Segumpal Emas Dibawah Kakiku/Bab 4

P E R I S T I W A M A N D O R
***

Sekilas Kalimantan Barat

A l a m n y a

Daerah ini ialah daerah tropis dan letaknya persis di tengah-tengah baris khattul istiwa. Ibu kotanya Pontianak dibelah oleh baris menengah bumi ini. Untuk itu dibuat sebuah tugunya yang terletak di Siantan sebuah desa sebelah utara kota ini. Luasnya 146.760 kilo meter persegi dari luas seluruh Kalimantan yakni 756.000 km2. Panjang baris pantainya 1.163,3 kilo meter. Banyak pulau pulaunya ialah 65 buah.

Sebahagian daerah pesisir selalu tergenang air yang luasnya antara 25 sampai 110 kilo meter. Dataran rendah terletak dibahagian barat kabupaten Sambas, bahagian timur kabupaten Pontianak, sepanjang kiri kanan aliran sungai Kapuas. Juga dibahagian tengah kabupaten Ketapang.

Daerah pegunungan terdapat pada bahagian utara kabupaten Pontianak, utara kabupaten Sanggau dan barat laut kabupaten Sintang.

Daerah Kalimantan Barat ini merupakan daerah aliran sungai Kapuas dan anak-anaknya. Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia ( 1.369 km
Tugu Khatulistiwa Pontianak.

. Kapal-kapal ber bobot mati 50 ton dapat melayari sungai ini sepanjang 332 kilo meter. Banyak anak-anaknya yang besar-besar seperti: sungai Landak, sungai Melawi dan Sekayam. Sungai-sungai besar lainnya ialah sungai Sambas dan sungai Pawan di kabupaten Ketapang.

Danau-danaunya ada juga seperti: danau Luar, danau Sentarum, danau Belida. Danau-danau itu merupakan sumber ikan yang kaya.

Daerah hutan merupakan daerah yang paling luas di propinsi ini. Luas hutannya adalah seluas 9.600.000 ha atau 65,4 persen dari luas seluruhnya. Hasil hutan merupakan hasil utama seperti: ber jenis jenis kayu, damar, rotan, tengkawang, getah merah, jelutung, buah-buahan, dan lain-lain.

Sepanjang pantai didapati buaya dan ular sanca yang besar-besar. Bagi pemberani berburu binatang-binatang itu mendatangkan hasil yang lumayan sebab kulit binatang itu mahal harganya.

Bahan mineral cukup kaya di daerah ini walau sebahagian belum di usahakan. Bahan mineral itu seperti: emas, intan, tembaga, air raksa, besi, kaolin, mika, bauksit, timah hitam, uranium, batu bara dll.

Menurut hasil survey BATAN ( Badan Tenaga Atom Nasional ) di Jakarta, bijih uranium berkadar: 0,3-1% ) yang berarti cukup tinggi. Dapat dijadikan Cadangan bila persediaannya cukup banyak. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan Barat.

Dalam zaman dahulu banyak kerajann-kerajaan di daerah ini. Terutama kerajaan Pontianak, Sambas, Rempawah, Matan, Tanjung Pura, d.l.l. Bekas istana-istana dari raja-raja yang berkuasa zaman dahulu itu sampai sekarang masih ada. Banyak bekas istana istana yang masih dipelihara oleh ahli warisnya dan menjadi obyek wisata.

SEORANG DARA MANIS DARI PONTIANAK. DIBELAKANGNYA DENGAN SINGGASANA DARI RAJA KERAJAAN PONTIANAK.-
Perintahannya

Propinsi Kalimantan Barat atau disingat Kalbar meupakan salah satu dari 27 propinsi di Indonesia. Di kotanya Pontianak dengan penduduk: 304.778 jiwa ( sensus 1980 ). Terdiri dari satu Kotamadya ( Kodya Pontianak ) dan enam kabupaten. Jumlah kecamatannya: 5 buah dan kampung-kampungnya sebanyak: 4.964 kampung.

Perhubungan

Perhubungan lalu lintas yang terpenting ialah Perhubungan di air. Sungai Kapuas merupakan perhubungan yang ramai. Dari Pontianak sampai ke Pussibau ada hubungan dengan sejenis kapal yang disana dinamakan 'bandung'. Dengan menumpang kapal bandung ini dari Pontianak ke Putussi bau menelan tempoh selama 15 hari lima belas malam. Karena kapal itu pada setiap desa dan kota sepanjang sungai itu berhenti untuk berdagang.

Perhubungan dengan kapal-kapal laut keluar daerah juga cukup ramai. Pelabuhannya terpenting Pontianak. Di kota Pemangkat ada juga pelabuhan.

Jalan-jalan yang mulus dalam waktu waktu-waktu akhir ini sudah banyak juga dibuat. Mulai dari Pontianak dengan melalui Sintang sudah ada jalan yang mulus sampai ke Putussibau. Demikian juga dari Pontianak sampai ke Sambas sampai ke perbatasan Malaysia Timur sudah ada jalan yang mulus.

Perkembagan jalan-jalan selama Pelita I, II, III dan IV sangat pesat sekali. Dulu hanya ada jalan yang bobrok sekarang sudah di up grade sehingga merupakan jalan kelas satu yang mulus. Dalam kota sendiri pembangunan jalan dan jembatan sangat menggembirakan.

Pada akhir tahun 1982 bapak Presiden Suharto sudah meresmikan jembatan Tol Pontianak yang berharga [...],5 miliyard.

Foto: Kiriman Darmansjah D.

JEMBATAN TOL YANG MENGHUBUNGKAN BAHAGIAN SELATAN DAN UTARA KOTA PONTIANAK. MELINTASI DUA BUAH SUNGAI, SUNGAI LANDAK SEPANJANG 370 METER DAN SUNGAI KAPUAS PANJANG 420 METER.

Jembatan Tol ini merupakan yang pertama di Kalimantan dan yang ketiga di Indonesia.

Sebelum adanya jembatan itu kendaraan atau orang yang akan menyeberangi sungai Kapuas dengan kapal fery yang disini dinamakan 'pelampung'. Sekarang lewat [Jembatan] tol ini orang akan sampai di Siantan Hulu dan [lurus] ke Siantan lewat jalan Pontianak By Pass yang [mulus]. Dulunya jalan ini ialah sebuah jalan becek yang sukar di lewati kendaraan. Bukan kepalang sukar [nya] membangun jalan ini. Jalan itu harus ditimbun de [ngan] ribuan meter kubik tanah yang diambil dari se [buah] tempat yang bernama Paniraman sejauh 30 km dari

.


Foto: Dok. A. Damhoen

[JEMBATAN] TOL PONTIANAK YANG MFLINTASI SUNGAI LANDAK DAN SUNGAI KAPUAS KECIL, SEWAKTU HAMPIR SELESAI.-

[Kota] Pontianak, Pada kiri kanannya di bendung dengan [ribuan] potongan-potongan batang kelapa. Perhubungan air ini rupanya sangat penting di daerah ini. Sungai Kapuas dan sungai Landak amat ramai di layari perahu dan kapal berbagai jenisnya. Di sungai terdapat pula sejenis terusan yang disingkat dinamakan 'parit'. Perahu-perahu motor ber seliweran dalam parit-parit itu. Sehingga kota Pontianak nyaris merupakan kota Venezia kedua di Indonesia .

Pendidikan

Di daerah ini terdapat 2.623 buah Sekolah Dasar, dengan 14.450 orang guru dan 440.779 mahasiswa.

Industri

Banyak juga usaha industri di daerah ini terutama di kota Pontianak. Industri terpenting ialah penggergajian kayu sebanyak 20 buah dengan hasil ---471 m3 setahun. Kebanyakan terletak sepanjang tepi sungai untuk memudahkan pengirimannya. Selain itu perusahaan minyak kelapa sebanyak 30 buah kilang dengan hasil 8.068 ton setahun. Lain dari itu ialah pengalengan ikan sebanyak 16 buah dengan hasil 105.920 kwintal setahun.

Penduduk asli

Penduduk asli Kalimantan dinamakan Daya. Dulu orang menamakan dengan Dayak. Tetapi kata itu dianggap mereka satu penghinaa, atau menyentuh perasaan. Pada masa dahulu mereka tinggal di daerah pesisir juga. Tetapi karena di desak oleh bangsa-bangsa pendatang maka mereka ber angsur-angsur semakin kehulu juga. Dari kata itulah asal nama Daya artinya hulu. Jika kita berpapasan dengan orang Daya yang [...]ng berjalan ke pedalaman maka kita akan menyapa:

" Ampus Kak mae kitak?" ( Kemana kamu?)

Dia akan menjawab:

" Ampus kak daya bo!" ( Pergi ke hulu ),

Dari kata itulah asal nama Daya.

Diseluruh Kalimantan terdapat kira-kira 400 [...]luargaan suku Daya dengan bahasa dan adat istia[dat] masing-masing. Tetapi dari sebanyak ituhanya ter[diri] atas 4 golongan besar

  1. Daya Ngaju,
  2. Daya Apu Kayan,
  3. Daya Iban, dan
  4. Daya Klemantan.

Suku Kendayan ialah suku asli yang mendiami da[...] Kabupaten Pontianak,

Rumah adat mereka berbentuk rumah panjang. [...] yang sampai 200 meter panjangnya. Rumah itu ter[bag]i-bagi atas petak-petak, satu petak di huni oleh [...] keluarga.

[Keb]udayaan/kesenian

Sebagai suku-suku bangsa lainnya suku Daya juga [mem]punyai kesenian/kebudayaan sendiri.Baik dalam seni [uki]r mengukir dan tari menari. Tari asli suku Daya [mis]alnya: Tari jonggan, teri amboyo, tari kondan, [tar]i Suno, tari Tauat, Totokang dan Kabaukang.

Demikian pula seni ukir mengukir tidak kalah [dar]i suku-suku lainnya.

[...]ama

Penduduk Kalimantan Barat hanya kira-kira 60% yang ber agama Islam. Selebihnya menganut agama Kristen, Budha, Hindu dan Animisme.

Penduduk asli ( suku Daya ) yang sudah memeluk agama Islam tidak mau tinggal bersama-sama dengan keluarganya yang masih ber agama Animis. Mereka lalu pindah ke daerah lain. Tetapi bila datang musim buah-buahan mereka datang berkumpul dengan keluarganya.

SEPASANG SUKU DAYA ASLI. PERHATIKAHLAH SENJATA PRIANYAMANDAU, SUMPITAN, PERISAI. PADA LATAR BELAKANG SEBUAH RUMAH PANJANG.

Tetapi penganut agama Islam sama saja dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Di setiap pelosok kota ber diri mesjid yang megah-megah. Dan harus kita ingat: MTQ yang ke: XIV bulan ...... diadakan di kota Pontianak dengan amat meriahnya.

[D]ALAM BULAN AGUSTUS TAHUN 1981 PENULIS SEMPAT BER[K]ENALAN DENGAN SEROMBONGAN PENARI JONGGAN YANG BARU [M]EMPERTUNJUKKAN TARINYA DAN AKAN PULANG KE DESANYA [D]I SAMBE. PENULIS BER SAMA MEREKA DARI PAHAUMAN IBU [K]ECAMATAN SENGAH TEMILA KE SAHAM SEBUAH DESA SUKU [D]AYA KENDAYAN. pengaruh alat musik modern sudah [k]elihatan juga dalam rombongan penari ini.

Foto: Dok. A. Damhoeri

[R]umah panjang

Di Sulit Air sebuah desa dalam kabupaten Solok [d]ikenal bentuk rumah panjang. Rumah ini berbentuk ru[m]ah gadang juga tetapi ukurannya lebih panjang. Sayup-[s]ayup mata memandang dari pangkal ke ujungnya.
Di daerah Kerinci terdapat pula sejenis rumah [p]anjang. Tak kurang dari seratur meter panjangnya.
daerah itu dinama kan 'larik' Rumah itu ber petak-petak. Satu petak didiami oleh satu keluarga

Di Kalimantan dikenal pula rumah panjang ini. Panjang sampai 200 meter ??ang nya. Dalam bahasa Daya ?? rumah panjang ini dinamakan 'luwu daru' Setiap ?? pakai ruangan-ruangan pula. Setiap ruangan di huni oleh satu keluarga. Sebuah ruangan itu dinamakan: ??g ' atau kovian. Dimuka kamar kamar itu terdapat ??an yang memanjang sepanjang rumah itu. Cukup lebar hinggga kalau dapat menaikkan jip dengan bebas kendaraan ini dapat lewat di ruangan itu. Lapangan itu dina?? 'soa'. Didepan sekali terdapat semacam soa juga ??i dibuat dari lantai kayu bulat bulat. Gunanya untuk menjemur padi atau sesuatunya.

Tangga nya terbuat dari sepotong kayu bulat yang tekuk-tekuk dan mudah dinaikkan keatas rumah bila diperlukan

Semangat Nasional

Sebagai suku bangsa-bangsa lainnya di Indonesia penduduk Kalimantan Barat juga mempunyai semangat nasional yang cukup tinggi. Mereka mencintai daerahnya dan menjunjung tinggi tanah airnya, Indonesia. Dalam masa pemerintahan jajahan Belanda kesadaran nasional sudah tumbuh dengan masuknya perkumpulan politik ke daerah ini seperti Sarekat Islam.

Muhammadiyah berkembang dengan pesat di daerah ini yang dikembangkan oleh pendatang-pendatang dari Sumatera Barat.

Pada masa Jepang mulai mencengkamkan kakinya di Kalimantan Barat masih terdapat tiga belas buah organisasi massa yang berpengaruh dalam kalangan rakyat. Jepang melarang perkumpulan yang ber sifat politik. Ketiga belas organisasi itu melebur diri ke dalam sebuah organisasi yang di anjutkan oleh Jepang yang bernama: ' Nissinkai'. Tetapi melihat gerak geriknya, sepak terjangnya, Jepang mencurigai pula organisasi ini. Akhirnya di bubarkan pula.

Pemimpin-pemimpin rakyat berusaha membelokkan tujuan Nissinkai itu dari dibentuk oleh Jepang untuk menikam Jepang itu sendiri dari belakang. Tetapi karena adanya ayam berbulu musang rahasia itu diketahui juga oleh mereka. Dan akibatnya sungguh keji dan kejam sekali. Jepang melakukan penangkapan penangkapan, penahanan-penahanan dan akhirnya pembunuhan-pembunuhan di seluruh Kalimantan Barat. Tak peduli apa saja kedudukan tokoh itu. ai bulan April tahun 1943 Jepang mulai melakukan penangkapan-penangkapan terhadap tokoh-tokoh yang curigainya,

Pada tanggal 24 Mei 1944 di kota Pontianak di- [ad]akan Konperensi kerja Nissinkai yang dihadiri semu[a] [kep]utusan dari seluruh daerah Kalimantan Barat. [Nam]un Jepang yang tetap mencurigai tindak tanduk organisasi itu dengan mendadak sontak melakukan [ra]zzia besar-besaran dalam konperensi itu. Sejumlah senjata di temui pada anggota-anggota yang menghadi[ri] pertemuan besar itu. Dan Jepang menuduh mereka membuat komplotan untuk meruntuhkan kekuasaan mereka.

Penahanan dan penangkapan besar-besaran dila[ku]kan mereka. Akhirnya penangkapan itu tidak saja [me]liputi semua anggota dan pemimpin Nissinkai melain[kan] semua pemuda-pemuda yang dianggap sudah dewasa [di]tangkapi mereka. Kemudian dibawa dan dikumpulkan [di]sebuah kamp yang hanya diketahui oleh mereka. [Ke]banyakan tokoh-tokoh yang dijemput dan ditahan [...]u tak kunjung pulang lagi.

Dalam peristiwa itu tentu saja ada saja tokoh [ya]ng ber tindak sebagai pisau bermata dua, atau musuh dalam selimut. Mereka ini amat berbahaya dan [mu]dah membukakan rahasia pergerakan rakyat kepada [or]ang Jepang.

Dan akibatnya sungguh sangat kejam sekali. [Ri]buan tokoh-tokoh yang tak bersalah gugur menemui [sya]hidnya. Juga dari kalangan raja-raja sendiri. [Ad]a sebelas kaum keluarga raja-raja ikut menjadi [ko]rban.

Foto dokumentasi: A. Dmhoeri

AH BUS TRAYEK SINTANG - PONTIANAK SEDANG BERHENTI ..AHAUMAN IBU KECAMATAN SENGAH TEMILA. SEBELUM SAM[PAI] DI SUNGAI PINYUH BUS INI AKAN MELEWATI MANDOR.-

[Ma]ndor

Kota kecil Mandor terletak kira-kira 88 kilo [met]er dari Pontianak di sebelah timur di pertengahan [jal]an menuju Sintang.

Pada zaman dahulu daerah ini terkenal merupakan [...]ah daerah pertambangan emas yang kaya.

Dalam tahun 1739 datanglah enam orang Cina dan [t]etap disana untuk mengusahakan tambang emas yang [ada] disana. Ketua mereka bernama: Lo Fong Pak. Lo, [seb]agai pemimpin mereka mengadakan perjanjian dengan Syarif Abdurrahman yaitu raja yang pertama dari Kerajaan Pontianak untuk mengusahakan tambang emas itu. Mereka mendapat monopoli, artinya tidak diizinkan orang atau badan lain untuk mengusakan tambang emas itu.

Maka Mandor menjadi ramai karena kedatangan pendatang-pendatang yang ingin memburuh di tambang itu. Mereka terdiri dari orang-orang Cina sendiri, orang Melayu dan orang Daya juga.

Sepeninggal Lo Fong Pak tahun 1795 yang menggantikannnya bernama Liu Tai Nyi. Liu dipanggil ke Batavia ( Jakarta sekarang ) oleh pimpinan V.O.C. ( Kompeni Belanda ). Liu dibujuk malahan diancam supaya mau melepaskan hak monopolinya atas hak penambangan emas di daerah Mandor. Liu menghilang.

Tetapi penduduk Mandor tak setuju dengan adanya perjanjian baru dengan Belanda ini Mereka menantang keras V.O.C dengan pasukannya datang mententeramkan suasana. Tetapi rakyat Mandor tetap menantang dan terjadilah peperangan. Ini terjadi tahun: 1884-1885. Sebagai wakil Kompeni disana diangkat Konteler J.C. Rijks. Tetapi konteler ini bernasib sial. Baru saja dua hari ia berada disana ia mati terbunuh dengan pengawalnya. Dikuburkan tak jauh dari pesanggerahan Mandor. Seorong konteler lagi terbunuh pula pada tanggal 23 Oktober 1884. Sebuah tugu peringatan yang didirikan Belanda terdapat disana tentang perang Mandor tahun 1884-1885 itu.

Masyarakat juga mendirikan sebuah tugu tak jauh dari kelenteng di Mandor. Ini untuk mangenang dan mengingat jasa- jasa Lo Feng Pak yang merin[...dukan] pembukaan tambang emas di Mandor.

Pada tanggal 28 Juni tahun 1977 di resmikan [...lagi] sebuah monumen di Mandor yang dinamakan "Makam [...ng]". Arsiteknya bernama A. Said.

Sebenarnya sebelum penyerahan kedaulatan tahun [...49] Belanda sudah berbaik hati memugar makam para [pahlawan] di Mandor itu. Pada pintu gerbangnya dipahat[...kan] mereka sebuah tulisan yang berbunyi: Ereveld Man[dor] (Taman Pahlawan Mandor)/

Demikian pula sebelum terjadi pembunuhan masal [seperti] yang sudah dibayangkan diatas tadi Belandapun [sudah] berbaik hati untuk mengusikkan raja- raja yang [kemudian] menjadi korban Peristiwa Mandor itu. Tetapi [mereka] menolak.

Itulah Monumen korban-korban peristiwa Mandor [yang] menurut catatan banyaknya: 21.037 orang. Namun [korban] yang berguguran dalam peristiwa Westreling [lebih] banyak lagi. Dua kali lipat dari banyak korban [dalam] peristiwa Mandor.

Dan uraian dalam buku ini tentang peristiwa [yang] menegakkan bulu roma itu bukanlah dengan tujuan [untuk] membangkit-bangkitkan rasa dendam dan merusak[kan] persahabatan antara bangsa kita dengan mereka. [... ] bab kemudian kaum turis ( wisatawan ) Jepang datang [ke] negeri kita dan juga berkunjung ke Mandor. Dengan [takzim] mereka meletakkan karagan bunga di tugu ini, [dan] tentu di lubuk hati mereka terbersit juga rasa [penyesalan] atas tindakan yang dilakukan oleh bangsa [...mereka] atas bangsa Indoensia dalam peperaga Asia Timur Raya itu.

Maka jika penduduk desa di Situjuh Batur memperingati hari pahlawannya pada setiap tanggal 15 Januari, maka penduduk Kalimantan Barat memperingati Hari pahlawan mereka pada setiap tanggal 28 Juni.

Dan selanjutnya marilah kita ikuti peristiwa-peristiwa itu dengan gambar-gambar yang ada di cantumkan dalam halaman-halaman buku ini. Sebelum memasuki kota Mempawah ibu kota Kab. Pontianak kita disambut oleh sebuah tugu peringatan yang bernama Tugu Pembangunan. Pada tugu ini detemui juga relief peristiwa pendudukan Jepang di Kalbar.

Yang dalam foto penulis buku ini.


Foto: Dokumnetasi penulis.
Foto dokumentasi: A. Damhoeri

Tugu penuh dengan karangan bunga dari para pengunjung yang datang berkunjung kesana. Penulis sedang mencatat sebuah kalimat yang dipahatkan pada tugu itu yang berbunyi:

-"TIDAK CUKUP SEKEDAR ANDA KENANG TAPI KU HARAP ANDA TERUSKAN SEMANGAT JUANGMU UNTUK MEMERANGI SEGALA BENTUK PENJAJAHAN." Dibawah ini foto salah satu dari kuburan massal korban yang sepuluh buah banyaknya bertebaran sekitar Mandor.

Sebagai di Situjuh dapat dikenal siapa siapa nama korban yang gugur dalam peristiwa Situjuh tanggal 15 Januari 1949. Tetapi di kuburan massal ini tidak dapat di ketahui siapa-siapa korbannya. Berapa banyaknyapun setiap kuburan tidak terdapat catatannya. Malahan sebahagian para korban tidak diketahui dimana makamnya.


Foto dokumentasi: A. Damhoeri
Di tempat inilah terjadi banjir darah dalam satu hari di tahun 1944. Di tempat

inilah para korban yang menemui ajalnya di bantai oleh serdadu Jepang dalam berbagai cara kematian yang sukar di sebutkan.

Foto dokumentasi: A. Damhoeri
Gambar-gambar relief pada: Moumen Mandor

Re-pro dari buku PERISTIWA MANDOR oleh H. Mawardi Rivai penerbit Pustaka Antara, Jakarta.

image

Mereka yang ditangkap kemudian diangkut dengan truk yang terkenal dengan sebutan OTO SUNGKUP, selanjutnya dibawa ke tempat pembunuhan massal.

image

Penyiksaan terhadap pemimpin-pemimpin pergerakan yang dituduh melakukan kegiatan bawah tanah untuk melawan pemerintah Dai Nippon, [gambar]-gambar relief pada : Monumen Mandor [... ]-pro dari Buku : PERISTIWA MANDOR oleh Mawardi Rivai Penerbit Pustaka Antara Jakarta.

Kaum wanita tidak luput pula menjadi sasaran penindasan dan penyiksaan. Gambar relief pada: Monumen Mandor Foto dokumentasi: A. Damhoeri

image

Antri untuk menerima giliran untuk dibunuh.

Tuhan sungguh Maha Kaya

Tuanku Sultan Syarif Muhammad Alkadri ialah salah seorang raja yang ikut menjadi korban dalam peristiwa Mandor itu. Beliau sudah meninggal dan tidak seorangpun mengetahui dimana jenazahnya dimakamkan. Salah seorang puteranya ialah Sultan Hamid II yang sering juga di sebut-sebut namanya dalam sejarah. Terlepas dari bagaimana corak pribadinya.

Ketika Jepang kalah dan menyerah kepada sekutu SUltan Hamid II datang ke Pontianak. Ia menjabat pangkat sebgaai Letnan Jenderal dalam angkatan Perang Belanda. Baru saja ia sampai di Pontianak ia minta supaya datang kepadanya Kapten Yamamoto bekas Komandan Kempetai yang waktu itu berada dalam tawanan tentara Sekutu. Ialah dahulu ikut menjadi algojo-algojo yang memerintahkan atau ikut membunuhi tawanan-tawanan peristiwa Mandor.

"Yamamoto sang, "tanya Sultan Hamid II kepada bekas Kempetai itu, " tuan tentu tahu dimana sudah dikuburkan ayahanda kami Sultan Syarif Muhammad Al Kadri atau raja raja lain."

" Saya tidak tahu, " jawab Yamamoto, " yang mengetahuinya ialah Letnan Nagatani dan Letnan Kolonel Yama Kawa "

" Ah, itu mustahil, " jawab Sultan Hamid agak kesal. " Nagatani sudah mati ketika menumpas pejuang Pang Suma di Meliau. Dan Yama Kawa sudah menggabung ke induk pasukannya di Singapura. Tuan tentu tahu. Cobalah tuan katakan dimana ayahanda kami tuan kuburkan..."

Yamamoto san tersenyum sinis.

" Tuan tahu, " jawabnya dengan tegas, " seorang prajurit Jepang ialah manusia yang terpilih. Ia akan lebih suka memilih mati dalam harakiri dari pada harus membukakan sesuatu rahasia tentara. "

Sultan Hamid II tak berhasil membuka mulut Jepang itu supaya mau menerangkan dimana ayahandanya sudah dikuburkan. Ia menemui jalan buntu.

Tiba tiba dalam saat yang tegang itu tampillah seorang laki- laki penduduk dari Kampung Wajo Hilir yang bernama Muhammad dan sehari-hari dipanggilkan Mat Kapang. Ia menyampaikan sembahnya kepada Sultan Hamid II dengan berkata:

"Jika tuanku kehendaki hanya hambalah yang dapat menunjukkan dimana makam paduka ayahanda."

Sultan Hamid II terkejut dan berkata dengan harap harap cemas:

"Siapakah engkau? Dan mengapa engkau tahu dimana ayahanda dikuburkan?"

"Nama hamba Muhammad tuanku, tetapi orang biasa memanggilkan hamba dengan Mat Kapang. Hambalah salah seorang dari orang hukuman yang dikeluarkan oleh Jepang dari penjara. Hamba diperintahkan oleh anak buah Yama Moto untuk menggali lubang dan kemudian menguburkan ayahda yang sudah dibunuh mereka. Rencana mereka sesudah tugas itu selesai hamba kerjakan kemudian hamba akan dibunuh pula di tempat itu supaya rahasia itu jangan terbuka."

"Coba engkau ceritakan bagaimana selanjut nya!" kata Sultan Hamid II.

"Hambapun bekerjalah menggali sebuab lubang untuk pemakaman paduka ayahanda. Tetapi sesudah jenazah kami makamkan terjadilah suatu peristiwa yang tak disangka-sangka. Di malam itu tiba-tiba turunlah hujan lebat disertai petir sabung menyabung sehingga semua orang yang ada disana berlarian menyelamatkan diri. Hambapun mempergunakan kesempatan itu dan melarikan diri. Kemudian bersembunyi. Dan syukur sekarang hamba masih hidup. Hamba kenal dengan Jepang itu,- sambil menuding si Yamamoto dan ia tentu masih ingat kepada hamba. Yamamoto san mengerling kepada Mat Kapang. Memang dia kenal kepada orang itu. la amat kecewa dan merasa jengkel bukan kepalang. Ternyata masih ada manusia yang mengetahui rahasia itu. Orang yang diperintahkan mengubur Sultan Pontianak dan semestinya dibunuh kiranya masih hidup. Tuhan sesungguhnya Mahakuasa dan masih berkuasa dari pada manusia bagaimana juga hebatnya.

Bersama-sama mereka pergi ke tempat yang dikatakan Mat Kapang merupakan kuburan Sultan itu. Sudah dua tahun terselubung rahasia dan akan tersingkap kembali Mat Kapang membawa mereka ke pakuburan Katolik. Tidak berapa jauh dari sebuah patung Jezus. Dekatnya tumbuh sebatang pinang merah.

" Nah, tuanku, " kata Mat Kapang, " galilah tempat ini ! Nanti akan ditemukan ada permadani bergulung. Dulunya warnanya merah tetapi sekarang mungkin sudah ber ubah. Dan dalam gulungan permadani itulah terdapat tulang belulang paduka Sultan.

Dengan terharu Mat kapang mengatakannya sebab ia teringat dengan peristiwa pada malam itu.

Dengan serta merta Sultan Hamid II memerintahkan menggali tanah yang ditunjukkan Mat Kapang. Benar juga ! Tak sampai satu meter digali bertemulah dengan gulungan permadani yang warnanya memang sudah berubah. Gulungan permadani dibuka dan .....

Semua yang hadir terutama Sultan Hamid II meng ucap ber ulang-ulang setelah menyaksikan apa yang ditemukan Bukan kerangka atau tulang belulang almarhum, tetapi sebuah jasad yang masih utuh. Seolah-olah beliau baru saja di makamkan kemarinnya. Masih terbayang senyuman dibibirnya.

Jenazah Sultan lalu diperiksa oleh seorang dokter dan Rumah Sakit Sungai Jawi yang bernama Dr. Soedarso. Kemudian di seberangkan ke Kraton Pontianak Ber ribu-ribu orang mengiringkan jenazah itu.

Jenazah almarhum Sultan lalu di selengarakan sebagaimana mestinya kemudian di sembahyangkan di Hesjid Jami' Sultan Abdurrahman. Kemudian di arak be ramai-ramai menuju pemakaman keluarga raja raja Pontianak di Batu Layang kira kira enam kilo meter sebelah utara kota Pontianak. Masyarakat Pontianak sesudah itu melakukan tahlil selama seratus hari yang diadakan di Mesjid Jami' Pontianak.

.//.