Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara/Bab 3
BAB III
ADAT ISTIADAT DAERAH BOLAANG MONGONDOW
I. IDENTIFIKASI
A. LOKASI DAN LINGKUNGAN ALAM.
1. Letak dan keadaan geografis.
Daerah Tingkat II Bolaang Mongondow terletak diantara B.T. 123° - B.T. 124o dan L.U. 0.30 - L.U. 1 dengan luas seluruhnya 7600 km2.
Batas wilayah :
Sebelah Utara berbatasan dengan laut Sulawesi
Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Maluku
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Minahasa.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo
Iklim :
Iklim di daerah Bolaang Mongondow adalah iklim basah. Curah hujan tahunan berkisar 1662 mm s/d 2752 mm setahun.
musim ini menimbulkan iklim yang amat ideal bagi daerah pertanian sehingga persawahan yang luas didaerah pedalaman dapat diolah/ditanami sepanjang tahun (kecamatan-kecamatan Kotamobagu, Moda yang, Passi, Lolaya dan Dumoga ).
Daerah Bolaang Mongondow sebagian besar tediri dari tanah pegunungan. Gunung yang tertinggi terdapat di perbatasan daerah Tingkat II Kabupaten Gorontalo, yakni Gunung Gambuta tingginya 1954 m dan gunung Moayat tingginya 1689 m. Dataran tinggi adalah dataran tinggi Mongondow dimana terletak wilayah wilayah kecamatan Kotamobagu, kecamatan Passi, Kecamatan Lolayan, Modayang dan Kotamobagu (ibukota Kabupaten Bolaang Mogonow).
Namun demikian terdapat daerah-daerah dataran tepi pantai dan dataran pegunungan.
Dataran yang terkenal dataran Dumoga (31.000 ha) dataran Nonapan di kecamntan Poigar, dataran Lolak, dataran Ayong di kecamatan Pinolosian, dataran Nuangan di kecamatan Kotabunan, dataran Bintauna di kecamatan Bintauna, dataran Tuntang dan Kayuago di kecamatan Kaidipang.
Areal tanah persawahan yang luas terdapat pada Kecamatan Lolayan, Kota Mabagu, Dumega dan Modayang. Sungai. sungai yang terdapat didaerah Bolaang Mongondow adalah Ongkang Dumoga (87 Km panjangnya) yang mengalir melintasi kecamatan Domoga, Lolak dan kecamatan Bolaang. Sungai Ongkang Mongondow (42,1 Km) mengalir melintasi kecamatan Lolayan Kotamobagu, Passi kemudian bertemu dengan sungai Ongkang Dumoga di desa lagogan di kecamatan Bolaang. Sungai-sungai lainnya adalah sungai Ayong, sungai Poigar dan sungai Sangkub. Untuk meningkatkan prasarana produksi di sektor pertanian dan perluasan tanah pertanian telah dibangun irigasi Kosinggolan yang terletak didataran Dumoga dan dapat mengairi areal tanah persawahan seluas 5.500 ha. "Kini sedang dalam taraf penyelesaian irigasi Taroat yang dapat mengairi persawahan 5500 ha.
Fauna dan flora
2. Pola perkampungan.
Pada umumnya daerah-daerah pemukiman penduduk Bolaang Mongondow baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah selamanya mengelompok Baik di daerah perkotan maupun di daerah pedesaan, letak rumah-rumah mereka berjajar menghadap jalanan umum. Bentuk rumah pada masa sekarang ini dapat dikatakan serba hetorogeen dalam arti rumah-rumah ada yang dibuat dari batu, ada yang campuran dari
batu dan kayu, dan ada yang seluruhnya bahannya dari kayu, dan ada yang seluruhnya bahannya dari kayu, ada pula campuran kayu dan bambu (bagian depan dari kayu dan belakang dari bambu) dan ada150.217 jiwa.
Tahun 1971, penduduk berjumlah : 212.814 jiwa.
Tahun 1972, penduduk berjumlah : 219.520 jiwa.
Tahun 1973, penduduk berjumlah : 224.373 jiwa.
Tahun 1974, penduduk berjumlah : 230.566 jiwa.
Tahun 1975, penduduk berjumlah : 238.406 jiwa.
Tahun 1976, penduduk berjumlah : 246.512 jiwa.
Tahun 1977, penduduk berjumlah : 258.894 jiwa.
Menurut catatan pemerintah Dati II Bolaang Mongondow, kenaikan penduduk sejak tahun 1971 rata-rata 2,8%. Kepadatan penduduk untuk tahun 1974 terdapat 25 orang/km2. Seperti halnya dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, kepadatan penduduk terdapat di jantung kota/pusat kota, juga Bolaang Mongondow (Dataran Mongondow dan dataran Dumoga, sedangkan wilayah pesisir pantai Timur dan Selatan yang panjangnya 200 Km masih sangat kurang penduduknya.
Perpindahan penduduk dari daerah-daerah Sangir Talaud, Minahasa, Gorontalo (transmigrasi lokal) Sangir Talaud, Jawa, Bali, Bugis dan juga akhir-akhir ini warga negara asing semakin bertambah -R.R.Cberjumlah: 562 jiwa
Arabberjumlah: 35 jiwa
Pakistanberjumlah: 4 jiwa
Belandaberjumlah: 2 jiwa
Bangsa asing berdomisili di ibukota Kabupaten atau di Ibukota kecamatan. (Selayang padang tentang perkembangan Tata pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Dati II Bolaang Mongondow).
C. LATAR BELAKANG HISTORI
1. Sejarah ringkas kebudayaan yang pernah mempengaruhi wilayah ini menurut H.M. Taulu dalam bukunya: Sejarah Bolaang Hongondow :
Masuknya agama Islam Tahun 1660 di tandai dengan adanya seorang raja muda di Bolaang Mongondow telah memeluk agama Islam. Raja Datu Binangkang disaat itu juga telah memeluk agama Islam , itulah sebabnya disebut agama ini Datu atau raja (Seminar adat se Kabupaten Bolaang Mongondow tanggal 22 - 23 November 1972, di Kotamobagu). Setelah raja memeluk agama baru itu berangsur-angsur masyarakatnya memeluk agama Islam, sehingga dewasa ini masyarakat Bolaang Mongondow pemeluk agama Islam yang terbesar, Demikian pula masuknya agama Kristen, menurut Taulu (ibid, hal 47) mula-mula yang membawanya ialah seorang guru yang bernama Ferdinand bekas murid pendeta UI fers dari Kumelembuni (Amurang). Pada tahun 1904 pekabar injil Dunnebier mendapat izin memasuki daerah ini dan disamping menabarkan injil, juga berhasil menlis tentang Bolaang Mongondow (Ds. Th. Muller Kruger, Sejarah Gereja di Indonesia, hal. 124).
2. Hubungan cdengan kebudayaan tetangga.
masina | artinya | mesin | ||
bangko | artinya | bangku | ||
gelas | artinya | bangku | ||
kadera | artinya | kursi | ||
garagaji | artinya | gergaji. |
- Dialek bahasa Bintauna |
- Dialek bahasa Kaidipang |
- Dialek bahasa Bolaang Uki |
- Dialek bahasa Lolak |
- Dialek bahasa Bantik. |
- Bahasa Bolaang Mongondow dipakai di kecamatan - kecamatan : Kotamobagu, Modayag, Kotabunan, Passi, Lolayan, Dumoga, Pinolosian (sebagian), Sang Tombolang (sebagian), Bolaang (sebagian) dan, Poigar.
- Bahasa Lolak dipakai di kecamatan : Lolak, dan Sang Tombolang (sebagian).
- Bahasa Bintauna dipakai di kecamatan : Bintauna.
- Bahasa Molibagu (Bahasa Bolango) dipakai di kecamatan : Bolaang - Uki.
- Bahasa Bolaang Itang (dipakai di kecamatan: Bolang Itang.
- Bahasa Kaidipang dipakai di kecamatan : Kaidipang.
Sesuai dengan pembagian kelompok bahasa menurut Dr. S.J. Essre dalam "Atlas de Tropisch Nederland" tahun 1938 maka bahasa-bahasa di daerah ini termasuk peralihan/garis pemisah antara kelompok babasa Gorontalo dan kelompok bahasa-bahasa Philipina/Minahasa, sebagaimana jelas dibawah ini :
- Kelompok bahasa Gorontalo termasuk di dalamnya bahasa Kaidiping, (Bolang Uki dan Bolang Itang.
- Kelompok bahasa Philipina/Minahasa termasuk di dalamnya bahasa Bintauna dan Bolaang Mongondow.
- Bahasa Bantik (penduduk sebagian kecamatan Bolaang).
- Bahasa Minahasa dipakai sebagian kecil kecamatan Dumoga dan Passi.
- Bahasa Sangir dipakai di beberapa desa di kecamatan kaipang, Bolaang Itang dan Sang Tombolaang.
- Bahasa Gorontalo dipakai di perbatasan dengan daerah Kabupaten Gorontalo.
Dialek-dialek yang paling luas daerah pemakaiannya ialah dialek :
- Dialek Mongondow dipakai di daerah pedalaman (kecamatam Passi. Lolayan, Dumoga, Modayag).
- Dialek Bolaang dipakai di daerah pesisir pantai (kecamatan Poigar, Bolaang, Sang Tombolang, Pinolosian dan Kotabunan)
- Lokasi.
Dewasa ini berburu bukan lagi merupakan mata pencaharian yang pokok dari penduduk di desa maupun di kota, melainkan sebagai sampingan, sebagai rekreasi atau sekedar mengisi waktu yang lowong.
Lokasinya adalah : hutan-hutan Pogat, Dangin, Kotabunan, Pinolosian.
- Jenis-jenis binatang yang diburu ialah : Anoa babi rusa, rusa dan lain-lain.
- Waktu pelaksanaan biasanya pada saat petani selesai mengerjakan kebun, hari libur, dan saat-saat menjelang hari raya.
- Tenaga-tenaga pelaksana terdiri dari pemburu berkelompok (biasanya 2 orang atau lebih dalam satu kelompok) dengan menggunakan tombak, pedang dan sering-sering pula menggunakan senjata/bedil pemburu.
- Tata cara dan pelaksanaan.
- Pemburu yang terdiri dari beberapa orang dengan menggunakan tombak, perang/pedang dan dibantu beberapa ekor anjing pemburu memasuki hutan tempat berburu mencari binatang buruan.
- Ada pula pemburu yang menggunakan jerat.
- Hasil dan kegunaannya :
Hasil buruan untuk dimakan dan selebihnya dijual.
- Lokasinya
Hutan Pogat (Kecamatan Passi), Dumoga, lolak. Meramu hanya sebagian kecil rakyat yang melakukannya, hal ini disebabkan karena tempatnya agak jauh dan kadang-kadang ditempuh dengan perjalanan kaki 3 sampai 6 hari lamanya.
- Jenis remuan ialah : rotan, damar, kayu manis.
- Tenaga-tenaga pelaksana ialah : penduduk desa, yang terdiri dari 2 sampai 4 orang tiap kelompok.
- Hasil kegunaannya : dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan rumah tangga.
- Lokasi perikanan darat.
Perikanan darat meliputi perikanan di empang, sungai, rawa, kolom, dan danau.Perikanan darat empang terdapat pula di Dumoga, Lolayan. Kolam-kolam ikan terdapat pula di Dunoga. Lolayan dan Tudu Aog.Kolam ikan di Tudu Aog adalah kolam ikan umum (Bandes 1973/1974) yang luasnya 8 ha. Sungai-sungai yang menghasilkan ikan ialah sungai Ongkang Dumoga, Ongkang Mongondow, Ayong, Poigar.Danau Moat luasnya 900 ha, danau Tondok dan danau Iloloy merupakan penghasil ikan tawar yang terbesar di Bolaang Mongondow.
- Tenaga pelaksana : Dikerjakan oleh rakyat dan dinas perikanan.
- Tata cara pelaksanaannya :
Pada umumnya masih dilakukan secara sederhana. Oleh dinas perikanan tetap disediakan bibit-bibit unggul untuk peningkatan produksi perikanan rakyat. Penangkapan ikan di sungai dan danau dilakukan dengan pukat dan jala yang bahannya dari nylon atau benang kapas/katun.Penangkapan ikan di empang, kolam dan rawa dilakukan dengan jalan mengeringkan tempat tempat tersebut dan paling tepat pelaksanaannya pada musim panas.
- Hasil kegunaannya.
Untuk kebutuhan keluarga seharihari dan dijual di pasaran bebas. Hasil ikan kolam Tudu Aog dijual dan hasilnya untuk kas desa.
- Lokasi perikanan laut :
Lokasi perikanan laut terdapat di Inobonto, Lolak, dan Poigar.
- Tenaga pelaksana :
Pada umumnya diusahakan oleh keluarga nelayan dan dinas perikanan laut.
- Tata cara dan pelaksanaannya :
Cara pelaksanaannya masih menggunakan cara cara tradisionil, yang terdiri dari perahu kecil yang dibuat dari kayu pancing, pukat, jala dan para nelayan ada pula yang mempergunakan perahu semi motor, yaitu perahu yang dilengkapi dengan motor tempel.
- Hasil kegunaannya.
Kebutuhan keluarga yang bersangkutan dan sebagian dijual.
Jenis Usaha | : | Potensi (Ha) | : | Efektif (Ha) | : | Hasil (Kg). |
---|---|---|---|---|---|---|
Sungai | : | 2.929,5 | : | 358 | : | 859.200 |
Danau | : | 1.117,5 | : | 970 | : | 2.328.000 |
Rawa tawar | : | 485,25 | : | - | : | - |
Rawa asin | : | 258,25 | : | 7,25 | : | 48.807 |
Kolam | : | 461,5 | : | 214,75 | : | 1.345.697 |
Sawah | : | 9.630 | : | 11 | : | 740,52 |
- Tengkiura - menile, yang dilakukan pada waktu akan mengadakan perombakan hutan dengan jalan mempersembahkan sirih pinang jepada dewa-dewa leluhur yang mula-mula adalah pemilik hutan tersebut (penjaga hutan).
7. Pertanian di sawah.
Jumlah penghasilan besar :
Sejak tahun 1969 sebanyak 16.096 ton beras.
91
Keadaan jumlah ternak pada tahun 1973 sebagai berikut :
- sapi berjumlah | : | 33.451 ekor. |
- kerbau berjumlah | : | 104 ekor. |
- kuda berjumlah | : | 1.895 ekor. |
- kambing berjumlah | : | 7.162 ekor. |
- babi berjumlah | : | 10.435 ekor. |
- unggas berjumlah | : | 124.558 ekor. |
tugal | : | yaitu alat yang dipakai untuk melubangi tanah pada waktu menanam padi atau jagung diladang. Alat tersebut di buat dari batang enau. |
sabel | : | alat untuk memotong rumput atau memo- |
: | tong padi yang sudah masak. Alat tersebut dibuat dari besi. | |
Lolapa | : | suatu alat yang dipakai menyiangi padi. Alat tersebut dibuat dari besi. |
pajeko | : | Alat yang dipakai untuk membajak sawah. Dibuat dari besi dan batangnya dari kayu. |
sekop dan pacul | : | Alat pembongkar tanah. Dibuat dari besi dan batangnya dari kayu. Penduduk dapat membelinya di toko-toko. |
- | tombak (ginibat) | - | alat yang dipakai untuk berburu | |
- | pandong im boke' | - | semacam tombak babi | |
- | giman | - | semacam jerat untuk menangkap binatang buruan yang dibuat dari tali ijuk. |
- | bubu | : | ialah alat semacam penangkap ikan (udang) yang dibuat dari bambu atau rotan. | |
- | Polo | : | semacam alat penangkap ikan, bentuknya hampir sama dengan bubu. |
- tomoing, kalenda : ialah semacam jala penangkap ikan.
- bobolit : ialah semacam panah ikan / senjata ikan yang dipakai untuk memanah ikan di sungai atau di laut dan diperlengkapi dengan kacamata penyelam.
5. Peternakan.
Jenis-jenis ternak yang dipelihara ialah sapi kerbau, kuda, kambing, unggas, dan babi. Ternak-ternak ini sebagian besar diusahakan oleh keluarga petani (sapi, kerbau, kuda) untuk membantu dalam pengolahan tanah persawahan dan mengangkut hasil-hasil pertanian.
6. Alat-alat kerajinan.
{gap}}Alat-alat kerajinan yang dibuat dari besi dan ada pula dari tanah liat. Alat-alat kerajinan yang dibuat dari besi terdapat di kecamatan Passi antara lain :
- pitow (semacam parang yang dipergunakan untuk memanjat kelapa).
- sabel (semacam alat yang dipakai membersihkan kebun).
- blapa (berbentuk kuda-kuda, dipakai untuk membersihkan ladang).
- kedung (semacam parang besar untuk memotong kayu).
- tosilad (pisau) - dipergunakan oleh ibu-ibu di dapur.
- tosisi im bango - semacam alat pencungkil kopra.
- Popakang (pahat)
- bengko - keris.
- pandong im boke - tombak babi
- kokundut ing kayu | - alat untuk melicinkan kayu. |
- kuyon im bumbe | - tempat untuk masak daging. |
- kuyon gogoluten | - tempat masak nasi bungkus. |
- kuyon lologa'an | - tempat masak sagu. |
- kuyon pinugungan. | |
- pot im bungang (pot bunga). | |
- dodongci an ing koito | - tempat bakar sagu, |
- pot gantung. | |
- potandangan ing kopi | - tempat goyang kopi. |
- padingki. | |
- sinompansi | - belanga yang berpenutup untuk masak air. |
- biko | - semacam belanga kecil untuk memasak obat-obatan. |
1. Menyimpan hasil produksi.
Tujuan alat penyimpanan hasil-produksi ialah agar hasil produksi dapat tahan lama atau tidak rusak.
Alat-alat penyimpanan hasil produksi antara lain:
- | luwit | - | tempat menyimpan hasil pertanian (padi atau gaba), yang sudah dijemur/kering. Alat ini dibuat dari kulit kayu yang kering. Luwit ini sudah hampir punah. |
- | ginapa | - | suatu tempat menyimpan beras/gaba yang sudah dijemur. Alat tersebut terdiri dari potongan - potongan bambu yang besar-besar. |
- | Tempat penyimpanan beras/gaba yang umum dipakai di tiap-tiap rumah tangga petani adalah kas atau peti kayu yang berbentuk segi empat yang panjangnya 2 sampai 4 meter dan tinggi2m. |
2. Penyimpenan kebutuhan sehari-hari antara lain :
- | potolo | - | ialah tempat untuk menyimpan garam dapur. |
- | tandai | - | suatu alat untuk menyimpan kebutuhan air sehari-hari. |
- | bakul, karung kecil juga merupakan tempat menyimpan bersa kebutuhan sehari-hari. | ||
- | para-para (sejenis meja terbuat dari bambu) yang fungsinya sebagai tempat menyimpan alat-alat dapur seperti piring, belanga, mangkuk dsb. yang banyak terdapat di desa-desa-desa. |
D. MAKANAN DAN MINUMAN.
1. Makanan utama. Makanan utama Bolaang Mangondow ialah beras, Beras merupakan hasil produksi pertanian yang utama.
Disamping beras juga jagung merupakan makanan pokok.
2. Makanan sampingan .
Disamping makanan utama, terdapat pula makanan sampingan antara lain: jagung, sagu, ubi-ubian (misalnya: ubi jalar, ubi kayu, ubi tales) yang ditanami di tanah kering tegalan, di halaman pekarangan rumah yang luas, dan juga pisang.
3. Makanan dan minuman khusus..
Makanan khusus.
- | yondong | - | yaitu sejenis makanan yang bahannya terdiri dari sayur godi. |
- | pionogiot | - | sejenis makanan khusus yang bahan-bahannya terdiri dari daging ayam, santan, minyak kelapa, dan dicampur dengan bumbu-bumbu. |
- | Ilosingan | - | bahannya terdiri dari daging kambing ditambah dengan bumbu-bumbu. |
- | Minuman khusus ialah saguar dalam bahasa Mongondow disebut losing. |
B. PAKAIAN DAN PERHIASAN
1. Pakaian sehari-hari.
a. Asal bahan mentahnya.
Pada zaman dahulu bahan pakaian dibuat dari serat kayu dan serat nenas. Serat nanas ini ditenun untuk dibuat sarung dan bahan pakaian.
Dewasa ini rakyat Bolaang Mangondow memakai bahan-bahan pakaian yang dibuat Sebelum perang dunia ke II pakeian upacara sebagian ditenun sendiri oleh penduduk Bolaang Mongondow, bahan mentahnya dari serat nenas atau benang katun, akan tetapi hasil kerajinan tersebut sekarang tidak diketemukan lagi.
Kini, pakaian upacara adat bahan mentahnya dari katun dan tetoron. Pakaian laki-laki disebut baniang. Pakaian perempuan disebut salu.
Wanita memakai pakaian kebaya, sarung dan selendang.
Peralatan dalam upacara adat.
Memakai selendang di bahu kanan.
- | Dalam upacara adat kaum wanita memakai baju salu - kain pelekat senket, Dibahagian dada dihiasi dengan emas yang disebut hamunse. Di tangan, memakai gelang yang dibuat dari emas atau perak yang disebut poteda dipakai oleh keturunan raja dan orang kaya), sedangkan rakyat biasa memakai gelang tiram laut yang disebut balusu. |
Fungsinya dalam upacara :
Hiasan sehari-hari.
- | Kaum pria memakai gelang yang dibuat dari akar bahar yang disebut komensilan. |
- | Kaum wanita memakai manik-manik yang disebut bobol.Manik-manik ada yang dibuat dari emas dan juga ada yang dibuat dari buah buntooi. bersambung ke hal.141, yaitu yang mengenai perhiasan-perhiasan upacara baris ke 5 s/d ke 10 pada hal tersebut. |
Agama yang mempunyai penganut yang paling banyak di Bolaang Mongondow adalah agama Islam terdapat 79,44% atau 189.810 dan menyusul : Agama Kristen Protestan : 18,81% atau 44.941 jiwa. Agama Kristen Katholik : 1,11% atau 2,654 jiwa. Agama Budha : 0,64% atau 1.524% jiwa.
(Jawatan agama Propinsi Sulawesi Utara, tahun 1976).- mamalenga ialah mendengar petunjuk-petunjuk kekuatan gaib melalui bunyi burung hantu (menikulu) untuk mengetahui hal kalah-menangnya dalam peperangan, sukses tidak. Memakai cincin -
- Lolaigan ialah semacam pondok kecil sebagai tempat tinggal, yang terdapat di ladang atau kebun Dewasa ini lolaigan merupakan rumah darurat (sementara). Bahan bangunan ini terdiri dari ramuan-ramuan kayu yang tidak begitu kuat dan beratapkan daun enau, daun rotan dan alang-alang.
- Lulang ialah suatu pondok yang bentuknya lebih kecil dari pondok lolaigan yang banyak terdapat di ladang-ladang penduduk. Tempat ini dipergunakan untuk mengusir burung-burung atau binatang-binatang yang merusak tanaman dan juga disaat-saat musim panen.
- Langkeang ialah suatu pondok kecil yang terletak di tengah sawah, tempat berteduh, didiri -
kan disaat akan panen dan untuk mengawasi burung-burung atau binatang - binatang yang akan memakan padi.
- medeangongou ialah menjengkal sesuatu benda seperti sepotong bambu berukuran sejengkal untuk mengetahui obat yang akan dipergunakan dalam menyembuhkan sesuatu penyakit. Caranya pada waktu menjengkal-jengkal bambu tersebut kemudian jengkalan sudah lebih dari ukuran sebanranya sambil menyebut obat yang dipergunakan maka obat itulah yang harus diambil untuk mengobati penyakit tersebut.
- metayek ialah mengobati seseorang penderita penyakit yang dilaksanakan dengan tari-tarian sambil diiringi nyanyian pujaan kepada dewa - dewa leluhur yang dianggap sakti, dimana sipenari telah dalam keadaan tidak sadar (kerasukan). Metayek atau tayok adalah merupakan jenis tari yang asli di daerah Bolaang Mongondow.
Menurut penelitian kami tanggal 19 September s/d 28 September 1977, tarian tayok ini hanya terdapat di desa Bilalang, Kecamatan Passi Bolaang Mongondow. Dalam tarian ini penari (belian) memang dalam keadaan kemasukan jin (roh) yang diperlukan untuk meminta sesuatu pertolongan atau ilapidan dan roh ini dapat menentukan obat/ramuan obat yang diperlukan dan dapat menyembuhkan penyakit.
- Tengkiuna - menilen.
Dilaksanakan pada masa perombakan hutan dengan jalan mempersembahkan sirih pinang ke pada dewa-dewa leluhur yang mula-mula memiliki hutan tersebut (penjaga hutan).
- Memajakaan-mepakean.
Memberikan makan kepada dewa-dewa yang di
Komansilan | - | semacam jimat yang dipakai oleh laki-laki bagai penangkal penyakit.(moolato). |
Dikolom | - | semacam jimat yang dipakai sebagai penjaga diri dan tahan terhadap black magic yang datang dari luar. |
Beberapa contoh kesustraan suci:
1. Sanjak waktu potong padi.
Bulou tulud aindon tomuyep
Mosiug monag dimoletot
Moiginamai ini tako lipod
Bangou siug karetou dodol
Ompu, Ompu, Ompu = minta restu.
Poigumon kombarakar = mohon berkat
I Nabi Bo malaikat = dari nabi dan malaikat.
Bo Tuhan Inta kitogi kehendak = Dan da-
dari Maha Besar Tuhan.
In oyu on ka in barang mo raot = Jika ada sesuatu yang tidak baik.
Pongambat lumbupa muntag = dijauhkan lagi.
Kombalangan inta meuntag = di tengah-tengah lautan.
Bo potalomnya monag = kemudian tenggelamlah.
Bo dia gumonu gonu liminta linta = supaya tidak timbul lagi.
Mokohaat kon tangoi umat = karena menghilangkan nama baik.
Ba tongga pa rijiki in rumuat = supaya rezeki bertambah banyak.
Kitalo in mosintak = tanah tempat berpijak.
Kimontoyanoi mogabat = dan langit tempat bernaung.
Boyaannya popotankat = disana ia berikan
Kon roho in bayongan I umat = semua insan manusia
Siok nongko omonik - dewa pujaan dari jauh
mongko simpunuon in langit - datang dari atas langit.
no kodongog kon totampit - mendengar sesuatu pengeluhan.
mengontong ko moto takid - menjenguk orang sakit.
Dondoyog dia maslig - ia tidak dapat minum
Dongko bontowon kon alit - sudah kurus sekali.
Undaman lantangon monik | - | diobati dengan cara-cara kebiasaan. |
Adi' mongula kon tubig | - | ia minta seteguk air |
Nion bo oin mo i didig | - | sekarang permintaan sudah diberikan |
Umpu' diadon mo ikit-ikit | - | harap akan sembuh. |
Tumohubu' do monik | - | dan akan hidup sehat dan segar. |
c. SISTIM UPACARA.
Setelah masuknya agama Islam, sistim upacara keagamaan lama (tradisionil) relatif tidak ada lagi. Dewasa ini upacara-upacara keagamaan
setempat sesuai dengan keyakinan-keyakinan masing-masing.
Aliran keagamaan yang terdapat antara lain :
Islam, Protestan, Katolik, Budha.
Setiap aliran agama tersebut mempunyai pimpinan
tersendiri. Umpamanya Protestan pimpinannya ialah pendeta, Katolik pimpinannya ialah Pastor, agama Islam pimpinannya ialah Imam.
Demikian pula hari beribadah tiap-tiap agama tersebut berbeda-beda, misalnya hari Jumat adalah hari ibadah bagi yang beragama Islam, penganut agama Protestan dan Katolik beribadah pada hari Minggu. Selain hari-hari beribadah tersebut bagi
setiap aliran keagamaan, masih terdapat pula saat upacara keagamaan pada hari-hari lain.
Dalam penyebaran agama tersebut tiap aliran keagamaan mempunyai kitab suci sebagai buku pelajaran agama. Di setiap desa di daerah Bolaang Mongondow terdapat rumah ibadah.
Jumlah sarana-sarana keagamaan yang terdapat di daerah Polaang Mongondow adalah sebagai berikut :
1. Mesjid sebanyak- 210 buah.
- 2. Gereja Protestan sebanyak - 172 buah.
- 3. Gereja Katolik sebanyak-13 buah.
- 4. Kelenteng sebanyak-1 buah.
- (Jawatan Agama Kabupaten Dati II Bolaang Mongondow).
Setiap kelompok keagamaan senantiasa berusaha agar anak-anak mereka sejak dari kecil hingga dewasa telah tahu beribadah dan mengenal Tuhannya sebagai penciptanya.
Kelompok kekerabatan (motou-adi) sebagai keluarga luas ikut memegang peranan dalam kelompok keagamaan, karena mempunyai pengaruh dalam perluasan/ perkembangan agama.
Dalam kesatuan hidup setempat misalnya di kecamatan Passi yang penduduknya sebagian besar beragama Islam upacara-upacara adat misalnya : naik rumah baru, perkawinan sudah dipengaruhi oleh agama Islam
Adanya kepercayaan akan bunyi burung disebut talenga - menafsirkan sesuatu yang mungkin terjadi, sehingga dalam mengadakan perjalanan mungkin dapat dibatalkan.
- | adanya larangan menyebut nama buaya ditepi sungai, seharusnya menyebut : kilalinya. |
- | kepercayaan bunyi cecak, berarti menyetujui/membenarkan sesuatu pembicaraan yang sedang diadakan. |
Sistim pengetahuan alam.
Misalnya dalam perombakan hutan didahului dengan upacara tengkiuna-menilen. (sudah disebutkan diatas).
Sistim pengetahuan waktu.
- | manuk ngonguyong - ketika ayam mulai bertengger, berarti tanda waktu matahari mulai terbenam/mulai gelap. | |||
- | moding mobayag - berarti hampir siang. | |||
- | motonawang | - ketika ayam mulai turun dari tempat pertenggerannya mencari makan, berarti hari sudah siang. | ||
- | mendengar burung tasiak berbunyi berarti hari sudah hampir siang. |
V. SISTIM KEMASYARAKATAN
A. SISTIM KEKERABATAN
1. Kelompok-kelompok kekerabatan.
Kehidupan orang-orang Hongondow Pada zaman dahulu hidup dengan cara berkelompok yang diketahui oleh seorang kepala keluarga.
Tempat yang didiami oleh tiap-tiap kelompok disebut wilayah lolaigan asal kata laig artinya pondok kecil, yang dibuat dari ramuan-ramuan kayu yang tidak kuat dan beratapkan daun enau atau daun rotan.
Di wilayah kediaman lolaigan makin lama kain bertambah banyak anggota keluarga, sehingga hidup masyarakat kelompok kecil tadi berubah menjadi kumpulan keluarga kelompok yang sudah lebih besar dan selanjutnya terjadilah wilayah penduuan dengan salah seorang Bogani (pemuka keluarga diantara kelompok-kelompok) yang diangkat dan di berikan kepercayaan oleh seluruh anggota masyarakat menjadi pimpinan serta dapat melindungi ketertiban keselamatan umum.
duduk disebut : tangoloki artinya satu dapur, Tengoabuan adalah keluarga besar dimana ibu-bapa, anak-anak yang sudah kawin, kakek-nenek serta keluarga-keluarga lainnya tinggal dalam satu rumah besar.
Dalam pembagian warisan sesuai dengan adat yang
berlaku di Bolaang Mongondow, yang tidak diperhitungkan yakni :
1. Tonggadi, yaitu pernberian orang tua kepada anak
sebelum harta orang tua itu dibagi bagikan kepada anaknya. Pemberian semacam ini biasanya diberikan kepada anaknya yang baru berumah tangga se bagai penunjang hidupnya seperti sawah, kebun dll.
2. Tonggampu, yaitu pemberian kakek/nenek kepada cucunya dengan tujuan yang sama seperti diatas.
3. Mengenai kedudukan anak angkat dalam warisan, ia tetap dipandang sebagai "sinsing konlobot" dimana anak angkat berhak atas harta Pendapatan orang tua angkatnya saja.
Kelompok keberatan yang penting yang terdapat sekarang ini berdasar kan prinsip bilateral ialah kelompok famili yakni suatu kelompok kekerabatan yang dalam ilmu antropologi disebut motouadi. Motoadi ini meliputi saudara sekandung, saudara-saudara sepupu dari pihak ayah maupun ibunya saudara-saudara orang tua dari pihak ayah maupun
ibunya, saudara- saudara orang tua dari pihak ayah dan ibu, saudara- saudara dari istri, orang tua istri dan termasuk juga kemenakan.
Tiap kelompok kekerabatan ini (motouadi) dalam aktivitas sehari- hari saling terikat oleh suatu sistim pengarahan kerja tolong-menolong, bahkan sampai da1am soal pemerintahan dalam desa kelompok inipun mempunyai pengaruhnya, dalam arti apabila ada keperluan kerja bakti dalam desa atau keluar
116
Nenek laki-laki ayah/ibu disebut : kilaki.
Nenek perempuan ayah/ibu disebut : basi.
Cucu disebut : Ompu.
Mertua disebut : Guya.
Papa disebut : Ama.
Ibu disebut : Ina'.
Apid disebut : Anak
Guyang-guyang disebut : anak tertua.
Paman disebut : Pekuamaan.
Bibi disebut : Pokuinaan.
Ipar kakak lelaki disebut : bila (lago')
Adik lelaki disebut : ai-ai lokali.
Ayah mantu disebut : nunuton.
Saudara dari isteri disebut : ipa'.
Guya disebut : Guya.
Harga-menghargai antara keluarga dan keluarga demikian pula tiap-tiap kepala kelompok, saling hormat menghormat satu sama lain.
Anak-anak menghormati yang lebih tua umurnya.
Dalam masalah pergaulan :
F. DAUR HIDUP (LIFE CYCLE).
1. Adat dan upacara kelahiran.
Kecuali itu masih berlaku kebiasaan-kebiasaan dan pantangan-pantangan yang harus ditaati oleh individu tertentu dalam masa tertentu. Misalnya, dalam masa hamil seorang calon ibu dalam melakukan kegiatan sehari-hari harus mentaati beberapa pantangan antara lain ia tidak boleh duduk di tangga yang menghadap jalan raya, tidak boleh memasukkan kayu yang berlubang ke dalam api, sebab perbuatan sedemikian ini dianggap mempersulit kelahiran bayi dan juga tidak boleh menyimpulkan ikatan-ikatan. Apabila hendak keluar rumah di waktu senja atau malam hari, harus memakai kerudung (tutup kepala). Seorang ibu yang mengandung tidak boleh mandi di waktu magrib, karena nanti akan mendapat gangguan dari roh-roh jahat. Menurut tradisi lama, apabila lahir seorang bayi laki-laki (putera) maka ayahnya harus keluar halaman rumah lalu berteriak (momondow) menyatakan tanda gembira dan bersyukur, karena boleh memperoleh seorang putera yang kelak akan menjadi harapan keluarga/daerahnya.
Selain (momondow) pada saat itu juga ayahnya menahan sejenis tanaman seperti kelapa di halaman rumah dengan maksud untuk memudahkan perhitungan umur anak bersangkutan dikemudian hari.
Setelah mendengar tarian (momondow) maka tetangganya yang mendengar, berduyun datang melihat bayi yang baru lahir, kemudian memberi nama sayang-sayang (ibeg-ibeg) dan biasanya nama ini kebalikan dari yang sebenarnya misalnya :
- Kiyutuk artinya sikurus.
- Kirendi artinya sihitam.
Adat dan upacara kelahiran sesudah masuknya pengaruh agama :
ini berlaku bagi yang beragama Islam). Maksud dan tujuan dari azas dan iqama ialah agar anak sejak lahir telah ditanamkan keyakinan agamanya. Doa selamat adalah tanda bersyukur kepada Tuhan Allah Subhana hu Wataallah yang telah mengaruhi bayi tersebut
Bayi yang beragama Kristen disaat pemotongan tali pusat disertai dengan nama panggilan sehari-hari Sehubungan dengan kelahiran bayi, juga menjadi tradisi mengadakan doa selamat biasanya disediakan buah kelapa muda tempat menyimpan rambut yang digunting dan pinang muda sebagai hiasan. Kelapa muda dan pinang muda menggambarkan bayi sejak kedil inilah ditanamkan ajaran-ajaran agama sehingga buah yang diharapkan benar-benar buah kelapa tidak akan menjadi buah pinang demikian pula sebaliknya Hal ini dimaksudkan agar si bayi dikemudian hari meski mengalami godaan dari berbagai pihak, tidak akan merubah keyakinannya yang telah menjadi tradisi dan adat.
Kelahiran anak pertama walaupun tidak dirayakan secara mersiak tetapi sedikitnya diadakan suatu upacara, karena kelahiran bayi pertama merupakan peristiwa penting dalam sepanjang peristiwa-peristiwa kelahiran. Pada upacara kelahiran anak pertama, biasanya sesudah bayi lahir, orang tua dan kerabat dari bayi tadi mengundang imam dan tua-tua desa atau lazimnya oleh penduduk setempat disebut babato in lipu untuk makan bersama-sama dan mengadakan doa selamat berdasarkan ajaran Islam antara lain membacakan ayat-ayat Alqur'an, sebagai pernyataan ucapan syukur.
- Bila seorang anak sudah menanjak umurnya maka sebelum disekolahkan anak tadi diantar oleh orang tuanya kepada seorang guru mengaji untuk belajar mengaji (membaca Kitab Suci Al Qur'an) sampai dia mahir sekali. Sebab orang tua yang mempunyai anak yang tahu mengaji.
- Menyekolahkan anak-anak disekolah-sekolah aga-
- Membiasakan anak bersama orang tua pergi sembah yang di mesjid-mesjid bagi yang beragama Islam dan yang beragama Kristen ke Gereja.
Ki eme, ke ama | artinya : Ibu, baba | |
Ki aki, ki bani | artinya : Kakek dan nenek |
Layuk don iko limbukon = terbanglah kau burung dara.
Lumayug simido sidong = terbang mengedar angkasa.
Pantowai im baloi dungkalen = tinjaulah rumah pertama.
Kontua ing ki mamai jantong = di sanalah pujuan saya.Limitu makow inta naa = sedang aku duduk seorang diri.
kinotalibanmai im paloma = tampak terbang seekor merpati.
bai'ku maya i onda = hendak kemanakah sang putri.
nogilambung in sutara = kain sutra penutup diri.
nogikokudu ing kaya = tudung kepala tampaknya rapi.
sini mondog mako ko ngara = di depan pintu ia berdiri.
nokogogar kon nyawa = mengetarkan nyawa dan hati.
Dahulu, yaitu dijaman Paloko dan Kinalang sebelum masuknya agama Islam, maka moguman (meminang) dilaksanakan dengan cara : Lelaki yang bersangkutan menghadap ibu bapa orang tua siperempuan dengan maksud menyatakan hasratnya bahwa ia hendak meminang anak dari ibu bapa untuk menjadi calon isterinya.
- Bila yang kawin itu anak cucu raja yang
- Bila yang kawin adalah dari golongan kohongian (bangsawan), tali besarnya 500 real.
- Bila yang kawin itu dari golongan simpal, besarnya tali adalah 200 real.
- Bila yang kawin itu dari golongan yobust/tahik, maka tali (harta) adalah berupa botol.
Pemberian harta berupa botol tidak berlaku lagi, sejak golongan budak dibebaskan oleh Datuk Cornelis Manoppo (1903).
(Sejarah Bolaang Mongondow oleh H.M. Taulu dan Sepang). Perlu diketahui bahwa besarnya tali tidak diukur lagi dengan ukuran real, melainkan sudah dihitung menurut bilangan rupiah.
Bilamana seorang bangsawan meninggal dunia, upa- cara ini disertai dengan upacara kesenian antara lain kulintang yang peralatannya terdiri dari:
- 5 buah kulintang disebut : ganang
- 2 gimbal disebut: gondang
- 1 golantung disebut: gong.
Kulintang ini dimainkan selama upacara kematian, iramanye lagu-lagu sedih. Di samping itu di halaman rumah dihiasi dengan arkus dalam istilah Mongondow disebut "Pobangonan Arkus".- Pada tiang arkus dipasang bendera putih yang melambangkan berduka. Tiang-tiang rumah dibungkus dengan kain putih, hiasan-hiasan di rumah ditutup dengan kain putih.
Ranjang tempet pembaringan mayat (jenazah) dihiasi dengan kelambu, lapi-lapi dan pada bahagian kepala dan kaki dipasang payung hitam, lantai-nya dibentangkan permadani.
Makanan yang disediakan pada waktu itu ialah : bermacam-macam ketupat antara lain yang disebut: Paramaka artinya ketupat yang berbentuk binatang, juga ada yang berbentuk burung, ikan, sisir, itik dan bermacam-macam kue.
Orang-orang yang berkabung karena kematian dari salah seorang anggota kerabatnya dapat diketahui dan dikenal karena mereka selalu memakai selendang putih, apabila mereka berjalan, selendang tadi dikenakan dibahu atau dikenakan di kepala sebagai kerudung. Pada saat seseorang neninggal dunia, maka berdatanganlah semua orang desa, maupun dari luar desa, ke rumah yang ada kedukaan untuk menyatakan turut bercuka cita. Mereka yang datang ada yang membawa sumbangan berupa uang
atau bahan makanan. Demikian peringatan - peringatan selanjutnya dari orang yang telah me- Tonggolipu : ialah kewajiban sesuatu masyarakat untuk memelihara kepentingan umum berdasarkan keinsyafan/kesadaran di mana tiap warganya berkewajiban untuk menyumbangkan tenaga maupun materi atau pikiran/pendapat dalam hal
- Dalam hal perkawinan
- Dalam hal kedukaan
- Membuat bendungan/saluran-saluran air
- Membersihkan halaman-halaman rumah ibadah.
- Membersihkan kuburan dll.
- Posad : ialah adat kebiasaan atau sifat tolong menolong dengan masyarakat lainnya dalam suatu desa/kampung dalam hal menyelesaikan pekerjaan seseorang oleh banyak orang, misalnya dalam membuat rumah, membersihkan kebun dll.
- Popogutat : Popogutat asal utat yang artinya saudara (kaka-adik), ialah suatu hubungan kekeluargaan yang terdekat dalam melakukan sesuatu pekerjaan misalnya perkawinan, kedukaan, dll., maka saudara yang ditimpa kedukaan atau akan melaksanakan perkawinan, mendapat bantuan dari saudara-saudaranya baik berupa moril maupun materil sampai upacara tersebut selesai. Berarti pula suadara-saudara yang dimaksud ikut bertanggung jawab atas suksesnya pekerjaan tersebut.
- Lelengoan artinya menjenguk
Bilamana seseorang keluarga/sanak/famili sakit, maka setiap warga keluarga/sanak familinya merasa berkewajiban untuk menjenguk si sa-
- Tonggadi artinya pemberian seorang bapak terhadap anak angkatan atau anak tiri, di mana setiap anak diberikan pembagian yang sama. Hal ini tidak termasuk harta peninggalan orang tua.
- Tonggama ialah pemberian seorang anak kepada orang tuanya secara sukarela dengan tidak menghendaki pengembalian. Hal ini menandakan kecintaan seorang anak terhadap orang tuanya.
- Luston artinya menarik kembali sesuatu yang telah terlanjut dikeluarkan Luston dalam hubungan adat ialah apabila seseorang yang menyinggung perasaan orang lain, maka orang tersebut segera minta maaf atas tindakan atau perbuatan yang telah terlanjur ia katakan.Kata-kata yang diucapkan antara lain :
Papa/apa atau indo/mama akuoi in sindon neitala keinonimu yang artinya : Papa/mama berhubung saya sudah bersalah terhadap kamu maka saya tarik kembali.
- Simuton ( garam )
- Kolawag ( kunyit )
- Buing ( arang /)
- Motatow na simuton artinya : cair seperti garam.
- Modayang na'kolawag artinya : hidup sehat.
- rumondi' na' buing artinya : hitam seperti arang.
- Tumonob na' laang artinya : meresap seperti air di cucuran atap
- Kimnuton in talo' artinya : dihisap oleh tanah.
- Dorotan in montoyanoi artinya : ditindih oleh langit.
- mododatu ialah golongan raja.
- kohongian ialah golongan bangsawan tengah, yaitu akibat perkawinan golongan mododatu dengan golongan simpal.
- Simpal ialah golongan rakyat.
- mododatu ialah golongan raja.
- kohongian ialah golongan bangsawan tengah.
- simpal ialah golongan rakyat.
- tahig ialah golongan budak.
- Orang yang berhutang dan tidak dapat membayarnya, sehingga dijadikan budak oleh orang tempat ia berhutang,
- Orang-orang yang bersalah kepada raja antara lain :
Melihat (mengintip) tempat mandi raja dan keluarganya waktu sedang mandi, menyentuh tempat (donduja'an) dirumah raja.
-sadaha : adalah penghubung antara Tule molantud raja dengan baboto.
Setelah masuknya penjajahan dalam pemerintahan raja-raja, maka susunan pemerintahan kerajaan Bolaang Mongondow adalah sebagai berikut :
1. Tutu (raja)
2. Jogugu (pembantu raja)
Jogugu dipilih oleh kepala-kepala kampung, kapten laut dihadapan raja dan pengangkatannya disyahkan oleh raja.
Kewajiban jogugu ialah mengawasi jalannya pemerintahan kepala-kepala kampung, kapten laut, penghulu-penghulu.
Kedua pemerintahan tersebut di atas disebut pemerintah pusat, yang dilengkapi dengan :
Sadaho | : | -yang bertugas mengatur pembagian hak keuntungan raja dan simpul (rakyat) serta menjaga ketertiban hukum adat yang berlaku di seluruh kerajaan. -kapten laut (kapitalau) bertugas mengatur keamanan di laut, mengatur masuk keluar perahu-perahu- |
- oleh kepala kampung. Penghulu memegang distrik serta memeriksa pekerjaan dari kepala-kepala kampung, kapiten laut.
- Bobato in lipu (kepala kampung) yang tugasnya membuat bangunan rumah, melindungi rakyat dari bahaya/serangan musuh, menjaga keamanan, ketertiban, perkawinan dan menjaga adat kampung, memimpin rakyat dalam usaha-usaha gotong royong, popogugat (persaudaraan) dll. Bobato memilih pembantu-pembantunya, probis dan mohimu.
Jabatan-jabatan dalam pemerintahan tidak lagi turun-temurun tetapi didasarkan atas pemilihan rakyat, kecakapan, kemampuan menjabat jabatan tersebut.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan, seorang Sangadi yang dianggap cakap sesuai penilaian pemerintah, dapat menduduki jabatan Camat
A. PEPATAH-PEPATAH
1. Pepatah-pepatah yang berhubungan dengan kepercayaan.
- Siok nongko omanik - dewa pujaan dari jauh
- Nongko simpunuon in langit - datang dari langit.
- Kayu molantud motoyong motual - orang yang tinggi hati cepat jatuh dari kedudukan.
Na' buah pinuyung - tetap bersatu dan rukun. (diibaratkan kepada suami isteri yang tetap bersatu dan rukun).
3. Pepatah-pepatah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
a. Diaangoi pe ing ko ibog, babi' bo poyoi. (pemberian yang lebih dari yang diharapkan)
b. Tumolobu' do manik (akan hidup sehat dan segar)
c. 1. Tayakon dolo-dolom, kaanon molabang. (dicari pagi dimakan petang (sore))
2. Tayakon molalabang, kaanon dolo-dolom. (dicari petang dimakan pagi)
B. SIMBOL-SIMBOL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPERCAYAAN.
1. - Rumah tempat tinggal dimana disisipkan carikan daun-daun enau diatap rumah, pertanda penghuninya tidak akan takut, karena telah ada penjaganya.
- Komansilan - semacam gelang yang dibuat dari akar bahar, dipakai laki-laki yaitu semacam jimat untuk penangkal penyakit
2. - Simbol-simbol yang berhubungan dengan adat.
- bendera putih - dipasang di atas tiang arkus sebagai tanda perkabungan.
- wanita yang memakai pakaian hitam dan selendang putih - tanda berkabung (kedukaan)
-
– upacara gunting rambut, dimana rumah dihiasi dengan mayang pinang.
Simbol simbol yang berhubungan dengan adat, antara lain :
-
– arkus, dipasang dimuka rumah.
– bendera putih, dipasang di atas tiang arkus sebagai tanda perkabungan.
C. KATA TABU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPERCAYAAN.
- Romondi na doman buing = hitam seperti arang.
- Yo mayow doman na sisuton = larut seperti garam.
- Tumonop doman na lanag = meresap dan hilang seperti air dipelimbahan.
- Dumarag doman na kalawag = kuning seperti kunyit.
2. Kata-kata tabu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
-
– Kimbuton doman in buto = ia akan mati oleh perbuatannya yang tidak jujur.
144