Sorga Ka Toedjoe/Bagian Keempat

Sorga Ka Toedjoe oleh L.
Bagian Keempat: Marsiti

BAGIAN KEEMPAT

Marsiti

DALAM seboeah gedong ketjil jang diperaboti dengan lengkap ada kelihatan, dipertengahan roemah, seorang perempoean moeda, dengan paras doeka, sedang mementil guitaar sembari menjanji. Beberapa boedjang perempoean kelihatan sedang membersihkan korsi-medja jang berada disitoe.

Dengan paras masgoel, sesoedah menjanji, itoe perempoean moeda menghampiri satoe rustbank, dimana ia laloe mendjatoehkan dirinja, sembari menghela napas. Ia doedoek disitoe dengan bingoeng, sehingga satoe boedjang perempoean menjamperkan dia sembari sodorkan satoe rekening dan berkata:

„Njonja, itoe abang bilang ia tidak bisa kasi tempo lagi. Kaloe tidak dibajar ini hari, besok maoe diperkarakan, sebab toeannja tidak bisa menoenggoe lebih lama lagi”.

Marsiti samboet itoe kwitantie, perhatikan sesa’at lamanja, kemoedian laloe lemparkan sembari berkata :

„Bilang sadja toean beloem poelang, Nanti sore boléh datang lagi”.

Itoe boedjang poengoet itoe kwitantie dan djalan keloear, sedang Marsiti, begitoelah namanja itoe perempoean, laloe bangoen dari itoe rustbank dan samperkan krosi-pandjang dari medja-stelan, dimana ia lantas doedoek. Beloem lama Marsiti doedoek disitoe, ketika Parta djalan masoek keitoe roeangan dan dengan paras marah-marah, laloe doedoek djoega diitoe krosi Marsiti awaskan parasnja Parta sesa’at lamanja, kemoedian menanja :

„Kaoe kenapa, kanda ? Apa soedah ketemoe sama itoe toekang rekening ?”

„Rekening......... tidak lain dari rekening sadja kalau akoe datang kesini.........!” Parta mendjawab dengan goesar.

Marsiti djadi mendongkol dapat itoe penjahoetan dan berkata: „Dan kaoe...... tidak lain tjoema marah-marah sadja dan tekoek moeka kalau ada disini!”

„Mana akoe bisa bersenang kalau selaloe dikeroeboeti toekang rekening?”

„Kau toch bisa minta tjoekoep oeang akan membajar itoe semoea rekening dari kau poenja ajah. Djangan bikin akoe djadi maloe sadja sama itoe toekang-toekang rekening jang kalau datang kemari selaloe mengomel kalang kaboet, djika rekeningnja tidak dibajar!”

„Berapa kali akoe moesti bilang sama kaoe jang ajahkoe tidak maoe kasi oeang banjak-banjak lagi sama akoe! Djangan sentara boeat membajar rekening, boeat akoe blandja sadja soedah hampir tidak tjoekoep!”

„Mana bisa djadi tidak dapat kalau kaoe minta! Ajahmoe toch mempoenjai banjakn oeang!”

„Ajahkoe sekarang lagi poesing dan moesti goenakan banjak oewang akan membeli tanah dioedik, dari itoe akoe tidak bisa dapat oewang banjak-banjak lagi. Kaoe moesti berlakoe himat dan djangan bikin akoe tambah kesal sadja!”

„Siapa jang bikin kau kesal? Akoe tidak, tapi kau jang bikin akoe djadi maloe dan kesal!”

Parta awaskan Marsiti dengan perasaan mendongkol dan djemoe, kemoedian ia berbangkit dari doedoeknja dan dengan tidak berkata-kata lagi, laloe djalan keloear dari itoe roeangan.

Dengan tindakan pelahan Parta keloear dari roemahnja. Pikirannja ada penoeh dengan parasnja Rasminah jang tjantik. Ia bajangkan bagaimana beroentoeng ia akan rasakan djika bisa beristeri dengan itoe gadis jang berparas élok dan bersoeara merdoe. Djika ia lagi kesal, Rasminah tentoe bisa hiboerkan ia dengan njanjian-njanjian jang disoearakan dengan soeara jang merdoe dan empoek ! Boekan seperti Marsiti jang selaloe bikin ia djadi djengkel dan djemoe sadja !

Parta mesti berdaja akan dapatkan Rasminah, itoe gadis jang kelihatannja membentji padanja ! Apakah jang ia mesti berboeat sekarang akan dapatkan itoe gadis jang ia tjintakan ?