Langit Kelabu Di Atas Mekah/Bab 3

3. Komplotan Abu Jaha


' DARUN NADWAH ' sebuah gedung di kota Mekah. Menjadi kebanggaan kaum Quraisy. Bukan karena arsitekturnya, bukan karena besarnya, tidak karena keindahannya, tidak karena semuanya itu. Tetapi disanalah para pembesar Quraisy terlihat untuk membicarakan membicarakan sesuatu.Bukan pula membahas soal-soal pembangunan, atau masalah kemajuan tetapi mencari daya upaya bagaimana cara untuk menumpas agama Islam dengan nabi Muhammad nya.

Maka seringlah terlihat disana wajah-wajah tokoh penting kaum Quraisy seperti: Walid bin Mugirah, Utbah bin Rabi'ah, Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahal bin Hisyam, Ubayya bin Khalaf, Aswad bin Abdul Mutalib, Syaibah bin Rabi'ah, Ash bin Wail, Umayah bin Khalaf, Zam'ah bin Aswad, dan lain-lainnya.

Pada suatu masa ada sebuah keputusan penting yang diambil mereka dalam Gedung Darun Nadwah itu. Mereka sepakat mengutus Utbah bin Rabi'ah yang terkenal pintar berbicara dan putar lidah kepada nabi Muhammad Utbah membawa instruksi halus untuk melemahkan dan memperdayakan Nabi Muhammad. Dengan kefasihan lidahnya Utbah sudah menyampaikannya dengan kata-katanya ;

"Dengan maksud apa engkau mengadakan agama baru ini ya Muhammad? Padahal kita sudah punya pusaka dari nenek moyang kita. Untuk apa lagi??? Jika engkau berniat untuk mengumpulkan harta, saka kami semua pemuka-pemuka kaum Quraisy bersedia mengumpulkan harta yang tak terhisab banyaknya, setinggi bukit Safa. Sehingga engkau akan menjadi maha jutawan yang paling kaya antara penduduk kote Mekah ini.

Kalau engkau ingin hendak ketinggian martabat dan kemuliaan maka kami bersedia mengangkat engkau. menjadikan engkau se mulia-mulia manusia dalam kota ini. Kami akan memuliakan engkau dengan setinggi-tinggi penghormatan yang sanggup diberikan oleh manusia diatas muka bumi ini.

Dan jika engkau ingin hendak menjadi raja kami bersedia menobatkan engkau menjadi seorang raja. Perintahilah kami! Kuasailah kami! Dan kami akan patuh menerima dan menurut semua perintah engkau ya Muhammad! Kami tidak akan memutuskan esuatu perkara tanpa engkau.

Jika engkau berkehendak seorang wanita cantik maka kami akan mencarikan engkau seorang atau berapa saja engkau mau gadis-gadis yang paling ayu dari kalangan kaum Quraisy. Engkau mau satu? Dua, tiga atau sepuluh? Atau sebuah harem? Ya, berapa saja kehendakmu akan kami sediakan. Maka kamilah mencukupkan semua keperluan engkau dan mereka. Engkau hanya tinggal pakai saja dan bersuka rialah engkau dalam sorga firdaus yang akan kami ciptakan itu untuk engkau, ya Muhammad!

Dan jika engkau ada mempunyai penyakit dan disini tak ada tabib atau dukun yang mampu menyembuhkannya maka kami bersedia mencarikan tabibnya di pojok dunia mana juga dia berada. Kami akan mencarikan tak peduli berapa biayanya. Atau kalau ada keinginanmu yang lain sampaikanlah kepada kami dan kami akan menyediakannya dalam tempoh yang se singkat-singkatnya. Dan permintaan kami: Hentikanlah segala kegiatanmu! "

Nabi Muhammad tidak menjawab atas semua kata-kata Utbah bin Rabi'ah itu. Beliau hanya bertanya :

" Sudah cukup wahai Utbah?"

" Untuk sementara sudah cukup ya Muhammad."

Maka sebagai jawabnya Rasul lalu membacakan sebuah ayat dari wahyu yang turun beberapa hari sebelumya Ayat itu sengaja di turunkan Tuhan untuk menyongsong misi yang dibawa oleh Utbah. Demikian maksud ayat itu :

- Haa, mim,

- Wahyu dari Tuhan yang Pemurah dan Penyayang,

- Kitab, yang dijelaskan ayat-ayatnya itu ialah Quran dalam bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui,

- Membawa berita gembira dan peringatan, tetapi keba

- nyakan mereka membelakang dan mereka tidak mendengarkan,

- Mereka berkata: Hati kami tertutup terhadap apa yang engkau serukan kepada kami itu, dan telinga kami tuli dan ada tabir - yang membatasi antara kami - antara kami dan engkau, sebab itu engkau perbuatlah ( apa yang engkau sukai) kami memperbuat ( apa yang kami sukai pula ), Katakan: Aku hanya manusia serupa kamu juga, diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Esa, sebab itu luruslah kepadaNya dan mohonkanlah ampunanNya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan Tuhan,

Yaitu mereka yang tidak membayarkan zakat dan tidak mempercayai hari kemudian,

Sesungguhnya orang-orang beriman dan mengerjakan perbuatan baik, mereka memperoleh pahala tiada putus-putusnya,

Katakanlah: Sesungguhnya kamu tiada mempercayai ( Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua hari? Dan kamu buatkan sekutunya. Itulah Tuhan pemimpin semesta alam,

Dan diadakanNya gunung-gunung diatas bumi sebagai pasak dan diberiNya keberkahan dan diaturnya makanan disana dalam empat hari, sebagai penjawaban orang-orang yang bertanya,

Kemudian itu Dia menuju ke langit. ketika itu berupa asap Tuhan berfirman kepadanya dan kepada bumi:

Datanglah engkau keduanya dengan sukarela atan terpaksa! keduanya menjawab: Kami datang dengan sukarela ( patuh ),

Lalu diselesaikanNya menjadi tujuh langit malam dua hari, dan disampaikanNya kepada setiap langit urusan masing-masing. Dan Kami hiasi langit yang dekat itu dengan bintang-tintang dan mengawalnya

Begitulah peraturan dari Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu,

Tetapi kalau mereka membelakang, katakanlah: Aku memberi peringatan kepada kamu dengan petir ( siksaan keras ) serupa petir ( yang menimpa kaum) 'Aad dan Tsamud!

- Ketika Rasul-rasul datang kepada mereka dari hadapan dan dari belakang mereka mengatakan: Janganlah janganlah kamu sembah selain dari pada Allah! Mereka menjawab: Kalau Tuhan kita mau, sudah tentu diturunkanNya malaekat-malaekat ( untuk memberikan pelajaran) sebab itu kami tiada mempercayai ( pelajaran ) yang disuruh sampaikan kepadamu.

Surat Fusshilat ayat 1- 14

Utbah bin Rabi'ah termenung panjang. Sekujur tubuhnya gementar sewaktu nabi membacakan ayat-ayat itu di mukanya. Dan rasanya setiap kata dari ayat itu menusuk-nusuk hulu hatinya. Dan ketika nabi membacakan sampai pada ayat ke empat belas Utbah berkata:

" Sudahlah ya Muhammad! Apakah engkau tidak akan mengatakan sesuatu yang lain dari apa yang sudah engkau ucapkan itu?"

Nabi menjawab: " Tidak ada."

Semua rencananya buyar pada saat itu juga. Tujuan misi yang dibawanya hancur berantakan. Bukan main!

Alangkah dalamnya hikmah kata-kata itu! Alangkah mulianya kata-kata itu! Dan mungkinkah manusia yang menciptakannya ? Apakah itu suatu hasil kerja sihir? Semua kalimah yang demikian tinggi nilainya. Sihirkah? Akh, mustahil. Muhammad hanya menyampaikan saja. Pikiran dan pendirian Utbah mulai ragu-ragu.

* * *

kini Gedung Darun Nadwah penuh sesak pula oleh para pemimpin Quraisy. Mereka mengadakan musyawarah penting. Acara mereka tunggal saja : Tindakan apa yang harus ditimpakan kepada Muhammad ? Maka keputusan mereka tunggal pula : Muhammad harus disingkirkan dari pergaulan kaum Quraisy. Muhammad harus dibunuh terang-terangan. Titik!


Keputusan itu sampai juga kepada paman Nabi Muhammad Abu Thalib. Lalu ia segera memanggil dan mengumpulkan kaum keluarganya keturunan Banu Hasyim dan Banu Muthalib baik yang sudah menganut agama Islam atau belum memasuki agama Islam. Bagi masyarakat Arab membela kehormatan nama keluarga ini diatas dari segala-galanya.

Dalam musyawarah keluarga ini Abu Thalib minta kepada kaum keluarganya : Demi menjaga kehormatan nama kaum Hasyim dan Muthalib mereka harus menjaga pribadi Muhammad. Mereka harus menjaga jangan sampai terjadi pembunuhan atas diri Muhammad. Jika hal ini sampai terjadi permusuhan antara kaum Hasyim dan Muthalib kontra kaum Quraisy akan berlarut-larut dan akan ber jatuhanlah korban-korban dari kedua belah pihak. Dan itu tidak di ingini mereka.

Semuanya setuju dan sepakat mengadakan pengawalan dan penjagaan terhadap Muhammad kecuali seorang saja. Yang seorang ini ialah Abu Lahab pelangkin Abu Jahal.

Abu Lahab ini ialah salah seorang putera dari kakek Nabi Muhammad yang bernama abdul Muthalib. Ia anak dari isteri Abdul Muthalib yang bernama: Labna.

Masa kecil dia bernama Abdul Uzza dan kemudian bernama Abu Lahab. Isterinya bernama Aura yang kemudian bernama Umu Jamil. Mereka bertiga ini ialah trio yang paling anti dengan agama Islam. Sehingga mereka diabadikan Tuhan dalam kitab suciNya yaitu dalam ayat yang keseratus sebelas bernama surat: Al lahab. *).

Selain dari Abu Lahab mereka masuk kedalam kampung Banu Hasyim dan Banu Muthalib lalu mengadakan pagar betis dan pengawalan amat ketat selama 24 jam sehari semalam. Dengan bersenjata lengkap. Sehingga cecunguk-cecunguk dari kaum Quraisy tak mungkin lolos agak seorangpun.

Sedang Nabi tidur tetap dikawal oleh Abu Thalib dan kawan-kawannya. Jika dia tidur maka dia digantikan oleh orang lain yang dipercayainya. Maka gagal pulalah rencana Abu Jahal dan kawan-kawannya.

***

Maka Abu Jahal mengubah siasatnya lagi setelah rencana diatas menemui kegagalan. Dan sekali lagi pemuka -pemuka kaum Quraisy bermusyawarah di Gedung Darun Nadwah.

Dan kini taktik di tukar lagi. Tak bisa melakukan rencana-pembunahan-terang-terangan terhadap Muhammad maka kini dilakukan rencana pembunuhan dengan cara perlahan-lahan. Dengan cara ini tidak saja Muhammad akan binasa tetapi semua pengikurnya. Rencana itu terupa pemboikotan terhadap Muhammad dan para pengikutnya.

Lalu mereka susunlah sebuah peraturan terdiri dari enam pasal, dengan syarat mutlak: Peraturan itu baru akan dicabut jika Abu Thalib sudah menyerahkan Muhammad kepada mereka. Mau diapakan terserah kepada mereka. Mau di bunuh kek, mau di rajam kek, mau diapakan terserah mereka

Peraturan itu berbunyi:

  1. Bahwasanya Muhammad dengan kaum keluarganya tidak diperkenankan kawin dengan orang-orang Quraisy yang lain, baik laki-laki atau perempuan.
  2. Tidak diperkenankan jual beli mengenai barang apa saja dengan Muhammad, keluarga dan pengikutnya.
  3. Tidak diperkenankan mengadakan persahabatan atau pergaulan dengan Muhammad dan kaum keluarga serta pengikutnya.
  4. Kaum Quraisy semuanya tidak diperkenankan mengasihi dan menyayangi Muhammad, kaum keluarga dan pengikutnya.
  5. Semua undang-undang yang sudah ditetapkan ini akan dituliskan dan di gantungkan di kaabah, rumah suci dan berlaku untuk semua kaum Quraisy.
  6. Bilamana keluarga kaum Banu Hasyim atau Banu Muthalib menyerahkan Muhammad undang-undang tak berlaku lagi. Seorang ahli kreografi atau tulis menulis bernama Mansur bin Ikrimah menuliskan undang-undang itu dengan tulisan yang bagus dan di gantungkan di Kaabah.

Tetapi kaum Banu Hasyim dan Banu Muthalib tidak sudi memenuhi bunyi nomor enan dari Undang-undang itu. Sebesar zarrah tak ada terniat dihati mereka untuk menyerahkan Muhamnad kepada mereka, algojo-algojo yang haus darah itu. Muhamnad baru bisa diambil mereka dengan melangkahi mayat-mayat mereka.

Tetapi dunia sudah semakin sempit bagi Muhammad dan pengikutnya. Namun tak peduli. Siksaan akan bertambah berat, penganiayaan akan semakin hebat. Cobaan yang sungguh amat berat bagi kaam Muslimin namun diterima mereka dengan tawakkal dan menyerah dan pasrah kepada Allah.

Maka pada waktu itulah Nabi Muhammad s.a.w. menganjurkan kepada para pengikutnya untuk melakukan Hijrah yang kedua ke negeri Habsyi. Dalam hijrah yang kedua ini ikut 101 kaum Muslimin. Terdiri dari 83 oang laki-laki dan 18 orang wanita. Sebagai ketua rombongan diangkat Ja'far bin Abi Thalib.

Nabi Muhammad juga menitipkan sepucuk surat kepada Negus di Abesinia dengan permintaan supaya kaum Muslimin itu mendapat suaka dan perlindungan yang sewajarnya.

.//.