Konten Terbuka – Pedoman Praktis Penggunaan Lisensi Creative Commons/Bab 5

5. PENUTUP



Hackathon kebudayaan pertama, yaitu “Coding da Vinci” diadakan pada tahun 2014. Acara ini mengumpulkan pembuat kode, perancang, dan peminat kebudayaan untuk mendapatkan wawasan baru atas data warisan kebudayaan. Gambar kumbang scarab adalah salah satu dari set data yang dimaksud, disumbangkan oleh Museum Sejarah Alam Berlin. Lisensi Konten Terbuka memiliki potensi yang tinggi untuk memungkinkan penyebarluasan konten berhak cipta kepada setiap orang dengan cara yang sah secara hukum dan transparan. Walau demikian, kita harus mengetahui kerugian yang mungkin muncul. Kerugian tersebut dapat muncul baik untuk pemegang hak cipta maupun pengguna ciptaan.

Selain untuk tetap melindungi hak cipta, setiap pengguna ciptaan harus mengetahui kewajiban mereka di bawah lisensi untuk menghargai hak dari setiap orang yang menyebarluaskan ciptaan mereka secara bebas kepada setiap orang. Di sisi lain, setiap orang yang ingin menyebarluaskan konten mereka di bawah lisensi publik harus mengetahui setiap hal terkait lisensi yang mereka pilih. Tendensi untuk memilih lisensi yang lebih membatasi, yaitu lisensi NonKomersial, adalah masalah pada gerakan budaya bebas secara umum dan dapat mengganggu penyebarluasan konten, sehingga dapat mengurangi tujuan utama pemegang hak cipta. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan dengan baik lisensi manakah yang paling sesuai dengan tujuan setiap pemegang hak cipta.