Saier Boeroeng Baijan & Noerie
Disarankan membagi karya ini menjadi beberapa halaman. JIka Anda ingin membantu, silakan lihat pedoman gaya dan halaman bantuan. |
BOEROENG BAIJAN & NOERIE
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Jika Anda bisa menyediakannya, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar sebagai panduan. |
BERIKOET SAIER MENGIMPIE
Boeroeng Baijan hoeroeng berbangsa,
Nezngatoer pantoen terlaloe bisa,
Noerie- mendenger hati-nja soesa,
Aifer mata djato tiada merasa.
No.
Ini boekoe di perlindoengin dibawa Anteursrecht
(Staatsblad 1881 No. 1g 9),
OLEH
TAN KIT TJOAN.
TJITAKAN KA AMPAT
1897 — 1921
Jang mengelogarken di pertjitakan
Soan Hong & Co
PASSAR-PISANG.- BATAVIA.
SAIER BOEROENG BAIJAN.
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Jika Anda bisa menyediakannya, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar sebagai panduan. |
DAN
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Jika Anda bisa menyediakannya, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar sebagai panduan. |
SAIER BOEROENQ JVOERIE MENQIMPIE.
Boeroeng Baijan boeroeng berbangsa, Mengatoer pantoen terlaloe bisa. Noerie mendenger hati-nja soesa, Aer mata djato tiada merasa.
Bekoe di perlindoengin di bawa Auteursrecht (Staatsblad 1881 No. 199).
OLEH
TAN KIT TJOAN.
TJITAKAN KA AMPAT
1897—1911 Jang mengeloearken di pertjitakan
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Jika Anda bisa menyediakannya, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar sebagai panduan. |
PASSAR-PISANg BATAVIA,
1911
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Jika Anda bisa menyediakannya, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar sebagai panduan. |
x-small
„SAIER BOEROENG BAIJAN”
DAN
„SAIER BOEROENG NOERIE MENGIMPIE”
————oOo————
Saija mengarang swatee rantjana,
Di toelis dengan, kalam-nja pèna.
Perkatahan-nja djanggal, kamana-mana,
Djadie-nja lagie, tiada bergoena.
Saija mengarang inie tjerita.
Dengar toean, sekalian rata.
Dengan sebenar-nja, saija berkata.
Sebab mengimpie, mendjadie tjinta.
Sebab mengimpie poenja lantaran,
Maka-nja hatie mendjadie héran.
Bangoen pagi boeat pikiran.
Mengambil kalam, toelis atoeran
Mengambil kalam la dengan tinta,
Baroe di toelies, péna-nja pata.
Menarik napas, menjapoe mata,
ingat apa oentoeng-nja béta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bismila itoe awal pertama,
Saija mengarang, didalem roema.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kalam dan dâwat, kedoeà-nja sama,
Diatas kertas, ia mendjelma.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Brapa lama-nja saija mengarang,
Doedoek menoelis, sa-ôrang-orang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Laksana boeroeng tiada bersarang,
Baroe lah taoe, oentoeng sekarang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Selama-nja hatie tiada karoewan,
Doedoek terpekoer, menanggoeng rawan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di liboer dengan, medâ tjimboewan,
Sambil menoelis tiada katahoewan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toelisan-nja djelék djanggai boenji-nja.
Tiada kroewan barang kata-nja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekedar boeàt liboer hatie-nja,
Djangan mendjadi sanget alpa-nja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saija mengarang belon mengartie.
Tambahan koesoet didalem hatie.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pikier dan tjinta dateng bergantie,
Pagie dan petang, tiada berhentie.
Tiada berhenti setiap hari,
Doeka, nistapa, jang di pikirie.
Balik kekanan balik kakirie,
Sakit Soenggoe tidoer sendirie.
Didalam hatie sangat sedi-nja,
Menanggoeng rindoe sebab moeda-nja.
Didalam birahie tiada soeda-nja,
Djikaloe lama apa djadie-nja.
Djikaloe lama dimekian rasa,
Tantoe badan roesak binasa.
Sebab bertjinta senantiasa,
Njawa menanggoeng tiada koeasa.
Tiada sebab sepegie mana.
Seperti badan kena di goena.
Tiada apa sewatoe kerna,
Kenapa hatie bimbangin nona.
Hanja sebab sewatoe malam,
Saija berâdoe diatas tilâm.
Impie-in adinda bermata nilam,
Tjahja-nja sepertie, intan dan pôlam.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Röesak-nja hatie tiada berhingga.
Rasa-nja njawa terlaloe dâhga.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Melihat serbat minoeman soerga,
Belon di minoem soeda di djaga.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djadi tepekoer sebab disitoe,
Sebab ter-ingat impian itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sepertie katja djato di batoe,
Antjoer remoek mendjadie satoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saija berpikier dengan, sendirie,
Djadie pangenan seharie-harie.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kemana nantie maoe di tjarie,
Kapada adinda moeda bastarie.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Roepa-nja manis sangat la terang,
Kredja tjinta saija sa-ôrang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hatie tiada dapet di larang,
Mala bertamba tiada la koerang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djadie menangis terpikier hèran,
Aijer mata djato la berhamboeran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kela kesah dengan pikiran,
Maoe di soesoel boekan atoeran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tetapi apa maoe di kata,
Soeda dengan oentoeng-nja beta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rindoe tiada di pandang mata,
Sebab mengimpie mendjadi tjinta.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tjinta-nja hatie boekan kepalang,
Kapada adinda wadja goemilang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tjahia-nja indah, amat tjemerlang,
Kredja kakenda berhatie oelang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rindoe-nja hatie bertjampoer bimbang,
Tjintakan adinda djoen-djoengan Abang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sepertie di goda Prie dan Mambang,
Roh semangat habies terebang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Terbang melaijang rasa-nja njawa,
Mentjarie adinda oetama djiwa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalam mengimpie rasa berdoewa,
Kapada adinda sa-orang djoewa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aijoe adinda moeda berbaktie,
Rasa-nja badan setenga matie.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kenapa kakenda la di sakittie,
Dalam tidoer la di dekattie.
Bangoen terkedjoet di sangka ada,
Baroe taoe iblis menggoda.
Sampe hatie bangsawan moeda,
Roesakkin pikiran, didalam dada.
Tiada sekalie Kakenda sangkakan,
Didalam tidoer la di godakan.
Tiada djoega la di sampékan,
Sedang bertjinta di tinggalkan.
Sampé hati boekan-nja patoet,
Memoetoeskan harap srieboe masoet.
Tenga malam bangoen mengoesoet,
Kemana pergie maoe di ikoet.
Setela soeda ingatkan dirie,
Tjinta birahie tiada terperie.
Setiap malam setiap harie,
Kenangken Adinda moeda bastarie.
Saban harie djadie seboetan,
Hatie sepertie di goda sètan.
Djalan mengoelon djalan mengétan,
Sepertie orang loepa ingattan.
Sehari-hari tiadakan senang,
Koesoet-nja hati seperti benang.
Siang bertjinta malam berkenang,
Aijer mata sampe berlinang-linang.
Hatie bertjinta kakenda tidoerin,
Tiada dapet la di liboerin.
Adinda sa-orang di pikirin,
Makan sirie sampe loepa di kapoerin.
Adalah tatkala swatoe harie,
Kakenda berdjalan sendirie-dirie.
Terpandang kapada moeda bastarie,
Ini la dia njang Hamba tjarie.
Baroe la impie Kakenda ingatkan,
Ini la dia jang di impiekan.
Telah lama Hamba tjintakan,
Baroe sekarang di pandangkan.
Didalem hatie Hamba berkata,
Aijoe toean tjahija makota.
Bolè kira-nja di pandang njata,
Rasanja dapet boekit permata.
Hamba memandang djaoe antara,
Didalam hatie Ia ber-bitjara.
Lagie di pikier di kira-kira,
Baè djangan deketin sigera.
Hamba lagie sedang memandang,
Berdjalan masoek moeda jang sedeng.
Elo madjelis tiada bertandang,
Seperti boenga kembang sepadang.
Dimana hatie tiada binasa.
Awak tiada kroewan di rasa.
Tahan birahie senantiasa,
Badan menanggoeng tiada koeâsa.
Badan koe inie hampir melarat,
Djikaloe di toeroet dendam keparat.
Baë la kirim swatoe isarat,
Memboeat kiriman swatoe soerat.
Hamba doedoek dengan sendirie.
Menahan tjinta segenap harie.
Mengambil kertas Hamba pikirie,
Menoelies sâier ber-perie-perie.
Didalam Hamba doedoek menoelis,
Mengarang säier sambil menangies.
Kenangkan Adinda moeda mâdjelies,
Njang sepertie Gambar baroe di toelies.
Doedoek bertjinta tiada bersoeda,
Di liboer dengan mengarang meda.
Terbit pikiran didalam dada,
Langiet jang tinggie di pandang renda.
Aijoe Adinda moeda boediman,
Soeda bangsawan tamba beriman.
Soerat inie soerat kiriman,
Darie kakenda jang berdendaman.
Soerat inie kiriman Hamba,
Perkatahan-nja dengan hormat bertamba.
Di sampèkan dengan, tâlim dan semba,
Teroes di hati tiada beroba.
Tâlim dan semba kedoeä tangan,
Soerat terkirim oentoeng-oentoengan.
Sebab-nja hatie la kabimbangan,
Djangan bertjinta la kepandjangan.
Makanja Kakenda kata begitoe,
Sebab pikiran tiada jang tantoe.
Doedoek mesegoel tiada berwaktoe,
Sampé berséndèr tidoer di pintoe.
Adinda sâorang tiada di loepa,
Rasanja hatie goenoeng menimpa.
Datang pikiran segala roepa,
Tiada tahoe sebab-nja apa.
Pegie mana akal di tahan,
Birahie tiada berkesoedahan.
Harap adinda poenja kasihan,
Minta bergantoeng dengan plahan.
Kakenda bilang, teroes dan terang,
Impie-nja doeloe sakit sekarang.
Sakit-nja boekan, sembarang-barang,
Rasa-nja hampier, loepaken orang.
Kakenda bilang, terang dan teroes,
Tjintaken, adinda mendjadie koeroes.
Hatie jang gila, tiada oeroes,
Mangkok di pégang sangkanin iroes.
Djadie di karang, saier jang merdoe,
Habis megarang, tidoer berâdoe.
Sakit soenggoe, menanggoeng rindoe,
Djalan di panas, rasa di tedoe.
Adinda sâorang, djadie ingattan.
Saban harie, djadie seboettan.
Hatie termasoek Djin dan Sétan,
Djadie omong, mendjelamoetan.
Adinda sâorang, Kakenda ingat,
Sebadjoe basa, darie karingat.
liang roh, ilang semangat,
Seperti loeka, njang sakit bangat.
Rindoe dendam, pikirin Nona,
Sakit-nja boekan, semana-mana.
Sepertie badan kena di goena,
Ibarat bisoel, mengangkoet nana.
Rindoe-nja boekan, alang kepalang.
Sama siapa, maoe di bilang.
Sakitnja teroes, di toelang-toeiang.
Seperti di antoek ikan Sembilang.
Djikaloe tiada, Adinda toeloengkan,
Dimana tempat, Kakenda obatkan.
Seperti sakit, la di semboekan,
Njang mana patoet, di oepakan.
Minta di toeloeng, serenta saijang,
Djangan pikiran, melaijang-laijang.
Soenggoe berdoedoek rasa tergoijang,
Adinda sadja, berbaijang-baijang.
Kaloe tiada. Adinda Kasihannie,
Melarat Kakenda sekalie inie.
Rindoe dendam di tahannie,
Maoe ketemoe belon branie.
Mesegoel soenggoe, di dalam hatie,
Badan idoep, di rasa matie.
Rindoe dendam, dateng bergantie,
Sepertie di kemat, Doekoen jang saktie.
Makanja Kakenda kata begitoe,
Tjintakan Adinda tiada berwaktoe.
Lagie pikiran tiada jang tentoe,
Sepertie di kemat, si Dèwa Ratoe.
Kakenda menanggoeng tiada koeâsa,
Saharie-harie senantiasa.
Rindoe datang bergantie paksa,
Aijer mata djato tiada merasa.
Minta di kasian serta belas,
Tantoe nantie Kakenda balas.
Sakit rindoe timboel pemalas,
Tidoer kedjam trâ-bisa poelas.
Baroe merasa rindoe dimekian,
Sekoedjoer badan sakit sekalian.
Birahie dan rindoe la bergantian,
Doedoek menoenggoe la kesedian.
Baroe merasa Kakenda sahoemoer,
Sakit-nja rindoe bagie terdjemoer.
Naék di mata mendjadie lamoer,
Bawa melantjong djato di soemoer.
Soerat ini kaloe Adinda trima.
Biar di batja didalam roema.
Kakenda pesan la poma-poma.
Minta di balas la djangan lama.
Djikaloe ada kiranjn soedie,
Permintahan ini biar mendjadie.
Djangan lama menangoeng sedie,
Tjintakan Adinda jang baê boedie.
Permintahan inie Adinda sampèkan,
Djangan lama Kakenda tjintakan.
Terlaloe berat die rasakan,
Melengkan Adinda bolè toeloengkan.
Sampèkan harap, Bangsawan moeda,
Tiada Kakenda mengada ngada.
Haram tobat pikier di dada,
Pikiran djahat Kakenda trada.
Perkatahan tiada Kakenda semdoenie,
Sekedar minta Adinda kesihannie.
Menangoeng tjinta sekian inie,
Berboeât djahat tiada branie.
Kakenda menoengoe soerat balessan,
Mana oentoeng dengen toelissan.
Sembarang orang Kakenda pesan,
Doedoek menantie boeât tangissan.
Soerat brangkalie ada jang sala,
Minta di ampoeni, la dengan ridla.
Terdjoengdjoeng dialas batok kelapa,
Badan jan hina boeât membéla.
Djikaloe ada sala sepata,
Didalam soerat Kekanda berkata.
Srie Ratoe si tjahia mata,
Djangan di simpen didalam tjita.
Sebab-nja hatie terlaloe gila,
Atoer soerat banjak jang sala,
Doedoek tepekoer tinggal bersila,
Kenangkan Adinda seôla-ola.
Tiada sekalie Kakenda berdjoesta,
Sebenar-nja sadja Kakenda berkata,
Adinda sâorang di mata-mata,
Mendjadie omonng sebagie lata.
Rindoe birahie mesaraboetan,
Adinda saorang njang kalihatan.
Djadi omong mendjelamoetan,
Sebab-nja hatie di goda Setan.
Makan dan minoem tiada perdoeli,
Djangdjie di ingat sedie koembalie.
Satoe waktoe satoe brangkalie,
Maoe kapangkèng djato kepinggir kalie.
Djadie berdjalan sana kemarie,
Tiada kroewan apa di tjarie.
Sepertie di goda Mambang dan Prie,
Isang-isang omong sendirie.
Sakit beginie djikaloe sering,
Tentoe mendjadie la koeroes kering.
Tidoer tjelantang la sampé miring.
Séndok di pègang sangkanin piring.
Minta Adinda poenja kesian,
Djangan bertjinta sarie-sarian.
Tidoer sekedjap djadie impian,
Bangoen mendoesin boeat amëan.
Sakit beginie djangan di rasa lagie,
Lebie baë berdagang roegie.
Tiada taoe kemana pergie,
Soeda menggerip sangkanin pagie.
Kaloe mata harie ampier silam,
Tandanja soeda moelain malam.
Bertamba rindoe hatie didalam,
Sebagie terboeboe asam dan garam.
Kaloe moelain la poekoel anam,
Bintang terbit, mata harie ketanam,
Datang pikiran segala djâhanam,
Bantal gegoeling adjak bergoenam.
Djikaloe ampier la poekoel toedjoe,
Boelan terbit bintang menoedjoe.
Hatie didalam la moendoer madjoe,
Tjelana di pakè sangkanin badjoe.
Tiada lama, poekoel dlapan,
Meriam memoenjie sangkan Snapan.
Adinda sâorang di boeat harappan,
Bolè ketemoe koetika kapan.
Kaloe soeda poekoel sambilan,
Bintang bersinar trangin djalan.
Bertjampoer dengen tjahia-nja boelan.
Tinggal Kakenda kasegoel-segoelan.
Kira-kira poekoel sepoeloe,
Timboel pikiran impian doeloe.
Sakit di hatie toedjoe mendeloe,
Sepertie di iries dan bamboe boeloe.
Sotda arapir poekoel sebelas,
Mata mengantoek trabisa poêlas.
Aijer mata djato bagie di peras,
Kenangkan Adinda njang baë paras.
Poekoel doeäblas sepie dan soenjie,
Kakenda boeka anggoer Sampanjie.
Aijam kroejoek soeära berboenjie,
Kakenda sangkanin orang menjanjie.
Tontong mamoenji la poekoel satoe,
Kakenda doedoek itoengin waktoe.
Koetjingmaling boeka dalamtoe,
Sangkain Adinda jang tolak pintoe.
Sebentar lagie îa poekoel doewa,
Naëk di Randjang toeroen di bawa.
Betoel katanja orang njang toewa,
Menanggoeng rindoe tiada koewawa.
Tiada lama la poekoel tiga,
Kakenda masie terbangoen djoega.
Sepertie ambil tarohan djaga,
Kaloe beginie tiada kedoega.
Lekas sekali la poekoel ampat,
Djam malam terlaloe tjepat.
Mata mengantoek rasanja sepat,
Poekoel lima kakanda melompat.
Mariam mamoenji la poekoel lima,
Boeroeng mengotjè di samping roema,
Kakenda berindoe sekian lama,
Sampe kapan Adinda trima.
Anam liwat mataharie terbit.
Rasanja bolè kena di sambit.
Hatie didalam la kebat kebit,
Sebagie bisoel kena di tjoebit.
Poekoel toedjoe mataharie terang,
Tapie panas-nja la masie koerang.
Sebabnja rindoe Kakenda saörang,
Mendjadie Sâier Kakenda njang karang.
Poekoel dlapan panas-nja mentjar,.
Trangin doenia segenap Pasar.
Karangan sâier Kakenda njang sasar
Kirimin Adinda djangan la goesar.
Poekoel sembilan panas-nja miring,.
Djemoerin kaën lekas la kering.
Poetie koening soeâranja njaring,
Kakenda rindoein terlaloe sering.
Poekoel sepoeloe sedang panas-nja,
Koeliling tempat dapat hawanja.
Soerat terkirim kapada Njonja,
Harap lekas dapat balasnja.
Poekoel seblas setenga langiet,
Panas-nja itoe terlaloe sengiet.
Kakenda sepertie Lajangan singiet,
Rindoein Adinda moeda terpingiet.
Poekoel doeâblas panas menjala,
Mataharie toedjoe atas kepala.
Kakenda kata trada njang sala,
Rindoein Adinda setenga gila.
Poekoél satoe panas beroba,
Taipie panas-nja djangan gegaba.
Semingkin di pandang, manis bertamba,
Kredja bimbang hati si Baba.
Poekoel doea panas-nja koerang,
Tjahianja tapie terlebie terang.
Adinda seperti Boenga di karang,
Semingkin di pandang semingkin girang,
Poekoel tiga panas-nja lingsier,
Terang-nja masoek di lobang Gasier.
Seperti Salak, daloe berpasier,
Belon di makan soeda di taksier.
Poekoel ampat panas-nja pinda,
Panas-nja dapat mengana dada.
Apa jang Kakenda berkata soeda,
Teroes di hati tiada berbèda.
Poekoel lima, ampir la Malam,
Sebentar lagie mataharie silam.
Adinda meroesakin hati didalam,
Soekar di tjarie sepoeter älam
Adinda goenoeng kasiankan Paté,
Tjintakan Adinda djoengdjoengan entje,
Idoep seperti Boeroeng Bebentjé.
Saban malam doedoek mengotjè,
Djikaloe soerat Adinda batjakan,
Didalem hati Adinda pahamkan.
Djangan saôrang la di hilangkan,
Roesak nama orang tjeritakan.
Soerat inie soerat rasija,
Adinda denger pesenan saja.
Pantang dan pikier, djaga sadija,
Kapada orang djangan pertjaja.
Soerat di kirim oentoeng-oentoengan,
Sebabnja hatie ia kabimbangan.
Laen orang di batja djangan,
Rasia nantie la koelilingan.
Kasiankan Kakenda moeda Bangsawan,
Aijoe Adinda maas tampawan,
Toeloengin Kakenda boedjang njang rawan,
Minta matie dalam pangkoewan.
Allah hamdoe rabie âlamin.
Tjahia-nja sepertie bajangan Tjermin.
Siang malam Kakenda dendamin,
Minta djangan Adinda diamin.
Pikiran gelap tiada njang terang,
Dari pada sangat dendam sekarang.
Dendam dan rindoe tiada la koerang,
Tjinta tertangoeng Kakenda saôrang.
Kakenda saôrang beroesak hatie.
Siang dan malam tiada berhantie.
Kaloe Kira-nja Kakenda toeroetie,
Soedie kah Adinda membèla matie.
Kaloe kira-nja Adinda soedikan.
Pakerdjahan tentoe Kakenda djalankan
Kemana Adinda di toeroetkan,
Di laoet apie Kakenda temankan.
Aijoe Adinda tjahia hairanie,
Sampé hatie pada akoe inie.
Brapa lama dengan beginie.
Sedang soeda Kakenda tahannie.
Ambiel Kakenda dengan, ikalas,
Djikaloe ada kira-nja belas.
Tjintakan Adinda njang baë paras,
Kasih tiada dapat di balas.
Tiada terbalas kasih moe toewan,
Kapada Kakenda boedjang njang rawan.
Siang dan malam tiada ketahoewan,
Sebab-nja hatie tiada keroewan.
Perkatahan inie Adinda dengarkan,
Kapada orang djangan bilangkan
Harap djangan Adinda poetoeskan,
Hadjat-nja Kakenda toeloeng sampèkan.
Soerat terkirim dengan alamat,
Kakenda seperti kena hikemat.
Tjintakan Adinda njang baë amat,
Kaloe di toeroet ampir kiamat.
Adinda toean moeda Bangsawan,
Serta boedie dengan hartawan.
Poeti koening kiloe-kiloewan,
Tjahia-nja sepertie bintang di Awan.
Dimana hatie tiada kan antjoer,
Sepertie badan di langgar latjoer.
Merasa njawak sakit sekoedjoer,
Teroes di hatie aijer-mata tjoetjoer.
Adinda sepertie si Sarie boelan,
Lemah lemboet pantas berdjalan.
Bertjinta belon la kebetoelan,
Tinggal doedoek la kesegoelan.
Perkatahan Kakenda soenggoe la pastie,
Dari moeloet teroes di hatie.
Djikaloe datang âdjalkoe matie,
Minta diatas pangkoeän Goestie.
Adinda goenoeng pangliboer lara,
Tjinta-nja Kakenda soenggoe kentara,
Kaloe tiada Adinda piara,
Matie Kakenda dalam sangsara.
Adinda goenoeng moeda Dermawan,
Kerdja mesegoel Kakenda toean.
Siang dan malam boeat igöwan,
Sepertie di goda Mambang di awan.
Adinda goenoeng moeda saktian,
Tiada kira-nja Adinda kasian.
Melihat Kakenda njang dimekian,
Siang dan malam la kasedian.
Adinda goenoeng oetama djiwa,
Manis-nja sepertie si goela Djawa
Tjinta-nja Kakenda tiada la doewa,
Malengkan Adinda timbangan njawa.
Tjinta birahie petang dan pagie,
Rindoe-nja tiada antara lagie.
Telah tersoerat soeda terbagie,
Tiada terliboer di dalam Negrie.
Minta di toeloeng dengan ikalas,
Sebab bertjinta teramat keras.
Tiada kah Adinda berhati belas,
Dengan Kakenda njang tiada waras.
Dengan toeloengan la di sampékan,
Oléh Toehan njang mendjadikan.
Kahadapan Adinda njang koe tjintakan,
Minta Adinda toeloeng batjakan.
Soerat tiada dengan sepertie-nja,
Gantie pertemoeàn oléh kira-nja.
Akan antara kadoeâ pihak-nja,
Berkata dengan soenggoe hati-nja.
Hal menjatakan hatie Kakenda,
Siang dan malam berhatie goenda.
Di liboer dengan mengarang moeda,
Mingkin bertamba koerang tiada.
Tiada sekalie berhatie senang,
Koesoet-nja terlebie Soetra den benang.
Siang bertjinta malam berkenang,
Aijer mata djato berlinang-linang.
Djangan Adinda bersampè hatie,
Minta djoega la di obattie.
Djikaloe lama Kakenda bernantie,
Ahir-nja dendam koe bawa matie.
Wâbada darie pada itoe,
Dalam-nja ada hal sewatoe.
Minta di bales kata njang tantoe,
Dengan kesoedian Adinda Ratoe.
Tjinta-nja hatie terlaloe berat,
Sakit merasa toelang dan oerat.
Djikaloe lama tentoe melârat,
Sebab menoenggoe balesan Soerat,
Apa la mâksoed Adinda kabarkan,
Djangan sekalie di maloekan.
Kahanda hatie Adinda katakan,
Djikaloe bolé Kakenda sampékan.
Adinda goenoeng Ratna djoeîta,
Boeâ hatie tjahia la mata.
Tangkè kalboe njawa-nja bèta,
Mari la toean mendjawab kata.
Ratna djoeîta pangliboer lara,
Poetie koening sepertie Indera.
Adinda sepertie awan di Oedara,
Tempat berlindoeng dagang sangsara.
Adinda goenoeng sigra la toeloeng,
Pikiran Kakenda terlaloe bingoeng.
Sebab-nja rindoe satenga lingloeng,
Doedoek di panas rasa berpaijoeng.
Maas mira poetie ujang loemat,
Kakenda saijang sepertie âdjimat.
Didalam dirie rasa kiamat,
Moehoenkan obat biar Slamat.
Djikaloe slamat badan Kakenda,
Di balas djoega boedi Adinda.
Soepaija hilang hati njang goenda,
Djangan terkoeroeng didalam dada.
Terkenangkan oentoeng Paté sekarang,
Pikir dan akal mendjadie koerang.
Sepertie Boeroeng tiada bersarang,
Adalah sepertie pantoen-nja orang.
Iries Pandan si boenga Rampé,
Di goeba dengan Tjempaka poetie.
Sakit dendam seblon-nja sampé.
Rasa kiamat didalam hatie.
Hatie-nja Kakenda soeda binasa,
Siang dan malam menangoeng siksa,
Sepertie di gigit Oeler berbisa.
Sekalian anggota sakit merasa.
Adinda goenoeng asal kaijangan,
Sepertie boenga atas Padjangan.
Poetie koening tiada bandingan,
Tempat-nja soelit tamba larangan.
Poetie koening tiada ketjiwa,
Elo mais tiada la doewa.
Toewan dengar Pantoen di bawa,
Inie kata-nja orang jang toewa.
Limoe poeroet darie Manggala.
Pandan di Sawa di makan Roesa.
Kaloe di toeroet hatie jang gila,
Badan senjawa roesak binasa.
Mari Adinda djoengdjoengan Abang,
Sepertie boenga baroe berkembang.
Belon sekalie di sarie Koembang,
Membrie hatie Kakenda bimbang.
Bimbang-nja hatie terlaloe piloe,
Bagie di iries dan Bamboe boeloe.
Kaloe di ingat impian doeloe,
Djantoeng hatie bagie di paloe.
Dengar la Toean denger la Abang,
Djikaloe Boeroeng saija terbang.
Tiada tertahan hatie njang bimbang,
Djadie mengarang si sâier Kembang,
Swatoe boenga moela berta-nja,
Kepada boenga sekalian-nja.
Boenga Bôtan akan nama-nja,
Tiada kedoeä la bandingan-nja.
Boenga Bôtan di paso Tjina,
Kembang-nja rontok djato di tana.
Rindoe birahie bimbangin Nona,
Bolé ketemoe koetika mana.
Laloe di djawab boenga Delima,
Tjahia-nja sepertie boelan poernama.
Bidadarie toeroen mendjelema,
Didalam Doenia banding tâ-sama.
Poehoen Delima toemboe di Taman
Bagoes roepa-nja serenta roman.
Adinda sepertie aijer minoeman,
Kakenda bernanti brapa djeman.
Boenga-nja djato didalam Kólatn,
Anjoet di kedoeng, aijer njang dalam.
Bimbang bertjjnta siang dan malan,
Soekar di tjarie sepoetar alam.
Seraij.a mendjawab boenga Melatie,
Haroem baoe-nja Warna-nja poetie.
Lakoe-nja Arif moeda berbaktie,
Njang patoet bolé di béla matie.
Boenga Melatie dalam Djerabangan,
tiaroem baoe-nja sepemandangan.
Boea hatie asal Kaijangan,
ElÔ medjelis tiada bandingan,
Mendj,awab poeia Melatie Soesoen,
Marl maas mari la Ingsoen.
Asal kaijangan, boekan-nja Doesoen,
Toewan njang djadie penawar Ratjoen.
Melatie Soesoen toemboe di Padang,
Toemboe sepoehoen di samping Goedang.
Siang dan malam doedoek bergadang,
Rindoekan Adinda rasa terpandang.
Melatie Soesoen selang berkembang,
Di boeat Soenting si radja Mambang.
Djikaloe Kakenda sepertie KoembaHg,
Menjoesoel Adinda tantoe terbang.
Laloe mendjawab boenga Tjempaka,
Poetie koening njang baê moeka.
Siapa memandang mendjadie soeka,
Djadie ôbat hatie njang doeka.
Tjempaka toemboe di pinggir Kota,
Tjarang setangké boenga-nja rata.
Soeka-nja hatie tiada terkata,
Terlebi orang mendapat harta.
Tjempaka boenga-nja koening,
Toemboe di pinggir kakie Kemoening.
Rindoe birahie kepala pening,
Penawar-nja patoet aijer njang bening.
Laloe berpantoen boenga Angsana,
Poetie koening dan Bidjaksana.
Paras-nja Elô la saderhana,
Tjahia-nja sepertie Koemala Ratna.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Poehoen Angsana toemboe di Boekit,
Koembang menjarie boekan sedikit.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tahan birahie djadi penjakit,
Rasa-nja tiada dapet berbangkit.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boenga Angsana, didaiars Gelas,
Tjahia-nja sepevtie kaën antelas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rindoe dendam trabisa poeias,
Tiada Adinda kasian dan belas.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Laloe berpantoen si Telangbiroe,
Tjahia-nja sepertie kaën Misseroe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bahna Sètan raengaroe biroe,
Rindoe datang bagie di soeroe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kembang Telang di kakie Serè,
Oijot-nja liliet batang Peparè.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rindoe datang pagie dan Sorè,
Badan dan njawa anipir betjerè.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kembang Telang rambattin pagar,
Di pinggir kebon anak Soedagar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rindoe dan dendam datang melanggar.
Adinda njang djadie penawar segar.
Seraija berpantoen si boenga Toendjoeng,
Boeänja rontok toemboe di Tandjoeng.
Ramboet-nja ikal lentik di oedjoeng,
Kapan la nantie bolé di djoendjoeng.
Kembang Tandjoeng toemboe di Rawa,
Di langgar bandjir naêk di Sawa.
Marie maas oetama djiwa,
Dimana bolè ketemoe berdoewa.
Kembang Toendjoeng didalam Tjawan,
Di boeat Soenting Radja di awan.
Adinda djadie penawar râwan,
Tiada njang iaèn hanja la Toewan.
Poehoen Toendjoeng toemboe di Koeboer,
Kembang-nja rontok bergantie goegoer.
Kakenda berindoe soeda telandjoer,
Toean njang djadie ôbat pangliboer.
Laloe berpantoen kembang Kepoeijang,
Poetic koening berbaijang baijang.
Hatie rindoe bagie tergoijang,
Tiada bertantoe malam dan sijang.
Poehoen Kapoejjang di pinggir kalie
Batang-nja doijong terikat talie.
Kakenda saijang sekali-kali,
Boekan-nja harga, maoe di belie.
Boenga-nja sedang Ia berkembang,
Njang poesoe rontok datam Djambangan.
Adinda sadrang djarang bandingan,
Sedap manies dalam pandangan.
Aijer Mawar si boenga Roos,
Boenga-nja itoe njang bagoes teroes.
Poetie koening Pinggang-nja tiroes,
Mendjadie Obat penjakit koeroes.
Kembang Roos dalam kebon Wolanda,
Boenga-nja bagoes. ber-inda-inda.
Timboel birahie didalam dada,
Sebab-nja Setan masoek menggoda.
Kembang Roos si aijer Mawar,
Tanam di kebon toemboe keloewar.
Adinda sepertie aijer penawar.
Aijer mawar si aijer Goeloe,
Roepa-nja bagoes manies terlaioe,
Tjaiiia-nja terang sepertie soeloe,
Membri hatie bimbang dan piloe.
Aijer Qoeloe toemboe di Poerie,
Di boeat Soenting anak Manterie.
Toedjoe boei<it Kakenda idarrie,
Sebanding Adinda soekar di tjarie.
Aijer Goeloe toemboe di tepie,
Di pinggir kebon tanah Sliepie.
Adinda saôrang Kakenda harappie,
Saban tidoer boeat mengimpie.
Laloe rnendjawab boenga Kembodja,
Toemboe sepoehoen di taman Radja.
Loepa makan trâ ingat kerdja,
Hatie bimbangin Adinda sadja.
Boenga Kembodja la petja ampat,
Toemboe-nja tiada sembarang tempat.
Liat di Noedjoem dalam âriepat
Seraija mendjawab si boenga Siantan,
Toemboe di kebon taman-nja Sultan.
Rindoe dendam loepa ingattan,
Sebab Adinda poenja boeättan.
Boenga Siantan toemboe di Rawa,
Di pinggir kebon anak Panggawa.
Mari maas oetama djiwa,
Kakenda rindoekan tiada la doewa.
Boenga Siantan atas Nanampan,
Marie di tantjap diatas Tokpan.
Maas dan perak atoer di depan,
Malengkan Adinda djadie harepan.
Seraija mendjawab si boenga Koenjiet,
Kembang-nja bagoes baoe-nja sangiet.
Poetie koening moeda terpingiet,
Sepertie Bintang di atas Langiet.
Laloe berpântoen si boenga Langkoas,
Kembang-nja toemboe di roas.
Tjahia-nja bening sepertie Tawas,
Di pandang lama tiadaken poeas.
Laloe berpantoen boenga Dringoe,
Hatiekoe bimbang sepertie Linoe.
Berdoedoek matigoe berdirie mangoe,
Hatie ingat Adinda anoe.
Kembang Dringoe batang-nja pata,
Toemboe sekebon di kalie Bata.
Poetie koening sepertie Peta,
Nama-nja blon bolè di kata.
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Jika Anda bisa menyediakannya, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar sebagai panduan. |
SAIER RANTJANA DI ANTARA
SEKALIAN BOEROENG.
Säier inie baroe di karang,
Tiada meniroe boeâttan orang.
Brangkalie perkatahan ada njang koerang,
Tambahkan Toean, tiada di larang.
Bismila itoe permoelahan kata,
Toean batja depan Pelita.
Di karang sâier di bri njata,
Sekalian Boeroeng poenja tjerita.
Tjerita sekalian Boeroeng di Awan,
Anggas Baijan boeroeng Dermawan.
Perkatahan-nja djanggal tiada kroewan,
Itoe poen Mâloem sekalian Toean.
Darie dahoeloe sampé sekarang.
Radja Baijan di seboet orang.
Sebab mertabat-nja tiada koerang,
Mendjadie sâier saija njang karang.
Alkaisa terseboet swatoe perie,
Ada la tatkala swatoe harie.
Batjan melaijang koeliling Negerie,
Laloe ter-pandang kepada Noerie.
Setela Baijan melihat Noerie,
Laloe mengoetjap Sendirie-dirie.
Adinda toean moeda Bastarie,
Sebanding Toean soekar di tjarie.
Noerie di pandang sepertie Koemala,
Baijan semingkin berhatie gila.
Berdoedoek sala berdirie sala,
Rasa-nja handa bertimpa Sila.
Dimekian itoe Baijan berkata,
Adinda toean Ratoe Dèwata.
Takdir Toehan pertemoeän Kita,
Biar Adinda soedikan bèta.
Djaoe Kakenda sampè kemarie,
Tiada kroewan apa di tjarie.
Sebab inelantjong liboerin dirie,
Handa melihat intan Bidoerie.
Langit tinggie Doenia poen lébar,
Adinda di seboet sepertie Gambar.
Sebab Kakenda mendengar kabar,
Djadi-nja hatie poen tiada sabar.
Itoe sabab-nja Kakenda menjoesoel,
Mendengar kabar djikaloe betoel.
Pertama Nabie kedoeä Rasoel,
Serta terpandang djadie mesegoel.
Noerie Boediman lagie Bangsawan,
Serta Arif dengan dermawan.
Kakenda pandang moeka moe toewan,
Mendjadie hatie tiada keroewan.
Kakenda rindoe tiada tertahan,
Dari sebab Adinda Toean.
Harap Adinda poenja kasihan,
Minta bergantoeng dengan perlahan.
Noerie mendengar terlaloe belas,
Dengar tjerita ampierkan poelas.
Djikaloe ada toeloes dan ihlas,
Kasih Adinda tiada terbalas.
Noerie mendengar terlaloe heran,
Bagoes Baijan poenja atoeran.
Noerie mendjawab dengan sindiran,
Toeankoe gila apa lantaran.
Toeankoe Radja didalam Désa,
Kepada Paté boekan sebangsa.
Djangan di boeat dengan perkosa,
Sepertie orang soeda biasa.
Noerie berkata sambil berpantoen,
Mengatoer säier beroentoen-roentoen.
Toeankoe djangan djadie gegetoen,
Hamba ini soesa di toentoen.
Kerna Hamba banjak njang minta,
Sekalian anak Radja makôta.
Djikaloe branie dengan Sendjata,
Kemoedian dapat beristrie Béta.
Anak Radjâ Koeliling Negerie,
Datang maminang semoeà kemarie.
Kaloe toeankoe takoet dan negerie,
Baë beristrie Bangsa sendirie.
Anak Mantri menoenggang Koeda.
Kembang Senggoegoe diatas petie.
Handa beristrie boekan-nja moeda,
Djikaloe tiada soenggoe di hatie.
Baijan mendjawab Noerie bersabda,
Hatie-nja didalam semingkin goenda.
Kaloe dimekiari kata Adinda,
Djiwa-koe hilang tiada-kan énda.
Baroe sentara Boeroeng di awan,
Itoe poen djoega belon keroewan.
liada bertjakap Kakenda toewan,
Sebolè-bolè Kakenda lawan.
Djikaloe kepada la inie djeman,
Di noegrahkan Baginda Sultan Soleiman.
Boeroeng di Oetan boeroeng di Taman,
Kepada Kakenda sekalian teman.
Mèlengkan Boeroeng Laoet dan Oedara,
Kepada Kakenda lain setara.
Kendatie ia gaga prawira,
liada Kakenda maoe menjera.
Baijan berpantoen dengan Sloka,
Sepertie orang berdjinaka.
Memboeang laga memboeang tingka,
Soepaija Noerie hatie terboeka.
Adinda goenoeng toean Sioman,
Sampoerna roepa serenta roman.
Kaloe sepertie boenga di Taman,
Kakenda petik boeat tjioeman.
Adinda goenoeng si Sanglir sarie,
Moeka-nja troes lasana Sirie.
Toedjoe Boekit Kakenda idarie,
Sebanding Toean soekar di tjarie.
Adinda toean Poetra-nja Goestie,
Marie Toean si boeà hatie.
Elo madjeiis sampoerna pastie,
Oeroeng tiada, di bèla matie.
Djiga Merpatie terbang berkawan,
Toeroen bermatok boea Pepaija.
Djikaloe matie sebab moe toewan,
Tiada mendjadi la sija-sija.
Teroentoeng boenga Melatie,
Taro di Mèdja taboer-taboerin.
Tiada beroentoeiig Kakenda matie,
Mait Kakenda toeloeng koeboerin.
Sapoetangan pingir di i'enda,
Kaèn tjita Toean lipatkan.
Kaloe kesian Mait Kakenda,
Dengen aijer mata Toean mandikan.
Boeroeng Baijan boeroeng berbangsa,
Mengatoer pantoen terlaloe bisa.
Noerie mendengar iratie-nja soesa,
Aijer mata djato tiada merasa.
Noerie mesegoel didalam tjita,
Dimekian itoe Noerie berkata.
Toeankoe Radja Sultan Makôta,
Dengarkan Paté doenja tjerita.
Toeankoe Radja döelie njang Grana,
Ada swatoe Koemala Ratna.
Aijanda handa menjoeroe Pana,
Sekalian Radja siapa njang kena.
Itoe Aijanda poenja prenta,
Kerna terlaloe banjak njang minta.
Siapa di toeloeng dengan Dèwata,
la njang dapat ber-istrie Bèta,
Toeanikoe Radja Sultan Dermawan,
Djangan toeankoe berhatie rawan.
Djikaioe soeda la bertantoewan,
Nanti Paté kabarken Toewan.
Noerie bersâier seraija bersabda,
Paté poelang roema Aijanda.
Telandjoer apa kata njang soeda,
Tersoerat djangan didalam Dada.
Tinggal toean tinggal la Abang,
Noerie berlontjat laloe terbang.
Tinggal Baijan berdoedoek bimbang,
Hatie-nja sepertie di goda Mambang.
Noerie terbang ka Rimba Poedak,
Di iringkan Daijang, Inang dan boedak.
Rasa-nja Baijan maoe mengoedak,
Tetapie tiada koeât bertindak.
Baifan berdirie dengan pikiran.
Sebab hatie-nja terlaloe héran.
Kaloe di soesoel boekan atoeran,
Takoet mara Noerie Pangèran.
Baijan Bangsawan Radja terbilang,
Rindoe-in Noerie wadjâ Goemiiang.
Bimbang-nja boekan alang kepalangm
Rasa-nja tiada Ia ingat poelang.
Baijan mengoetjap tiada keroewan,
Sebab hatie-nja terlaloe Râwan.
Menjeboet-njeboet Noerie Bangsawan,
Djangan loepa djandji-nja Toewan.
Wadjâ goemilang tiada njang tentang.
Sebab djandjie Kakenda pantang.
Kakenda ingat pagie dan petang,
Toean kabarkan Kakenda datang.
Sekarang Kakenda doedoek bernantie,
Toenggoe-in Toean kabar njang pastie.
Kaloe beginie roesak-nja hatie,
Lambat lawan Kakenda matie.
Baijaii lesoe Sandie anggôta,
Laloe terbang poelang ka-kota.
Lantas Semaijam diatas táhta,
Doedoek-nja dengan berdoeka tjita.
Boeroeng Baijan Sultan Makôta,
Doedoek mesegoel menanggoeng tjinta.
Rasa-nja tiada dapat berkata,
Noerie sa-ôrang dimata-mata.
Boeroeng Baijan boeroeng terbilang,
Doedoek mesegoel boekan kepalang.
Tjintakan Noerie wadjâ goemilang,
Ròh soemangat ampirkan hilang.
Baijan doedoek bimbang dan bingoeng,
Doedoek sepertie orang njang lingloeng.
Baijan menjoeroe memanggil Tioeng,
Brangkalie dia njang bolé toeloeng.
Baijan Bangsawan dan Bidjâsana,
Barang prenta-nja dengan Sampoerna,
Angkàu pergie barang kemana,
Panggilkan Akoe Tioeng Perdana.
Di soeroe Perit, terbang perkasa,
Bawa printa mémang biasa.
Mengidarie Kampoeng koeliling Désa,
Saijap-nja pegal tiada di rasa.
Boeroeng Perit boeroeng Sampoerna,
Ia terbang kemana-mana.
Laloe bertemoe Tioeng Perdana,
Toeankoe di panggil Doelie njang Grana.
Perit bertemoe si Tioeng Mantrie,
Laloe menjemba Ia di hampirie.
Paté mentjarie darie Tengarie,
Toeankoe di panggil Radja Bastarie.
Setela Tioeng dengar soeâra.
Dengan Perit Ia poelang sigera.
Di djalan tiada lama antara,
Laloe mengadap Radja Prawira.
Tioeng menjèmba dengan pikiran,
Melihat Toean-nja mendjadie héran.
Srie Ratoe doelie Pangèran,
Toeankoe poetjat apa lantaran.
Baijan menjahoet lakoe-nja maloe,
Sebab rasia-nja hina terlaloe.
Rasakoe kamboe sakit njang doeloe,
Setoelang-toelang rasa mengiloe.
Tiada kroewan njang Akoe rasa,
Njawa menanggoeng tiada koeâsa.
Toeloeng tjarikan Doekoen njang bisa,
Soepaija Semboe djangan binasa.
Tioeng menjemba dengan Sampoerna,
Toeankoe tjerita pada Hamba njang hina,
Srie Pangèran doelie njang Grana.
Sakit Toeankoe apa semana.
Tioeng bcrsáir berlagoe-lagoe,
Menjindir pantoen serta berganggoe.
Toeankoe kendatie Kekal dan Tegoe,
Termakan djoega Hikmat njang tanggoe.
Toeankoe tjeritakan Paté sekarang,
Soepaija Patè mendengar terang.
Sepertie sâier telah terkarang,
Ada Ia sepertie pantoen-nja orang.
Laboer Beras diatas tikar,
Ambil Gantang di boeat takar.
Toean berdjalan tempat njang angkar.
Maka terkena sakit njang soekar.
Takar Beras gantang-nja Tahang,
Abies Soesoen Ia di tempat-nja.
Sakit njang berat Toeankoe tahan,
Masoek di Soemsoem soesa obat-nja.
Tioeng berpantoen sambil tetawa,
Aijoe Toeankoe oetama djiwa.
Patè saijang Toean tiada Ia doewa.
Ada sepertie kata orang njang toewa.
Djiga Angsana boenga angsana,
Kembang-nja goegoer djato di Tana.
Djikaloe binasa Srie astana,
Apa goena-nja Hamba njang hina.
Djiga Delima boenga delima,
Kembang-nja goegoer di Rama-rama.
Djikaloe binasa Radja oetama.
Binasa Ia Hamba bersama-sama.
Baijan Bangsawan Radja Makôta,
Mendengar Tioeng berkata-kata.
Tiada ter-tahan didaiam tjita,
Laioe tjoetjoer aijer-nja mata.
Tioeng hamperkan saijap kedoea-nja,
Datang menjemba laloe mena-nja.
Toeankoe sedie apa sebab-nja?
Tiada sepertie sarie-sarie-nja.
Apa djoega Toean sediekan,
Kapada Patè Toean kabarkan.
Moeda-moedahan Toehan poehoenkan,
Niat-nja Toean patè sampèkan.
Tingka toeankoe berbaroe-baroe,
Mendjadie hatie Ia hoera-haroe.
Kaloe perdjalanan kalangit biroe,
Dengan Patè bolé di soeroe.
Patĕ njang hina Hamba sedia,
Djangan toeankoe koerang pertjaija.
Moehoenkan kapada Toehan njang kaija,
Mâksoed toeankoe dapat Ia dia.
Dengan Paté djangan Toean maloekan,
Hadjat-nja Toean baë kabarkan.
Sebolé-bolé Hamba kerdjakan,
Laoettan apie Paté djalankan.
Dôelat toeankoe Radja berbaktie,
Biar Toean kata njang pastie.
Tiada la Patè Setenga hatie,
Paté kerdjakan sahingga matie.
Baijan Bangsawan Radja Makôta,
Dengan manis mengeloearkan kata.
Akoe srahkan dengan Toean Samista,
Sekarang angkau soedara Bèta.
Demikian itoe Baijan berperie,
Ada tatkala swatoe harie.
Akoe melaijang koeliling Negerie,
Sebab-nja handa liboerin dirie.
Laloe tersasar di Rimba doerie,
Koetika lohor liwat Tengarie.
Akoe berdjalan Sendirie-dirie,
Laloe bertemoe kepada Noerie.
Setela terpandang Noerie Bangsawan,
Mendjadie bimbang tiada keroewan.
Tiada bersalah kabar-nja toewan,
Sepertie Bintang diatas awan.
Serta terpandang hatie berdebar,
Ampier tiada ketahan sabar.
Teroes sekalie sepertie kabar,
Tiada bersala sepertie Gambar.
Akoe tjeritakan baë dan djahat,
Sepertie boelan menerangkan Djagat.
Barang Akoe dapat melihat,
Djantoeng hatie lantas terpegat.
Setela akoe berpandangan mata,
Laloe di adjak berkata-kata.
Mendjadie hantjoer didalam tjita,
Itoe poen mâloem soedaia Béta.
Tioeng mendengar laloe tertawa,
Doelie toeankoe Radja Panggawa.
Biar toeankoe sabarkan djoewa,
Masa bodo Paté njang toewa.
Sabar toeankoe sabar la Goestie,
Biar toeankoe tahan bernantie.
Paté tjarie kabar njang pastie,
Dimana ada Goeroe njang Saktie.
Tjerita orang dahoeloe kala,
Boeroeng Tjabak Goeroe kepala.
Djikaloe dia maoe membéla,
Barang kata-nja tiada njang sala.
Darie pada orang ampoe-nja termasa,
Bagindn itoe Radja Perkasa.
Di tâloekkan dia sekalian Désa,
Negerie-nja Paté koerang priksa.
Kabar-nja Baginda tiada terkeboer.
Barang kata-nja sabar dan soekoer
Siang dan malam ia tiada tidoer,
Maka mendjadie dôa-nja màndjoer.
Paté mendengar kata orang itoe,
Tiada tidoer ia sembarang waktoe.
Doeà teman-nja si Boeroeng Hantoe.
Semoeà tempat-nja tiada njang tentoe.
59
Darie pada orang ampoe-nja seboetan,
Tempat-nja diam didalam Hoetan.
Kaloe malam ia sepertie Sètan,
Siang harie djarang kelihattan.
Baginda itoe bernama Tjabak,
Soedara-nja Bongsoe nama-nja Serak.
Tiada termakan Pedang dan Toembak,
Goentoer dan Gempa tiada bergerak,
Soedara-nja tenga si Kokok Beloek,
Moeka-nja tjambang patok-nja ngeloek,
Di maloekan sekalian Màcheloek,
Sekalian Radja banjak njang tàloek.
Ketiga-nja itoe tiada njang sabar.
Di tempat gelap bisa menjambar.
Tempat diam-nja Oetan njang lebar,
Soeroehan Djoebra-il membawa kabar.
Mantrie-nja satoe boeroeng Tjelepoek,
Soeàra-nja aloes bertamba empoek.
Kaloe memoenjie djangan di timpoek.
Sebab Kambrat-nja terlaloe rempoek.
60
Tioeng menjemba dengan Sampoerna,
Dôelat toeankoe doelie njans Grana.
Djikaloe di prenta Hamba njang hina,
Hamba tjarie barang kemana.
Titah toeankoe Radja bersipat.
Paté kerdjakan lambat dan tjepat.
Kendatie di Boemie dia mengoempat,
Paté tjarie sampèkan dapat.
Di djawab Baijan Radja berboedi,
Kaloe soedarakoe saljang dan soedie.
Djangan lama Akoe menanggoeng sedie,
Pekerdjahan Toean biar mendjadie.
Menanggoeng boedie Ia sepikoelan,
Brapa banjak maoe membawa tolan.
Akoe sediakan Ia perbekelan,
Soepaija djangan soesa di djalan.
Mendjawab Tioeng boeroeng Berbangsa,
Doelie toeankoe Radja Perkasa.
Boekan berdjalan tempat biasa,
Bawa Râijat nantie mendjadie soesa.
61
Hamba berdjalan esok Ia pagi,
Waktoe Soeboe berangkat pergie.
Dengan toeloeng Toehan njang maha Tinggie,
Sigera Hamba koembalie lagie.
Troesa membawa râijat dan laskar,
Kerna ia tiada menahan lapar.
Abis Ramsoem dia ber-tengkar,
Pekerdjahan djadie lambat dan soekar.
Dengan Sarindit anak Panggawa,
Biar Paté pergie berdoewa.
Sebab Hamba Mantrie njang toewa,
Di tenga djalan djangan ketjiwa.
Laloe menjahoet Baijan Oetama,
Mana soeka toean Akoe terima.
Setela liwat la poekoel lima.
Masing-masing poelang keroema.
Datangla kepada ka-ésok harie,
Bangoen Panggawa kedoea Manterie.
Laloe mengadap Radja Bastarie,
Djongkok menjemba mentjioem djarie.
62
Mantrie hadlîrkan râijat angkatan,
Dengan pekakas njang bcrkilat-kilattan.
Bedil, Istagir, Pedang, Soempittan,
Boeat iringkan Baginda Sultan.
Soenggoe banjak râijat dan tôlan,
Mantrie kedoeà njang djadie andelan.
Di pimpin Baginda toeroen berdjalan.
Dengan hatie njang kesegoelan.
Baginda sampé di Pintoe Kota,
Dimekian itoe Baijan berkata.
Akoe srahkan dengan Toehan Semista,
Sigra koembali Soedara Béta.
Mantrie kedoea djongkok menjemba,
Toean doäkan pekerdjahan Hamba.
Baginda berdirie dada di teba,
Wadjâ njang manies mesegoel beroba.
Menangis sekalian Raijat angkatan.
Bersama-sama Baginda Sultan.
Mantrie terbang kaija sikattan,
Dengan sekedjap tiada klihattan.
63
Baijan poelang râijat iringkan,
Permainan tiada la di taboehkan.
Baginda djaian dada di tekan,
Kedoea Mantrie njang di segoelkan.
Baginda doedoek didalani Negerie,
Doedoek bertjinta seharie-harie.
Pertama-tama rindoekan Noerie,
Kedoea ingat dengan Mantrie,
Alkaisa terseboet swatoe tjerita,
Sepoelang-nja Noerie sampè di kota.
Dengan Daijang-daijang Noerie bei kata,
Kenapa beginie rasa-nja Bèta.
Noerie berkata dengan Mah înang,
Dengan aijer mata-nja berlinang-linang.
Rasa-nja hatie tiadakan senang,
Koesoet-nja berlebie Soetra dan Benang.
Sepoelang-nja akoe Ia darie sana,
Tiada bisa kemana-mana.
Makan dan minoem tiadakan lena,
Rasa-nja badan kena di goena.
Sepoelang-nja Akoe la darie Oetan,
Koerang dengar djadie koerang lihattan.
Hatie didalam la kakedoetan,
Sepertie orang loepa ingatan.
Di djawab Inang perkatalian itoe.
Kenapa Toean kata begitoe.
Pikiran Toean tiada njang tantoe,
Brangkalie di Kemat si Baijan Ratoe.
Doeloe soeda Hamba berkata,
Kerna toean banjak njang minta.
Djangan melantjong di loear Kota,
Takoet mendjadie nama njang nista.
Dasar-nja Toean orang bentahan,
Tiada menoeroet la perkatahan.
Kaloe di taoe Aijanda toehan,
Tegas la Paté njang kesalahan.
Toean tiada dengar adjaran,
Sekarang siapa djadie kepiran.
Kaloe di tanja Doelie Pangéran,
Apa Hamba kasie atoeran.
Kaloe di tanja Doelie Aijanda,
Apa Paté mendjawab sabda.
Roepa-nja Toean sangat berbèda,
Sebab menahan hatie njang goenda.
Dengar Ia Toean Paté katakan,
Hatie njang goenda Toean loepakan,
Djangan Sètan datang godakan,
Menjaboet Toean biar gentjarkan.
Kerna soeda Hamba periksa,
Baginda Baijan Radja perkasa.
Toean djoega Pangkat berbangsa,
Djangan laedja nama binasa.
Djikaloe koe taoe djadie beginie,
Toean berdjalan Hamba tahannie.
Dengan takdir Toehan I-lahnie,
Maka mendjadie selakoe inie.
Soeda ter-soerat di djandjikan-nja,
Toehan mendjadikan bagie Hamba-nja.
Peroentoengan dengan tingka lakoe-nja,
Tiada la dapat di salakan-nja.
(5)
Soeda apa niaoe di kata,
Djangan Toean menaro tjinta.
Srahkan dengan Tothan Semista,
Di sitoe tempat lindoengan Kita.
Dengar Toean njang Hamba bilang,
Kerna Toean anak Radja di djoelang.
Paté saijang boekan kepalang,
Soedie Paté ber-sama hilang.
Tjerita orang njang Doeloe-doeloe,
Hatie goenda djangan toeroet ter-laloe.
Djikaloe djalan mendapat maloe,
Lebie baè raatie ter-paloe.
Sekarang Toean tetappin hatie.
Doedoek diam sabar bernantie.
Hamba tjarie Doekoen njang Saktie,
Hamba silakan soeroe èbattie.
Inang itoe boeroeng Nerpatie,
Di djadikan Inang Noerie Bopatie.
Sebab-nja dia Boeroeng berbaktie,
Segala prenta mèmang mengartie.
Dengan Kakâ dengar Ia Adē,
Merpatie itoe Boeroeng njang pandê,
Banjak sekalie sobat dan handé,
Ilmoe-nja tiada dapat di badé.
Tinggal ia Toean njang moelik,
Hamba mentjarie si Tjoeiik-Tjoelik.
Kabar-nja dia Boeroeng njang tjerdik,
Maling di tegor tentoe berbalik.
Itoe harepan hatie di dalam,
Sebab nama-nja banjak njang alam.
Sepoeter djagat sepoeter âllam,
Awas mata-nja Siang dan malam.
Kerna dia Boeroeng Sampoerna,
Mesohor nama-nja kemana-mana.
Djikaloe Baijan bermain Goena,
Dapat la dia kredja poena.
Kedoeä teman-nja Boeroeng Tetoe-oe.
Hamba silakan kaloe ija maoe.
Dia njang tadjam mentjioem baoe,
Barang njang gaib dapet ija taoe.
Merpatie bermoehoen kepada Noerie,
Hamba berdjalan la inie harie.
Djikaloe dapat njang Paté tjarie,
Lantas Hamba adjak kemarie.
Hamba kata roaoe di boeat Sôbat,
Hatie birahi biar toean bertôbat.
Hamba pergie mentjarie obat,
Belon ketemoe nistjaija lambat.
Noerie poela mendjawab sabda,
Hatie-nja di dalam semingkin goenda.
Nantiekoe soeroe Daijang njang moeda-moeda,
Boeat iringkan Mah Inangda.
Kerna handa djalan di Oetan,
Orang toewa koerang penglihattan.
Kaloe di goda Djin dan Sétan,
Nantie Paté djadie bangkittan.
Paté saijang boekan kepalang,
Ketjil-nja Paté Inang njang djoelang.
Kaloe datang bahaija njang malang,
Takoet Inangkoe trâ bisa poelang.
Djalaii di Oetan boekan-nja moeda,
Inang dengar Pató bersabda.
Djalan Sendirie tiada njang ènda,
Djadie branie segala Penggoda.
Soenggoe Mah Inang orang mengartie,
Sampoerna ilmoe njang pastie.
Djalan Sendirie boekan sapertie,
Pate tiada tèga di hatie.
Dengar Inangkoe dengar la toewan,
Soenggoe Inangkoe orang Dermawan.
Baê djoega membawa kawan,
Bintjana bolè ada njang lawan.
Kaloe înangkoe djalan Sendirie,
Tentoe di goda Mambang dan Prie,
Teman tiada kanan dan kirie,
Sepoeloe taba mendjadie ngerie.
Merpatie dengar Noerie berbahna,
Soenggoe toeankoe orang sampoerna.
Sepertie Toean dapat di mana,
Njang melindoengkan atas bintjana.
70
Soenggoe toeankoe orang berboedie,
Sampoerna sepertie di kata tadie.
Kerdjahan Paté harap mendjadie,
Sekalie poen matie Paté poen soedie,
Djikaloe kepada la inie Djeman,
Tiada njang laèn Boeroeng ber-iman.
Datö Poctar panghoeloe Taman,
Kapada dia Paté berteman.
Nerpatie bersabda sambil tetawa,
Biar Paté pergie berdoewa.
Berpangkat lagie sama poen toewa,
Di tenga djalan djangan ketjiwa.
Djikaloe berteman Riboe dan Laksa,
Kredjahan djadie semingkin soesa.
Mendjadie riboet sekalian Désa,
Sala-sala djadie binasa.
Tentoe gempar soeâra-nja Orang,
Riboet-nja lagie sepertie Perang.
Kemoedian di tanja Radja njang Garan
Pekerdjahan gelap mendjadie terang.
71
Noerie mendengar mesam moeka-nja,
Orang toewa patoet akal-nja.
Di djawab dengan manis bahasa-nja,
Paté menoeroet mana baë-nja.
Tinggal toean tjahija haijranie,
Hamba berdjalan sekarang inie.
Dengan toeloeng Toehan I-lahnie.
Sigra hamba poelang kesinie.
Nerpatie menjemba laloe berpamit,
Tinggal toewan moeda terpingit.
Ivedoewa P-oeter terbang kelangit,
Terbang-nja soenggoe bersengit-sengit.
Tiada terseboet perkatahan itoe,
Terseboet tjerita njang lagie Satoe.
Kedoewa Panggawa si Boijan Ratoe,
Njang pegie tjarie si Boeroeng Hantoe,
Sambil terbang Tioerg bersabda,
Dengar la toewan Panggawa moeda.
Kita kerdjakan titah Baginda,
Habies Oetan di djalanie soeda.
72
Siang malam Sorè dan Pägie,
Koeliling Oetan la kita pergie.
Dimana Kita mentjarie lagie,,
Baë menjebrang di laèn Negrie.
Serindit menjahoet tiada koe takoet,
Njang mana Mantrie pikier njang patoet
Hamba inie oepama boentoet,
Kepala djalan ekor mengikoet.
Serindit bersabda sambil tetawa.
Hamba srahkan Badan dan njawa.
Ngerdjakan titah Raija Panggawa,
Sekalie poen raatie tiada ketjiwa.
Ngerdjakan titah Doelie njang Grana,
Tiada mendjadie tiada bergoena.
Sekalie poen matiè barang di mana,
Njawa hilang nama Sampoerna.
Boekan melantjong la Soeka-soeka,
Ngerdjaken titah Srie Padoeka.
Kaloe poelang iénggang dan langka,
Di mana kita menaro moeka.
Djikaloe meiigadap Srie Makôta,
Apa Kita mengatoer kata.
Di pandang sadja la dengan mata,
Remoek sekalian Sandie anggota.
Kaloe kredjahan tiada berlakoe.
Abis apa Kita mengakoe.
Pangkat Panggawa Kita memangkoe
Maloe Hamba liat raijat koe.
Apa goena-nja mendjadie Manterie,
Njang di permoeliakan saharie-harie.
Belon Baginda nienjerang Negerie,
Tiada patoet djalan Sendirie
Kita Msntrie di bawa Hadlèrat,
Proentoengan Baginda soeda tersoerat.
Kredja éntèng kredjahan berat,
Njang patoet Kita mistie melarat.
Tioeng mendengar laloe bersabda,
Benar pikiran Panggawa moeda.
Kita berdoewa Mantrie Bréda,
Njang di harap-harap Doelie Baginda.
Pikiran Akoe poen Dimekian,
Melihat Baginda soenggoe kesian.
Menanggoeng Rindoe berkian-kian,
Siang dan malani la kesedian.
Soenggoe Baginda Radja terbilang,
Menahan rindoe boeka kepalang.
Siang dan Malam trâ bisa ilang,
Sampé tinggal boeloe dan toelang.
Soenggoe Baginda Radja berbangsa,
Pikiran-nja tiada senang Sentausa.
Sehoemoer Idoep-nja baroe merasa.
Dalam Pradoean menanggoeng Siksa.
Akoe melihat Soenggoe kesihan,
Sedang penjakit Baginda tahan.
Kaloe dengan lambat pelahan,
Setaoe apa la kesoedahan.
Sebab Baginda la takoet maloe,
Toeroet printa orang njang Doeloe.
Di tahan hatie-nja Radja Panghoeloe,
Sampe koeroes la tinggal boeloe.
Djikaloe di toeroet Djeman sekarang,
Apa tjelah-nja Radja njang Garang.
Mendjadie moesoe biar mendjadi Perang,
Pengabisan nama di seboet Orang.
Kaloe di pikier patoet sekalie,
Patoet sabar-nja Radja Aselie.
Kendatie beriboe râijat kawallie,
Dapat di tjolong kebawa Doelie.
Kaloe Baginda boeat begitoe,
Radja Noerie Anak-nja satoe.
Sama-sama pangkat per-Ratoe,
Gâib nama di seboet tentoe.
Dalam pikiran Radja Bastarie,
Djalan njang Iaën maoe di tjarie.
Maka di soeroe kedoeä Manterie,
Soepaija Noerie datang Sendirie.
Itoe pikiran Radja Bastarie,
Biar di dengar koeliling Negrie.
Boekan Baginda njang bawa larie,
Noerie sendirie datang mentjarie.
Pandé soenggoe Tioeng berbahna,
Di djawab Serindit niang Bidjàksana.
Patoet pikiran Radja njang Grana,
Nama poen tiada mendjadie hina.
Sekalie poen di dengar si Radja Noerie,
Masa dia branie Setorie.
Sebab Anak-nja datang Sendirie,
Boekan-nja kita pergie mentjoerie.
Tioeng mengadjak menjebrang Negrie,
Senjampoeng harie la masie pagie.
Mataharie poen belon tinggie.
Marie kita mentjarie lagie.
Sesoedah-nja moefakat bitjara,
Handa menjebrang lain Negara.
Kedoea Panggawa njang Prawira,
Laloe terebang dengan Sigera.
Sambil terbang Tioeng tetawa,
Pekerdjahan inie Kita berdoewa.
Kaloe di toeloeng sekalian Dèwa,
Mendjadie maksoed-nja Radja Panggawa.
Djikaloe di toeloeng dengan Dewata,
Mendjadie maksoed-nja Radja Makota,
Tetap keradjahan diatas Tahta,
Masa koerang Mertabat Kita
Kaloe mendjadie dengan Sigera,
Tiada Baginda lama Sangsara.
liavap toeloengan Déwa Betara,
Dengan kâoel-koe ada tiga peikara.
Kaloe slamat la Kita pergie,
Beroentoeng bolé poelang ka Negrie.
Akoe berkâoel Goenoeng njang tinggie,
Bakar Menjan Doepa Setanggie.
Kaloe slamat la Kita poelang,
Djangan ada bahaija njang malang.
Dalam kâoel soeda koe bilang.
Tiga malam menanggap Dalang.
Djikaloe poelang Kita ber-olè,
Akoe sedekah la tiga bale.
Semoer, Pindang, Lawar dan Goelè,
Potong Kerbo-koe ma[..]ljir ;jang Boelè.
Serindit tetawa la kelak-kelak,
kata-nja Mantrie kaoel-nja banjak.
Kerbo madjir tiada ber-anak,
Boekan saijang la soeda djinak.
Laloe Tioeng mendjawab lagie,
Akoe piara Soré dan Pagie.
Soeda sampé dia poenja tinggie,
Semingkin lama djadie semingkin roegie.
Kaloe di angon dia Sendiri-nja,
Tiada maoe tjampoer sama teman-nja.
Di piara gemoek tiada goena-nja,
Bertahoen-tahoen tiada asil-nja.
Dia kerdja tjapé orang poenja kakie,
Botja angon sering Ia orang makie.
Dia tiada maoe tjampoer Kerbo lelakie,
Sepertie Prawan njang soeda bakie.
Sebab perboeàttan-nja tiada oeroes,
Telepas di Kandang kakebon teroes.
Selagie Gemoek di potong haroes,
Nantie toewa semingkin koeroes.
Kita berdoeâ terbang ke-oedara,
Haijal kita adoe bitjara.
Soeda .tiiiggie tiada terkira,
Ampier tiada klihattan Negara.
Tioeng berkata dengan Serindiet,
Tiada klihattan sekalian Boekiet.
Kita terbang ampir Kelangiet,
Marie kita toeroen sedikiet.
Serindiet terkedjoet laloe menoelie,
Dia menjahoet betoel sekalie.
Hedang mata-koe njang paling tjelie,
Ampier tiada melihat Doelie.
Kedoea Panggawa toeroen la serta,
Terbang-nja lagie bersama rata.
Djaoe di Boemie sepandang mata.
Dapat di lihat sekalian njata.
Sesoedah-nja sampè Negrie Melaijoe
Kedoeà-nja lelah bertamba laijoe.
Laloe méntjlok di Poehoen Kaijoe,
Dapat melihat kepada Poeijoe.
Lantas toeroen la kedoea-nja,
Kepada Poeijoe di dapattie-nja.
Bersalaman dengan hormat-nja,
Hamba inie handa mena-nja.
Poeijoe mendjawab perkatahan itoe,
Toean tjeritakan apa njang tentoe.
Djikaloe tiada sala swatoe,
Hamba djoepa soedie membantoe.
Apa djoega pakerdjahan toewan,
Njang di prenta Radja Bangsawan.
Maka-nja djalan tiada keroewan,
Tiada membawa Râijat dan kawan.
Apa kerdja-nja toewan kedoea,
Njang di prenta Radja Panggawa.
Atoeran Mantrie soenggoe ketjiwa,
Sebab-nja râijat tiada di bawa.
Di djawab Tioeng Mantrie Dermawan,
Benar soenggoe kata-nja toewan.
Hamba di prenta Radja Bangsawan,
Maka berdjalan tiada keroewan.
Hamba di prenta satoe perkara,
Maka mencijadie sangat Sangsara.
Handa tnentjarie Doekoen Prawira,
Goeroe Tjabak Ratoe Negara,
Poeijoe dengar Tioeng tjerita,
Laloe Poeijoe Mendjawab kata.
Soeda di toeloeng dengan Dèwata,
Maka-nja Toean bertemoe béta.
Soesah-nja soeda Ia di oekoerin,
Bolé djoega Hamba liboerin.
Sekarang marie Hamba anterin,
Ditiana bolè Toean atoerin.
Soeka-nja Tioeng tiada berhingga.
Sepertie njawa masoek di Sorga.
Toean njang hilangkan tjape dan dah
Laloe Tioeng djaian bertiga.
Setalah sampé Roema Baginda,
Djongkok menjemba Mantrie Bréda.
Tioeng mengatoer sekalian sabda,
Hamba di titahkan Doelie Ananda.
(6)
Brapa perkatahan njang di katakatr,
Tâlim dan Semba la di sampékan.
Kaloe berkenan Leboe Telpakkan,
Ananda menjoeroe Paté Silakan.
Lama Hamba meninggal Negrie,
Dengan Toeankoe njang Hamba tjarie.
R'eras sakitnja Radja Bastarie,
Tiada makan soeda brapa harie.
Tjabak mendengar teria!oe héran,
Dengar Tioeng poenja atoeran.
Baginda diam ia sebentaran,
Kemoedian lantas dapat pikiran.
Boeroeng Tjabak Radja Pendita,
Di Noegrahkan dengan Déwata.
Kedjam melék dia poenja mata,
Kemoedian lantas dia berkata.
Dalam akoe poenja pendapatan.
Keras sakit-nja Ananda Sultan.
Boekan terkena Djin dan Sètan,
Terkena IbeLis, njang kelihattan.
Tioeng mendengar mésam moeka-nja,
Serta toendoek la Kepala-nja.
Perkatahan dia taoe artie-nja,
Kemoedian itoe, Tioeng mena-nja.
Minta Toeankoe ampoe-nja Derma,
Terkena di Oetan ataoe di Roema.
Kata-nja Kamboe sakit njang lama,
Kerna Hamba tiada bersama-sama.
Soeda djoega Hamba tanjakan,
Tiada Baginda maoe katakan.
Keras sakit Baginda tahankan,
Resia-nja bisa di Semboenikan.
Tjabak mendengar terlaloe mara,
Sebab-nja ia Radja Prawira.
Padam warna moeka-nja méra,
Bidjie mata-nja sepertie dara.
Tjabak menjahoet akoe mengartie,
Sebab toeanmoe Radja njang Saktie.
Resia-nja soeda di taoe pastie,
Akoe sakarang, kamoe oempattie.
Toeanmoe terkena di Oetan Doerie,
Di tanggal Boeian la toedjoe harie.
Boei^an tericena Mambang dan Perie,
Terkena rindoe kepada Noerie.
Si Tioeng diam dengan pikiran,
Sekoedjoer badan ia gemetaran.
Inie la Radja di Pedjadjaran,
Habies dia taoe barang njang héran.
Tioeng menjemba sambil berkata.
Dengan gemetar sekalian anggota.
Toeankoe Radja doelie Makôta,
Ampoenie sekalian dosanja Bèta.
Màka-nja Hamba omong semboenie.
Sebab pesenan Radja njang tanie.
Toeankoe ampoenie sekalie inie,
Berdjoesta lagie, tiada beranie.
Minta di ampoen-nin la dengan ridta,
Ter-djoeng-djoeng diatas batok Kelapa.
Biar di tjingtjang di bela-.bela.
Benar la Hamba njang poenja Sala.
Serindiet berdirie tiada bergerak,
Rasa-nja tiada dapat bertindak
Sebab-nja takoet melihat Tjabak,
Marah-nja sepertie Matjan njang galak,
Serindiet Boeroeng njang Bidjâksana,
Datang pikiran amat Sampoerna.
Djikaloe di boenoe Tioeng Perdana,
Akoe hidoep tiada bergoena.
Hatie-nja takoet di kerdja taba,
Laloe datang djongkok menjemba.
Kaloe di boenoe Mantrie-nja Hamba,
Boenoe la Paté boeat penaraba.
Apa goenanja idoep Sendirie,
Poelang tiada dengan Manterie.
Kaloe di tanja Radja Bastarie,
Apa nantie Hamba atoerie,
Hamba Sendirie poelang kombalie,
Datang mengadap Radja Aselie.
Mendjadie maloe, kebawa Doelie,
Baë-an Toean boenoe sekalie.
Boeroeng Serindiet Boeroeng terbilang,
Perkatahan-nja manies boekan kepalang.
Tjabak mendengar setenga lenglang,
Hatie njang marah mendjadie ilang.
Boeroeng Tjabak Radja Panggawa,
Di Noegrahkan sekaHan Dèwa.
Dengar perkatahan tiada ketjiwa,
I-lang marah, djadie tetawa.
Tjabak berkata sambil tetawa,
Kata moe manies tiada ketjiwa.
Soeda di toeloeng Ia dengan Déwa,
Akoe ampoen-nin kamoe ber-doewa.
Djangan Kamoe ber-soesa hatie,
Sakit Toean-moe akoe obattie.
Kaloe di toeloeng Dèwa dan Goestie,
Tiada lama, dia bernantie.
Tjabak mengambil Kertas dan Pèna,
Memboeat Hikmat nama-nja Goena.
Briekan Toean-moe njang Bidjâksana,
Katakan Akoe, tiada bolè kesana.
Hikmat koe inte boekan persadja,
Soeda koe toeloeng bebrapa Radja.
Tadjam-nja terlebie Piso berwadja.
Mana njang kena trâ ingat kerdja.
Hikmat koe inie boekan-nja main,
Boekan kaija Doekoen njang lain.
Kaloe Oekoep boengkoes di Kain,
Koerie datang, soeroe mara-in.
Mantra-koe dapat dalam Tapahan,
Makan-nja tadjam tiada perlahan.
Tiada Siapa njang bolé tahan,
Mana njang kena loepa kerdjahan.
Maka mendjadie Mantra-koe mandjoer.
Bertapa tiada makan dan tidoer.
Boekan Goeroe-koe Bantan Tjiandjoer,
Njang omong-nja tjakap, sebentar moendoer.
Didalam Tapa akoe maminta,
Akoe bermoehoen dengan Déwata.
Mana njang kena, djikaloe beta.
Tiada Goendoel nistjaija Boeta.
Dimekian itoe Tjabak berperie.
Kepada Toean-moe Angkauw membrie,
Lama-nja didalam, la Toedjoe Harie,
Nistjaija Noerie d-tang Sendirie.
Tioeng menjemba Seerat di samboet.
Nama Toeankoe njang Hamba seboet.
Toean mengilangkan Hatie njang riboet,
Sepertie di Pandjar baroe tertjaboet.
Datang menjemba kedoewa Manterie,
Moeka-nja baroe manies bersrie.
Berkata, tiada berasa ngerie,
Hamba bermoehoen la inie harie.
Sigrah moe poelang sekarang inie,
Akoe doakan la darie sinie.
Kaloe bertemoe Anak Sultanie,
Salam tâlim koe, toeloeng Sampénie.
Tioeng menjemba laloe berpamiet,
Kedoewa Panggawa Anak Serindiet.
Laloe ber-lontjat terbang kelangiet,
Terbang-nja Soenggoe bersengit-sengiet.
Dengar la Toean saija berkata,
Saija pendèkkan inie tjerita.
Kemoedian Tioeng sampè di Kota,
Troes mengadap Sultan di Tahta.
Tioeng menjemba Radja Oetama,
Dengan Serindiet bersama-sama.
Hamba tinggalkan, toeankoe lama,
Minta toeankoe ampoe-nja Derma.
Baijan menjaoet tiada ketjela.
Apa Toean ampoenja Sala.
Toean kedoeà besar membèla,
Patoet di djoeng-djoeng atas Kepala.
Laloe Baijan mananja lagie.
Apa kabar-nja toeankoe pergie.
Akoe pikirkan Sorè dan Pagie,
Harap sigrah poelang ka-Negrie.
Demikian itoe Tioeng berkata,
Berkat Doelie Srie Makota.
Ditoeloeng, dengan Toehan Semista,
Mendjadie djoega, kerdjahan Bèta.
Ngerdjakan printa, Radja Hadlérat,
Stpar.djang Oetan Hamba Melarat.
Kakie dan tangan bagie terdjirat,
Ampler matie; belon tersoerat.
Serindiet Inie banjak boedi-nja,
Manies bltjara dengan bahasanja.
Djikaloe lain darie dia-nja,
Matie la Hamba tiada kabar-nja.
Tioeng tjeritakan dengan Baginda,
Sekalian tjerita njang tela soeda.
Serindiet itoe Pangsjawa moeda,
Sekarang Toean angkat Ananda.
Menjahoet Baijan Radja Oetama.
Sekalian kata Hamba terima.
Serindiet koe angkat Anak pertama,
Senang, melârat Koe sama-sama.
Serindiet menjemba Radjâ Hadlipa,
Koernia Toean sangat la limpa.
Di liat poen patoet Anak dan Bapa,
Boeloe pakéan sama Seroepa.
Laloe Soerat Tioeng briekan,
Pesenan Tjabak Tioeng sampèkan.
Darie pada Leboe Telpakkan,
Tiada dapat Hamba silakan.
Setelah soerat Tioeng membrie,
Di samboet Baijan moeka ber-srie.
Kemoedian berkata Radja Bastarie,
Apa balasmoe kepada Mantrie.
Laloe berkata Baijan Panggawa,
Lemah lemboet tiada ketjiwa.
Besar penoeloeng Toean kedoewa,
Rasa-nja Badan baroe ber-djiwa.
Laloe di ambiel sepotong Kain,
Begimana pesan di kerdja-in.
Serta di Oekoep di boeat main.
Baijan tiada kerdja-nja lain.
Sebab pesenan si Boeroeng Hantoe,
Hikmat di soeroe boeat begitoe.
Mendjadie gila si Baijan Ratoe,
Doedoek mengoekoep tiada berwaktoe.
Baijan mendjadie gila Semingkin,
Tiada di kasie Orang téngokkin.
Saking keras Hatie njang ijakin,
Hikmat lekas la meroesakkin.
Tiada klihattan Radja Bastarie,
Negrie di serah kepada Manterie.
Hikmat di Oekoep la Tiga harie,
Semingkin keras gila-nja Noerie.
Noerie berkata kepada Daijang,
Pikiran akoe melaijang-laijang.
Tiada ber-tentoe Malem dan Sijang,
Baijan di mata ber-baijang-baijang.
Laloe di djawab Boeroeng Koetilang,
Ratoe maas Poetrie terbilang.
Tiga harie kabar-nja Selang,
Hamba mendenger si Tioeng poelang.
Laloe berkata si Boeroeng Kipas,
Mengoeroet Dada menarik napas.
Poetjat Toewankoe sepertie Kapas,
Dendam birahie belon terlepas.
Laloe menjemba si Boeroeng Tjanting,
Hamba berdoeä si Sala Goenting.
Impie-in Toewan ber-maké Soenting,
Mendjadie hatie ter-banting-banting.
Dengan Koetjitja Tjanting menanja,
Kaga taoe apa pa-Edanja.
Koetjitja djawab la Sebetoel-nja,
Toean Kita dekat Djodo-nja.
Noerie mendengar mésam sedikit,
Hatie-nja Sepertie di timpa Boekit.
Laloe Noerie bangoen ber-bangkit,.
Pinda doedoek di Balé Rakit.
Dimikian itoe Noerie berkata,
Daijang sekalian toeloengin Béta.
Djikaloe lama menaro tjinta,
Rasa-nja Akoe tiadakan beta.
Djikaloe lama denger beginie,
Tiada la beta Akoe tahan-nie.
Memboenoe dirie sekalie inie,
Baë-an matie di Leboe-genie.
Di dengar Daijang ber-kawan-kawan,
Perkatahan-nja Noerie Bangsawan.
Laloe di boedjoek dengan Merawan,
Diam maas, sabarla Toewan.
Djangan la Toean toeroetin hatie,
Di leboe-genie nistjaija matie.
Baë la Toean sabar menantie,
Toenggoe poelang-nja Inang Merpatie.
Terseboet perkatahan Inang Merpatie,
Bertemoe Tjoelik Boeroeng njang Saktie.
Laloe menjemba dengan Sepertie,
Tetapie Tjoelik soeda mengartie.
Merpatie tjeritakan sekalian,
Darie pada Noerie rindoekan Baijan.
Doedoek menangies Sarie-sarian,
Minta Toeankoe poenja kesian.
Baijan itoe njang Bidjâksana,
Di rindoekan Noerie Goenda Goelana.
Djikaloe Baijan bermain Goena,
Minta Toeankoe djadikan poena.
Tjoelik menjahoet tiada Koe tjampoer,
Goeroe-nja Tjabak doa-nja mandjoer.
Mara bertampè sepertie Goentoer,
Dimana akoe branie tempoer.
Hatie-nja Tjoelik sepertie Ombak,
Kendatie-nja Akoe matie di Toembak.
Biar di oepa Dodol Setabak,
Takoet bermoesoe kepada Tjabak.
Baginda itoe Kaka-nja Serak,
Njang djalan soeka bersoerak.
Biar di oepa se-Pondjèn pérak,
Tiada hatie Koe nantie bergerak.
Djikaloe lain darie Dia-nja,
Akoe toeloeng troesa oepa-nja.
Baginda itoe mandjoer doa-nja,
Tambahan Akoe di bawa hoekoem-nja.
Dengar la Inang njang Akoe bilang,
Akoe poen saijang boekan kepalang.
Sekarang inie lekas la poelang,
Djangan sampè Noerie mengilang.
Setela inang mendengar kabar,
Rasa-nja tiada menahan sabar.
Hatie-nja di dalam berdebar-debar,
Bagiekan tiada boeloe Selembar.
Dimekian itoe Inang berperie.
Hamba kombalie la inie harie.
Kaloe Noerie ilang di Negrie,
Tentoe la Hamba memboenoe dirie.
Laloe menjemba kedoeä Poetar,
Djalan keloear Tjoelik mengantar.
Dengan toeboeh-nja gemetar-metar,
Sepertie orang Sakit kesampar.
Dengar la Toean saija berperie,
Terseboet poela tjerita-nja Noerie.
Di ke-mattin Baijan Bastarie,
Baroe masoek ke-ampat harie.
Noerie tiada senang Sentausa,
Sepertie di gigiet Oeler ber-bisa.
Sebab Hikmat poenja Kwasa,
Djadie berdjalan tiada merasa.
Dengar la Toean saija mengarang,
Ada doeloe tentoe ada sekarang.
Tenga Malam Boelan-njâ terang,
Noerie berdjalan Sa-orang-orang.
Noerie Sampé Kota si Baijan,
Koetika itoe ampier la Sijang.
Padjer menjangsang ampir ber-baijang,
Noerie toeroen ber-laijang-laijang.
Serindiet baroe la lepas Ronda,
Dia njang di harap oléh Baginda.
Handa kedalam mengatoer sabda,
Laloe terpandang paras njang inda.
Laloe Serindiet la menghampirie,
Datang mengadap laloe berdirie.
Apa Djin inie apa ka Prie,
Datang kemarie apa di tjarie.
Serindiet Soenggoe soesa hatie-nja,
Maling âgoena ini kira-nja.
Ber-tamba-tamba Elo paras-nja,
Darie mana tadie masoek-nja.
Laloe Noerie mendjawab Sabda,
Hamba njang sala benar la soeda.
Boekan-nja datang mentjoerie banda,
Handa bertemoe Doelie Baginda.
Boekan-nja Djin Akoe boekan-nja Prie,
Hamba Anak-nja si Ratoe Noerie.
Datang tiada ingat Mentjoerie.
Hendak bertemoe Sultan Negrie.
Setela Serindiet soeda dengerie,
Boekan-nja Maling boekan Pentjoerie.
Katahoeän soeda Anak-rtja Noerie,
Kakie-nja tiada tetap berdirie.
Serindiet berpikir inie la dia,
Njang di rindoekan Radja Moelia.
Paras-nja Elok ber-tjahia-tjahia,
Njang Akoe laijarkan la sampé pahia.
Moeka Serindiet poetjat berôba,
Sala Koe besar sebab gegaba.
Laloe datang djongkok menjemba.
Toean ampoenin dosa-nja Hamba.
Sala Koe besar sekalie-kalie,
Minta di ampoenin kebawa Doelie.
Sebab-nja Hamba tiada kenal-lie,
Toeankoe Anak Ratoe Aselie.
Noerie mendengar mésam moeka-nja,
Sedang Panggawa pantas bahasa-nja.
Apa lagie poela Radja-nja,
Terlebie manies perkatahan-nja.
Dimekian itoe Noerie berperie,
Soedalah Toean Panggawa Negrie.
Telandjoer Akoe sampè kemarie,
Sigra brie-taoe Radja Bastarie.
Serindiet bersabda, Toean bernantie,
Hamba brie-taoe Srie Boepatie.
Djikaloe tiada sala sepertie,
Sigra poen Hamba la mendapattie.
Serindiet masoek dalam Astana,
Laloe bertemoe Radja njang Grana.
Djongkok menjemba dengan Sampoerna,
Kepala-nja toendoek Soedjoet ketana.
Laloe bersabda per-lahan-lahan,
Soeàra-nja aloes di tahan-tahan.
Kaloe di koerniakan njang kalimpahan.
Hamba mengatoer la perkatahan.
Baijan berkata Akoe Srahkan,
Toean kedoeä njang mengerdjakan..
Apa lagie Toean pikirkan,
Djahat dan baë Toean katakan.
Diniekian itoe Serindiet berperie.
Semalam Hamba mengawal Negrie.
Setela ampier la Siang Harle,
Hamba berteraoe Noerie Bastaiie.
Sekarang ada didalam Kota,
Menantiekan titah Srie ber-tahta.
Hamba datang mengatoer kata,
Njang mana Toean poenja prenta.
Setela perkatahan Baijan dengarie,
Kabar-nja datang Noerie Bastarie.
Tiada merasa bangoen ber-dirie,
Laloe keloear djalan Sendirie.
Moeka-nja -ber-tjahija seperti Méga,
Tiada merasa toeroen di 1 angga.
Koeroes-nja tiada dapat di doega,
Lesoe dan lemas mendjadie Gaga.
Djalan-nja sepertie laijangan Singiet,
Sebab Tapah-nja terlaloe Sengiet,
Ampat Hat'ie doedoek ter-pingiet,
Baroe kloear melihat Langiet.
Kepada Noerie Baijan dapatkan,
Besar kerdjahan Toean djalankan.
Tjoba kemarén Toean kabarkan,
Kakenda sendirie pergie Samboetkan.
Koetika mana Toean berangkat,
Kenapa tiada bermoefakat.
Berdjalan malam amat moesakat,
Tambahan djaoe boekannja dekat.
Di djawab Noerie Anak-nja Ratoe,
Pastie sekarang kata begitoe.
Kita bernantie tiada berwaktoe,
Tiada ada kabar njang tentoe,
Tiada berwaktoe Kita pikirkan,
Sampé loepa Minoem dan makan.
Kaioe di toenggoe Orang Samboetkan,
Nistjaija toelang berarakkan.
Soenggoe berkata tiada njang Senang,
Koesoet hatle-nja sepertie Benang.
Ingat Aijanda, Boenda dan Inang,
Serta aijer mata-nja ber-linang-linang.
Laloe terpandang kepada Baijan,
Melihat Noerie Soenggoe kesihan.
Di boedjoek perkataiian njang dimekian,
Diam ia Toean emmas Sampéan.
Diam la Toean aria-ningsoen,
Toeankoe Radja boenga di Doesoen.
Sepoeloe banjak Rindoe bersoesoen,
Toean njang djadie penawar Ratjoen.
Diam la Toean pangliboer Lara,
Njang sepertie awan di Oedara.
Djikaloe Tiada Toean piara,
Matie Kakenda dalam Sangsara.
Diangan menangis moeda Bangsawan,
Njang sepertie baijang Soerga di Awan.
Laloe di samboet dalam Pangkoewan,
Diam emmas diam la toewan.
I-lang Roh liang Semangat,
Sepertie Kala datang mendjangat.
Awak Kakanda koeroes la hangat,
Sebab-nja Toean Kakanda ingat.
Koetika di Oetan Toean djandjikan.
Nantie Toean maoe kabarkan.
Itoe sebab-nja Kakanda tahankan,
Sampè loepa Minoem dan makan.
Sedang lama Kakanda sabarin,
Menahan rindoe la di liboerin.
Tjoba Adinda soeroe kabarin,
Laoettan besar Kakanda laijarin.
Dengar la Toean saija katakan,
Tjerita tiada saija pandjangkan.
Rasa-nja kikoek saija seboetkan,
Mâloem la Toean, njang membatjakan.
Sâier Boeroeiig soeda la Tamat,
HiMidak di pandjangkan la Soesa amat.
Di iringkan kata, serta hormat.
Toean njang batja dengan Slamat.
Toean membatja si Sâier Baijan,
Depan Plita atawa Di-ijan.
Njang mengarang, koerang la pengarti-ijan,
Lagie poen soeda tjoekoep djandji-ijan.
Di Soerat berliat soe^ia di kata,
Di brie-taoe soepaija njata.
Sâier Boeroeng, Tiga ratoes pata,
Soeda poen tjoekoep inie tjerita.
Doedoek mengarang Sorè dan Pagie,
Perkatahan-nja tiampoer, Rendah dan Tinggie,
Toean njang belle, nistjaija roegie,
Sebab, tiada bolè. di baijar lagie.
Inie Sâier di tjitak ka-ampat kalie,
Sebab banjak njang maoe belie.
Satoe Roepia satenga, rnoera sekalie,
Abis batja, gampang di djoeal kombalie.
TAMAT
(Achir Kaîam).
Terbit di Toko Boekue GOAN HONG &Co.
Passàir-Pisang. — Batavia.
Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. Masa berlaku hak cipta atas karya ini telah berakhir. (Bab IX UU No. 28 Tahun 2014)