Mustikarasa
Sambutan Menteri Koordinator Pertanian dan Agraria

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR
PERTANIAN DAN AGRARIA

Keluarnja Buku Masakan Indonesia ini sesuai benar dengan pesatnja kemadjuan tingkat kebudajaan bangsa kita. Hampir semua penduduk dapat membatja dan karenanja mereka haus akan pengertian dan petundjuk jang dapat memberi manfaat bagi kehidupan sehari- hari.

Berthemakan „berdiri diatas kaki sendiri”, terutama dibidang pangan, maka sedjak beberapa tahun jang lalu, Pemerintah melantjarkan usaha intensifikasi dan extensifikasi untuk meningkatkan produksi pangan, usaha mana terkenal sebagai usaha “swa sembada beras” jang kemudian mendjelma mendjadi usaha “swa sembada bahan makanan”.

Penduduk Indonesia jang dalam tahun 1964 berdjumlah 103 djuta orang, pada pertengahan tahun 1965 akan berdjumlah 105.450.000. Produksi padi sadja, belum dapat mentjukupi djumlah konsumsi seluruh rakjat, sekalipun diusahakan kenaikan dengan djalan diatas.

Maka dari itu, Pemerintah telah mengambil suatu keputusan jang radikal revolusioner, jaitu merobah menu rakjat dari beras melulu, mendjadi beras, djagung, umbi²an, dll. bahan makanan jang tumbuh di Indonesia ditambah dengan ikan dan daging. Bahkan lebih dari itu, Lembaga Teknologi Makanan harus dapat “membuat” makanan baru dari bahan² jang ada di Indonesia. Seperti misalnja dinegara² lain dari bonggol trate dan rumput laut dapat dibuat makanan rakjat. Di Indonesiapun masih banjak sekali bahan² pertanian jang dapat menimbulkan bahan makanan jang sehat.

Seminar Gizi jang diadakan pada bulan Mei 1964, telah menentukan menu pedoman untuk karbohidrat seorang setahun sebagai berikut:

beras
djagung
umbi²an

82.1 kg.
45.6 kg. (equivalent beras)
18.3 kg. (equivalent beras)
________
146.0 kg.

Produksi bahan makanan harus disesuaikan dengan pedoman menu rakjat diatas. Untuk tahun 1965 direntjanakan produksi sebagai berikut:

padi : 20,50 djuta ton
djagung : 640  " "  (pipilan)
umbizan : 15,00  " "  (umbi basah),

Ini dapat mentjapai kebutuhan dalam satu tahun, sesuai dengan menu pedoman dan dapat mengadakan persediaan jang lajak.

Karenanja sangat dirasakan kebutuhan masjarakat akan tjara² menggunakan bahan makanan dalam bentuk dan susunan jang mendjamin kesehatan badan.

Resep² jang terkumpul dalam buku ini asalnja dari daerah, dan telah diudji dalam “test kitchens” mengenai rasa dan tjara membuatnja, sehingga djika diikuti dengan saksama, akan dapat menghasilkan hidangan jang bermanfaat.

Para ahli masak dan pengolah makanan, dengan didampingi para ahli gizi, pertanian, perikanan, peternakan, kesedjahteraan keluarga dan kimia telah dapat mentjiptakan suatu karja, jang mudah dibatja dan mudah ditiru.

Banjak diantara resep² itu merupakan sesuatu jang baru, karena hingga kini tersimpan dipelosok tanah air kita sadja. Sekarang ia dapat dimiliki oleh chalajak ramai dan dengan demikian buku ini ikut serta menambah rasa harga menghargai antar daerah dan rasa persatuan antar suku.

Djakarta, 17 Agustus 19604
MENTERI KOORDINATOR
PERTANIAN DAN AGRARIA

SADJARWO S.H.