Mengikatnya dengan simpul khusus, simpul cadik. Cadik semacam ini sama dengan cadik jukung "sande" dari Sulawesi (Mandar) hal ini mungkin memang berasal dari satu daerah budaya. Sebab di kepulauan di sekitar Sapeken sendiri banyak pendukungnya ber-bahasa Mandar, contoh di Masalembu, dan sebagainya.
Sebetulnya soal cadik ini akan panjang bila kita teruskan, misalnya apabila kita membicarakan cadik sampan Karoman ataupun cadik perahu Padduwang yang "berkater rangkap" itu. Tetapi sayang perahu Padduwang dan perahu Karoman ini telah lenyap dari per-edaran, sehingga sebagai bukti pembicaraan kurang nilainya, padahal buku ini hanya akan menyajikan fakta yang sedikitnya ada bukti bendanya.
6. PERLENGKAPAN PERAHU LAINNYA.
Beberapa perlengkapan perahu Madura lainnya yang mesti ada pada tiap perahu adalah:. "babatang", "tale, dan "manggar". Babatang disebut juga "gala" atau "dauran, adalah galah panjang dari bambu. Gunanya untuk mendorong sampan bila berangkat, kandas ataupun sebagai rem. Babatang dimanfaatkan pula sebagai pelampung apabila sampan tenggelam atau terbalik. Kalau diberi kaitan dimanfaatkan untuk menarik barang di laut, atau menolong orang tenggelam.. Bentuknya sebagai gambar 187.
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Untuk menggunakan keseluruhan pindaian halaman sebagai penampung, sunting halaman ini dan ganti "{{gambar hilang}}" dengan "{{raw image|Perahu Madura.pdf/175}}". Sebaliknya, jika Anda mampu untuk menyediakan gambarnya, maka lakukanlah. Untuk panduan, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar. |
Gambar 187
Perlengkapan lainnya adalah tampar, tali, yang disebut "raet, " kellad" dan sebagainya. Ada yang berpilin dua, tiga, dan e~pat. Pada umumnya dibuat dari "luwek", kulit pohon waru ataupun sabut. Kekuatannya melebihi tali dari plastik.
Pada umumnya sampan-sampan berhenti agak "jauh dari tepi". Agar sampan tidak dibawa arus, maka ditunmkanlah "manggar" semacam jangkar tradisional. Bentu'< "manggar' sebagai gambar berikut: (Gambar 188 dan 189).
170