Tao Teh King/Bab 43
1. Barang jang paling lemah-lemboet dalem doenia aken mengalahken jang paling koeat dan keras.
2. Itoe jang Tida-Ada bisa temboesin segala apa maskipoen tida ada lobang boeat masoek.
3. Dengen ini akoe djadi mengarti kafaedahannja tida-bergerak (wu-wet).
4. Mengadjar zonder menggoenaken perkataan dan djadi bergoena zonder berboeat satoe apa, — inilah tjoemah sedikit sadja manoesia di doenia jang sanggoep berboeat.
*
Tentang maksoednja ajat 1, oleh W. Gorn Old ada diberi katerangan begini :
„Itoe oedara, jang melipoet dan memberi kasehatan pada segala matjem machloek dan benda jang hidoep, dengen ka'aloesan jang tida bisa diliat, terkadang koempoelin kakoeatannja dan menerdjang dengen tenaga jang tida bisa dilawan, meroeboehken poehoen-poehoen, memoesnaken kota-kota, bikin rebah menara-menara dan pilar-pilar-peringetan, meroesakin djembatandjembatan, mengandasken kapal-kapal, dan menerbitken kamatian dan kamoesna'an di segala djoeroesan. Tetapi boekan tjara begitoe iapoenja kakoeatan jang paling besar ada dipertoendjoekken, hanja di dalem pakerdja'an jang lemah lemboet dan diam-diam boeat memelihara kahidoepan, oentoek maksoed mana itoe kakaja'an, kakoeasa'an dan tenaga satjara raksasa ternjata sama sekalih tida bergoena." Seperti bebrapa kalih kita soedah bilang, oedjar-oedjar dalem Tao Teh King ada banjak jang mengandoeng arinan begitoe loeas hingga masing-masing orang bisa memberi pametjahan sendiri jang berlaenan zonder kaloear dari garisan jang dimaksoedken dalem itoe oedjar. Dan apa jang Walter Gorn Old toelis di atas, maski tida bisa disangsi kabenerannja, tjoemah ada satoe dari bebrapa artian jang bisa dipake goena petjahken maksoednja itoe ajat. Memang betoel itoe benda di dalem natuur jang bersifat lemah-lemboet, seperti angin dan aer, ada mempoenjai kakoeatan besar jang sanget heibat dan menakoetken. Tetapi di sabelahnja itoe, ada lagi laen-laen benda aloes, seperti ether dan astraal, jang djoega tida koerang kakoeasa'an dan kafaedahannja, serta bisa temboesi segala apa (seperti dimaksoedken dalem ajat 2) kerna tida berwoedjoet, tida bisa dipegang, ditjioem atawa dirasain oleh badan kasar.
Di dalem itoe astraal ada terdapet woedjoet dan tenaga dari pikiran, jang mendjadi bibit atawa bijang dari segala apa jang ada. Saboeah astana jang besar dan indah, oepamasija, pada sabelon diberdiriken terlebih doeloe ada dibajangken dalem pikirannja architect jang atoer itoe pendirian, boekan tertjipta dengen mendadak dan sadjadinja sadja. Sasoeatoe tjorètan dari gambar jang orang teeken samoea ada woedjoet dari pikirannja si djoeroe-gambar. Dan begitoe poen apa jang tertjipta oleh natuur, segala machloek dan benda jang ada di ini alam, djoega ada woedjoet dari pikiran Illahi jang melipoeti segala apa dan bekerdja dengen tida kataoean, dan zonder menggoenaken paksa'an, tetapi kakoeasa'annja ada begitoe besar dan begitoe lengkep hingga tida bisa dilawan. Satoe kota jang indah dan diatoer serba modern, kapan diantepin bebrapa taon zonder dirawat, nistjaja penoeh dengen roempoet dan gombolan, dan kapan dikosongin satoe doea abad, lantes diambil poelang oleh natuur, jang nanti robah itoe kota mendjadi satoe oetan rimba jang ditempatin poelah oleh segala matjem binatang liar. Dan dari sebab kakoeatan dan kafaedahannja Natuur ada di dalem iapoenja sifat jang lemah-lemboet dan tida kaliatan, maka manoesia jang hendak tjotjokin diri di dalem Tao poen haroes saberapa bisa meniroe itoe tjonto boeat berlakoe lemah-lemboet, ketjilin atawa kosongin diri, dan bekerdja dengen diamdiam, tida oesah ditondjolin pada orang banjak, jaitoe tegesnja di dalem kalangan rohani atawa pikiran, jang pengaroeh dan kafaedahannja ada djaoe lebih besar dari segala matjem pakerdja'an jang orang lakoeken dalem doenia. (Ajat 1-3).
Boeroeng-boeroeng bisa membikin sendiri sarangnja, antara mana ada jang amat aloes dan indah, zonder koedoe diadjarin lagi. Anakanak ketjil bisa omong dengen baek dan lantjar, zonder dipimpin oleh goeroe dalem ilmoe bahasa. Ini kapandean marika dapet tjoemah dengen meniroe atawa mengadjokin apa jang laen-laen orang dan kawan-kawannja biasa omong dengen zonder bermaksoed hendak mengadjarin. Inilah ada kapandean jang sawadjarnja, menoeroet natuur, jang memberi instinct (andjoeran resia) pada binatang-binatang, dan djoega pada manoesia jang masih primitief, jang belon pinter dan sopan, aken lakoeken apa jang perloe oentoek kahidoepannja. Maka peladjaran jang disiarken dengen pikiran, seperti Goeroe-goeroe Soetji biasa berboeat, aken andjoerin manoesia kadjalanan jang bener, selaloe ada lebih berhatsil dari-pada seroehan dan treakan di moeka oemoem, kerna itoe ombak pikiran jang dilepas oleh machloek-machloek soetji aken ditrima dengen langsoeng oleh orang jang tjakep boeat djalanken itoe, sedeng seroehan di moeka oemoem ada lebih soeker boeat masoek dalem pikiran dan kabanjakan tida diperdoeliken.
Djoega pengaroehnja toeladan ada lebih besar dari-pada andjoeran jang beroepa omongan dan peroendingan, maka orang-orang boediman djalanken kawadjibannja zonder banjak bitjara, sedeng orang-orang bodo dan berbatin rendah selaloe bitjara dan beroending pandjang-lebar, berdebat dan bereboet omong sengit-sengitan, dengen tida ada hatsilnja satoe apa. Maka mengadjar zonder bitjara dan lakoeken apa-apa jang berfaedah zonder riboet bergerak dan beroending, inilah ada tjaranja satoe Sian-soe. jang tida sembarang orang sanggoep lakoeken.(Ajat 4),