermain bersama teman-temannya. Dia jadi memikirkan kembali perkataan Ayah Bujang sehari sebelum berangkat berburu. Pesan itu terus diingatnya.
"Aku akan pergi berburu. Tempatnya jauh dari tempat biasa aku berburu. Mungkin aku tidak akan pulang berhari-hari. Kau harus menjaga Bujang dengan baik. Dia tidak boleh sakit. Jangan kau biarkan dia kesakitan. Kau harus menjaganya. Ingat! hanya Bujang yang kita punya" pesan Ayah Bujang sehari sebelum dia pergi meninggalkan Bujang dan Ibunya.
Ibu Bujang jadi berpikir. Rasa sayangnya pada Bujang menjadikan Bujang manja dan tidak bisa apa-apa. Dia terlalu memanjakan Bujang. Bujang tak pernah diajarinya bercocok tanam. Dia merasa telah salah mengartikan perkataan suaminya dulu. Suaminya memintanya menjaga Bujang dengan baik supaya Bujang bisa tumbuh menjadi pribadi yang
31