Sultan Thaha Syaifuddin/Pendahuluan

PENDAHULUAN


Sejarah Indonesia dihiasi dengan nama-nama pahlawan bangsa, Di antara nama-nama pahlawan itu terdapat nama Sultan Thaha Syaifuddin.

Sultan Thaha Syaifuddin yang hidup dalam tahun 1816 – 1904 itu merupakan Sultan Jambi yang terakhir dan terbesar. Ia seorang Muslimin yang taat kepada agamanya dan sangat anti kepada penjajahan dan penindasan.

Sultan Thaha Syaifuddin telah mempergunakan lebih dari separoh hidupnya untuk berjuang menegakkan kebenaran dan mengusir penjajah Belanda dari negerinya. Dalam perjuangannya membela tanah air, menentang penjajahan Belanda itu, Sultan Thaha Syaifuddin berhasil meyakinkan kepada masyarakat bahwa perjuangan yang dilakukannya itu adalah benar dan sesuai dengan ajaran Islam, sehingga pengikut-pengikutnya sangat setia kepadanya dan sanggup meneruskan perjuangannya, walaupun Sultan Thaha Syaifuddin sudah tidak berada di tengah-tengah mereka lagi.

Dengan dimotori Sultan Thaha Syaifuddin perlawanan bersenjata rakyat Jambi membela kemerdekaan negerinya berlangsung sangat lama, sehingga sangat melelahkan fihak Belanda. Berkali-kali fihak Belanda terpaksa menambah kekuatan militernya untuk dikerahkan ke Jambi.

Seluruh rakyat Jambi mengakui besarnya jasa Sultan Thaha Syaifuddin dalam perjuangan menentang kaum penjajah. Melalui DPRD Tingkat I dan Badan Pembina Pahlawan Daerah Propinsi Jambi rakyat mengusulkan kepada pemerintah pusat agar Almarhum Sultan Thaha Syaifuddin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Berdasarkan usul rakyat Jambi itu Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Nopember 1977 secara resmi telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Kepada Almarhum Sultan Thaha Syaifuddin.

Munculnya seorang pahlawan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan dan zamannya. Pahlawan Nasional Sultan Thaha Syaifuddin lahir di tengah-tengah masyarakat Jambi yang telah menganut agama Islam ketika bangsa Belanda telah mulai menanamkan penjajahannya di sana. Semangat ajaran Islam yang mendorong Sultan Thaha Syaifuddin tampil sebagai pemimpin bangsanya untuk menghadapi tantangan kaum penjajah di negerinya itu. Karena itu dalam penulisan biografi Sultan Thaha Syaifuddin ini diungkapkan juga tertanamnya agama Islam di Jambi dan kedatangan bangsa Belanda.

Agar diperoleh gambaran yang jelas betapa besarnya dana dan kekuatan militer yang dikerahkan fihak Belanda untuk menindas perlawanan bersenjata rakyat Jambi yang digerakkan Pahlawan Nasional Sultan Thaha Syaifuddin, maka dalam penyusunan biografi ini juga diuraikan tentang ekspedisi militer Belanda ke Jambi.

Di dalam usaha menyusun dan menyiapkan biografi Pahlawan Nasional Sultan Thaha Syaifuddin ini penyusun telah banyak mendapat bantuan yang berharga baik dari instansi-instansi maupun perorangan. Atas bantuan itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih.

Kepada para ahli dan cerdik pandai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Akhirnya penyusun merasa akan sangat berbahagia apabila uraian dalam buku ini dapat menghidupkan dan memelihara kenangan kita semua terhadap kisah penghidupan dan kehidupan Pahlawan Nasional Almarhum Sultan Thaha Sayifuddin yang penuh dengan nilai-nilai luhur yang pantas dijadikan suri tauladan. Semoga demikianlah hendaknya.