Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan/Batungkau

16. BATUNGKAU


1. Nama permainan

Menurut informasi yang didapat dari informan nama parmainan batungkau berarti meninggikan hadan. Kata dasarnya adalah tungkau. Awalan ba dalam bahasa daerah Banjar sama dengan ber dalam bahasa Indonesia. Meninggikan badan disini biasanya berdiri diatas ujung jari kaki. Bilamana seseorang ingin mengambil barang sesuatu yang terletak tinggi di etas sehingga tangan tidak sampai menjangkaunya dalam posisi berdiri biasa, maka untuk mendapatkan barang tersebut kita harus bertungkau. Dalam permainan itu sendiri anak - anak mempergunakan suatu alat sehingga badannya bisa menjadi tinggi. Di daerah lain yaitu di Kabupaten Tanah Laut kira kira 90 km dari kota Banjarmasin, permainan batungkau ini disebut babatisan. Kata babatisan berasal dari kata dasar betis ditambah awalan ba dan akhiran an. Jadi permainan babatisan berarti bermain kaki-kakian. Batis dalam bahasa Banjar berarti kaki. Alat yang digunakan dalam permainan berfungsi sebagai pembantu kaki.

2. P e r i s t i w a / w a k t u

Dari keterangan yang dapat dikumpulkan, tidak ditemukan behwa permainan ini hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu. baik berkaitan dengan peristiwa sosial seperti upacara adat maupun yang mengandung unsur-unsur kepercayaan yang bersifat relegiomagis. Permainan ini termasuk jenis permainan yang dikatakan permainan musiman.
Apabila anak-anak dalam sebuah desa mulai membuat alat permainan tungkau ini dan bermain sesama mereka, maka dalam waktu yang singkat akan menyebar di beberapa desa ; kadang-kadang mencapai kota-kota yang berada di sebagian provinsi. Pada hari-hari besar Nasional seperti peringatan hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus atau memperingati hari ulang tahun sekolah, keramaian perkawinan den lain-lain, permainan ini dimainkan sebagai hiburan rakyat. Adapun waktu pelaksanaan permainan biasanya pagi hari, siang ataupun sore.

3. Latar belakang sosial budayanya
Permainan ini pada dasarnya dapat dimainkan oleh siapa saja, tidak terbatas pada golongan masyarakat tertentu. Di desa, di kota, di daerah.

pantai, di pegunungan, anak anak dari berbagai jenis lapisan masyarakat semuanya menyenangi permainan ini.

4. Latar belakang sejarah perkembangannya

Berdasarkan keterangan informan, permainan batungkau ini sudah ada waktu dia masih kecil. Berarti sebelum kemerdekaan permainan ini sudah berkembang. Hingga kini masih dimainkan oleh anak - anak, hanya sifatnya musiman.

5. Peserta / pelaku permainan

a. Jumlahnnya

Jumlah pemain tidak ditentukan banyaknya. Tergantung kepada jumlah pemain yang ada pada saat akan bermain. Minimum dua orang anak yang bermain. Permainan ini bersifat perorangan, karena menuntut ketrampilam secara perseorangan. Dalam suatu perlombaan kadang-kadang jumlah pesertanya mencapai sepuluh orang. Walaupun demikian, penilaian terletak pada kemahiran atau ketrampilan perseorangan.

b. Usianya

Peserta / pelaku permainan umumnya terdiri dari anak laki - laki yang berusia 10 - 13 tahun. Sekali sekali orang dewasa ikut juga bermain dalam keramaian menghibur rakyat.

c. Jenis kelamin

Sebenarnya selain anak laki laki, anak perempuan pun tidak dilarang memainkannya. Oleh karena permainan ini cukup berbahaya maka anak perempuan biasanya tidak menyenanginya.

6. Peralatan / perlengkapan permainan

Alat permainan ini bernama tungkau. Bahan yang dipergunakan untuk alat permainan ada dua macam yaitu: 1. Bambu, 2. Kayu galam, Janis bambu yang diambil adalah yang kuat yaitu bambu tebal yang tidak mudah pecah atau patah. Nama bambu tersebut paring tali. Kayu galam adalah sejenis kayu yang keras dan liat, tidak mudah patah.
Adapun cara membuat permainen ini tidaklab terlalu sulit Bambu/

168

paring tali yang akan dibuat ditebang dengan gergaji atau parang/golok sepanjang kira-kira 3 meter. Ketentuan panjang tungkau ini tidak mutlak, tergantung kepada tingi badan pemainnya. Cabang atau ranting dan daunnya dubuang sehingga tinggal batangnya saja. Cabang dan ranting dibersihkan sampai batangnya licin tidak ada lagi sisa ranting/cabang yang akan menyukarkan tangan apabila dipegang. Bambu yang diambil tentu mulai pada pangkal pohon agar cukup besarnya dan harus yang tua usianya. Sesudah bambu tersebut bersih dan sesuai ukuran yang diinginkan, dibuatlah lobang pada batang bambu tersebut sampai tembus.

Gambar sketsanya adalah sebagai berikut :

Selain daripada lobang tersebut dibuat lagi potongan bambu sepanjang lk. 30cm (disebut kaku) seperti berikut :

Potongan bambu (kaki) tadi dimasukan ke dalam lobang batang dan dijadikan tempat berpijak.

Gambar sketsa di bawah ini menunjukan apabila kaki tersebut terpasang pada batang :

Jarak antara tempat berpijak (kaki) dengan ujung batang bagian bawah tergantung keperluan. Kadang-kadang mencapai 1 meter.

Gambar sketsa ini memperlihatkan jarak antara kaki dengan ujung batang bagian bawah :

Tungku harus dibuat sepasang, yaitu untuk kaki kanan dan satu lagi untuk kaki kiri. Bentuk tungkau seperti diuraikan di atas sebenarnya kurang kuat karena kakinya hanya dimasukan dalam lobang pada badang tanpa ikatan sedikit pun.

Supaya kakinya lebih kuat, diikat dengan tali rotan tipis atau kulit pohon waru. Disamping kaki dibuatkan juga satu potongan bambu pendek yang diletakkan di bawah kaki dan berfungsi sebagai penopang untuk memperkuat kakinya. Ini disebut kuda-kuda.

Gambar sketsa kaki dan kuda-kuda :

Apabila bahannya terdiri dari kayu galam, maka kakinya diambil dari potongan kayu yang dibelah dua. Demikian juga kuda-kudanya. Agar kaki dan kuda-kudanya terpasang erat, biasanya diikat juga dengan tali yang kuat. Adapun ukuran tinggi tungkau dibuat menurut keperluannya.

7.Iringan musik
Tidak ada iringan musik untuk permainan ini.

8. Jalannya permainan
a. Persiapannya
Pertama-tama dipersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan. Tungkau dipilih yq sesuai untuk anak yang akan bermain. Biasanya anak-anaknya harus sebaya sehinga alatnya tidak jauh berbeda ukurannya.
Kedua, dipersiapkan lapangannya ; lapangan yang dipakai untuk bermain harus yang keras tanahnya untuk mencegah tungkau terbenam ke dalam tanah. Biasanya diambil halaman sekolah, lapangan olah raga atau halaman rumah yang cukup luas dan keras.
Ketiga, pesertanya yang terdiri dari anak-anak yang sebaya, yang tinggi badannya tidak jauh berbeda dan disesuaikan pula dengan tinggi tungkau yang di sediakan.
Selain mempersiapkan alat bermain, lapangan dan pesertanya sebelum permainan dimulai, ditetapkan juga apakah permainan perorangan atau beregu yang akan dimainkan.

b. Aturan permainan
Untuk menghindari kecurigan dalam permainan serta memelihara kesportifan dalam bermain ditetapkanlah aturan permainan sebelum bermain. Aturan ini diberitahukan oleh pembimbingnya terutama kalau permain tersebut dikompetesikan Apabila untuk hiburan saja maka aturan itu cukup dirundingkan sesama anak.

Aturan permainan tersebut antara lain :
a) Peserta harus sebaya dan berimbang dalam tinggi badanya,
b) Peserta tidak boleh jatuh dari tungkau pada saatt berjalan cepat,
c) Tidak dibenarkan menghalangi lawan waktu berjalan menuju garis finish.

Aturan yang diutarakan di atas adalah untuk perlombaan berjalan cepat Untuk perlombaan berjalan lambat aturan permainan perbedaannya hanya terletak pada tidak boleh jatuh dari tungkau pada saat

171

berjalan lambat. Walaupun berjalan lambat pemain harus tetap maju ke garis finish. Lambat tidak berarti berhenti di tempat.

Selain dari pada aturan umum permainan/perlombaan ini, penyelenggara atau pengatur menetapkan jug aturan untuk menentukan kalah menangnya.
Ketetapan kalah menang tersebut antara lain :
- Pemain dinyatakan kalah apabila jatuh sebelum sampai ke tempat tujuhnya yaitu garis finish ;
- Pemain dinyatakan kalah apabila berlaku curang yaitu menghalang-halangi lawan waktu berjalan cepat atuapun lambat ;
- Pemain dinyatakan kalah apabila dalam permainan berjalan lambat, berhenti di tempat atau berjalan mundur ;
-Dalam permainan berjalan cepat, pemain dinyatakan memang kalau sampai ke tempat tujuan lebih dulu daripada yang lain ;
- Dalam permainan berjalan lamban pemain dinyatakan menang apabila paling akhir ke tempat tujuan/garis finish.
Penentuan pemenang I, II, III dan seterusnya ditentukan berdasarkan kepada urutan siapa yang lebih cepat sampai ke garis finish (dalam permainan berjalan cepat); atau siapa yang paling lambat sampai kegaris finish (dalam permainan berjalan lambat).

c. Tahap-tahap permainan.
Setelah semua persiapan selesai dikerjakan serta aturan permainan diberitahukan, semua pemain harus sudah siap dengan alat tungkaunya masing masing. Garis start dan garis finish harus sudah dibuat juga dengan jelas. Begitu juga jarak yang harus ditempuh sudah ditetapkan sesuai untuk ukuran anak yang akan berlomba. Jarak yang paling sedang bagi anak berusia 10-13 tahun tidak lebih dari 20 meter. Jarak sepanjang 20 meter ini diperuntukkan bagi perlombaan berjalan cepat. Untuk permainan berjalan lamban jarak lapangan permainan cukup kira-kira 10 meter.
Seorang pengatur permainan untuk lomba berjalan cepat memberikan aba-aba siap. Semoga pemain bererak menaiki tungkau masing-masing. Sambil menunggu aba-aba stat dari pengatur yang bertindak langsung sebagai penilai, pemain berjalan di tempat persis di atas garis start. jarak antara anak kira-kira 1 meter.
Setelahsuara pengatur/Penilaian meneriakkan mulai/ya, bergeraklah semua pemain menuju garis finish dengan cepat diikuti oleh pengatur-Pengatur mengawasi para pemain untuk mencatat kalau ada yang melanggar aturan. Kalau pemainnya cukup banyak, ditambahlah seorang pengatur pembantu. Tugasnya ikut mengawasi dan menilai pemain. Apabila terjadi semua pemain bersama-sama tiba di garis

172 finish, maka seluruh pemain tersebut menjadi pemenang pertama.

Biasanya kalau terjadi demikian permainan diulang kembali agar pemenang pertama tidak terlalu banyak. Agar pengulangan kembali ini tidak sering dilakukan, maka aturan permainan tersebut bisa kadang-kadang ditambah untuk menentukan pemenang yaitu berjalan cepat dua kali pulang balik mencapai garis finish.
Tahap permainan berjalan lambat hampir sama saja dengan berjalan cepat yaitu anak-anak/pemain baru mulai bergerak setelah mendengar aba-aba mulainya. pada saat aba-aba ya tersebut disuarakan mereka bergerak selambat mungkin. Untuk perlombaan berjalan lambat ini tidak jarang pula terjadi hampir semua anak bersama-sama tiba di garis finish. Tentu aturan permainan menjadi fleksibel. Terutama aturan untuk menentukan pemenang.

d. Kosekwensi kalah menang
Pemain yang menang dalam permainan/perlombaan biasanya diberi predikat juara I. II. III dan seterusnya diberi hadiah sepertlunya. Tidak ada sanksi yang harus dipikul oleh yang kalah.

9. Peranannya masa kini
Peranan yang menonjol serta yang dapat dipetik dari permainan batungkau ini tidaklah terlalu besar di dalam masyarakat. Ketrampilen yang diperoleh dari permainan ini cukup bermanfaat bagi anak terutama latihan keseimbangan badan. Batungkau boleh dikatakan sebagai olah raga yang bersifat hiburan bagi anak.

10. Tanggapan masyarakat
Masyarakat umumnya menanggapi bahwa permainan batungkau itu tidaklah dipandang sebagai permainan yang negatif dalam arti mungkin banyak hal hal yang merugikan terhadap perkembangannya nilai-nilai moral. Tidak ditemukan reaksi masyarakat atas masih berkembangnya permainan ini. Mereka mengetahui bahwa permainan ini adalah olah raga bagi anak.
Meskipun agak berbahaya, tetapi jarang sekali suatu kecelakaan yang fatal. Oleh karena itu permainan ini kadang-kadang masih dimainkan oleh anak anak walaupun dimainkan secara musiman.

173

BATUNGKAU

Alat permainan yang disebut dengan tungkau yang terbuat dari bambu.

Beberapa anak sedang berjalan dengan menggunakan tungkau.

PETA PERMAINAN RAKYAT DAERAH
KALIMANTAN SELATAN