Penghidoepan Radja Belgie/Buku 2
Satoe tjerita jang betoel
telah kadjadian di
Europa.
PENGHIDOEPAN RADJA BELGIE II.
Ditjeritaken
oleh:
TJOE BOU SAN.
BATAVIA
DRUKKERIJ SIN PO
1913.
Buku II
suntingPENGHIDOEPAN RADJA BELGIE
Djilid ka 2.
_____________________
Ia tida bangoen dari sitoe, sabelonnja dateng waktoe boeat bersantap, dan sasoeda makan, laloe ia balik kombali dalem kamarnja. Aken menghilangken berbagibagi pikiran jang menggoda, ia laloe ambil soerat-soerat kabar, dengen barepan bisa dapet batja satoe rentjana jang meiijenangken hati. Tapi sia-sia, kerna di itoe masa, ka'adahan dirinja ada sabagi orang jang menjesel tida soeda-soedanja, dan itoe, membikin ia djadi lesoe.
Lontjeng mengoetaraken poekoel sembilan. Tatkalah itoe ia poenja adjudant laloe membri taoe, jang satoe njonja ingin bitjara padanja.
Aartshertog tida menanja satoe apa, kerna ia soeda taoe lebi doeloe, siapa adanja jang minta bitjara.
Ia berdjalan moendar-mandir dalem kamarnja, dan berkata sendirian: „Bagimana akoe misti berboeat? Tolak permintahan- nja, atawa trima ia poenja kadatengan ?" Sakoenjoeng-koenjoeng dateng satoe pikiran, jang mengasi salah ia poenja perboeatan, dan ia balik menimbang:
„Soenggoe terlaloe kedjem, kaloe sekarang akoe tolak permintahannja. Doeloe, akoe pernah rasaken sanget broentoeng, bilah bisa ada di dampingnja, dari itoe, masatah sekarang akoe toetoepi ia pintoe, sabagi ia ada saorang asing? Salaennja itoe, siapatah taoe, boeat hal apa ia dateng padakoe? Dan djoega akoe tida nanti bisa merasa senang, kaloe ia berpikir djelek atas dirikoe, sabagimana orang banjak ada berpikir atas klakoeannja Prins van Saksen-Coburg. Hatikoe sendiri, atjap kali ada menjelah itoe klakoean, habis dengen menolak ini koendjoengan, apatah akoe tida boleh dibilang, ada sama dengen itoe prins?"
Waktoe itoe aartshertog ada kaliatan djadi lebi sengit, hadepken adjudantnja, dan berkata dengen soeara tetap:
„Minta itoe njonja masoek dan djangan ganggoe kitaorang bitjara!"
Bebrapa minuut kamoedian, satoe nona laloe masoek di itoe kamar. Iaorang berdoewa berdiri hadep-hadepan dengen tida kaloeari satoe pejkatahan, tapi sigra djoega si nona berkata:
„Rudolf, kaoe maoe menjingkir dari akoe ?"
Koetika itoe aer moekanja aartshertog mendjadi koerang senang, kamoedian laloe berkata: „Hei,kaoe kata akoe menjing kir?"
„Ja, Rudolf, njata sekali kaoe tida maoe bertemoe moeka padakoe!"
Aartshertog berdiam. Ia rasaken sendiri, dirinja ada bersalah. Tidakah tadi ia menoelis sapotong soerat ? Tidakah tempo bertemoe itoe nona, ia ada merasa sauget tida senang di hati? Aken tetapi ia tida maoe mengakoeh teroes terang. Ia tjoema angkat poendaknja, dan sembari mengoendjoeki satoe korsi, ia berkata poelah:
„Doedoek, Marie, kitaorang nanti bitjaraken satoe hal jang penting sekali !"
Si nona laloe doedoek di oedjoeng krosi, jang aartshertog toendjoeki padanja, dan sasoeda berdiam bebrapa sa'at lamanja, ia berkata poelah:
„Bitjara perkara penting? Tentang apa ? Apa bara,ngkali kaoe maoe meloenasken samoea perkara, dan membelih dengen oewang, itoe hal jang telah kadjadian antara kitaorang berdoewa?" „Marie . . . . „Hei, Rudolf, akoe ini sama sekali tida perloe kaoe poenja oewang, dan pertjajalah, jang akoe tida nanti bisa berboeat begitoe gilah, aken masi hargaken pada soeatoe perhoeboengan, jang dengen sangadja orang soeda bikin poetoes !"
Aartshertog tinggal berdiam sakean lamanja, dengen berdiri berhadepan pada si nona, sembari mengawasi aer moekanja, jang ada jadi samingkin tjantik, lantaran bersedih. Kamoedian laloe ia berdjalan moendar-mandir, seraja berkata:
„Habis, apatah jang kaoe ingini, Marie? Bagimanatah kaoe poenja kahendak?"
„Kainginankoe ? Kahendakkoe ? Tida, Rudolf, akoe tida ada poenja kainginan, atawa kahendakan ! Datengkoe tjoema perloe menanja, apatah itoe koetika soenggoe sekarang soeda berlaloe, dimana kaoe bikin akoe mengimpi, segala perkara jang begitoe sedap ? Dan apatah akoe soeda tida boleh berharep lagi, aken datengnja itoe perdjandjian, jang kaloear dari moeloetnja satoe aartshertog dari Oosterijk?" „Akoe soeda salah pikiran, Marie, dan lantaran itoe poen mendjadi akoe salah berdjandji padamoe . . . Baginda keizer tida nanti membri idjin aken kita berdoewa mendjadi satoe pasangan, dan sabenarnja, memang djoega ada satoe pikiran gila, aken mengira, jang kaoe nanti bisa mendjadi permeisoeri dari Oostenryk."
„Tapi, apatah akoe minta aken mendjadi kaoe poenja permeisoeri?"
Aartshertog meliati si nona dengen mata sangsi-sangsi, sabagimana orang maoe berkata: „Apatah akoe boleh pertjaja kaoe poenja bitjara? Apatah soenggoe-soenggoe kaoe ada menjinta padakoe dengen hati soetji, boekan lantaran berharep djadi permeisoeri? '
Si nona sabagi mengarti itoe sorot mata, dan lantas menangis bersedoeh-sedoeh, sembari berkata:
„Rudolf, Rudolf! Apatah tjoemainisadja jang misti mendjadi akoe poenja bagian?"
Koetika itoe sigra aartshertog mengamperi. Dari tingkanja bisa diliat, seperti hatinja jang keras soeda mendjadi loemer, lantaran kenah disiram dengen aer mata, dan berkata sembari mengoesoet-ngoesoet kapalanja si nona: „Diam, Marie, djangan menangis sampe begitoe! Bilah kàoe ada merasa diri terhina, ampoenilah padakoe!"
Tapi si nona menangis samingkin sedi, hingga sa'antero toeboenja bergerak-gerak.
Itoe waktoe kakerasan hatinja aarthertog lantas mendjadi loemer betoel-betoel. Ia meliat njata, itoe nona boekan berniatan djahat, boekan sekali tjoema maoe mengharep aken djadi permeisoeri, hanja ada tjinta ia dengen segenap hati, dengen djoedjoer sekali, sabagimana barangkali belon ada satoe orang di doenia, pernah menjinta padanja.
Di itoe masa hatinja lantas mendjadi lemas, lemas sabagi adanja tepoeng jang bisa dipaleh segala roepa, hingga kasiannja pada itoe nona poen djadi tida ber-hingga besarnja. Dengen tida merasa lagi, tangannja soeda memeloek, dan moeloetnja menjioem katjintahannja.
Sakoenjoeng-koenjoeng si nona angkat kapalanja, dan pandang ia poenja katjintahan dengen berlinang-linang aer di mata. Kamoedian ia poen memeloek pada aartshertog, sembari katanja;
„Rudolf!"
„Marie!" <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan dengen plahan aartshertog bangoeni pada si nona. Koetika itoe, Marie laloe
senderken ia poenja kapala di poendak kekasihnja, samantara Rudolf memeloek pinggangnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Rudolf! Djadi akoe masi boleh harep kaoe poenja pertjintahan? Habis itoe nona jang laen . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkalah itoe, adalah sabagi goentoer membikin sedar pada aartshertog, jang sedeng ada dalem kalelap pikiran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, apatah akoe telah berboeat dalem ini samantara waktoe?” tanja ia pada diri sendiri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hatinja djadi menginget poelah pada poetri Stephanie, jang begitoe manis boedi bahasanja. Ia poenja api katjintahan, jang dengen sakoenjoeng-koenjoeng telah dapet dipademken oleh aer mata, laloe mengkobar kombali, lebi besar dari jang soeda-soeda. Stephanie! Ia itoelah jang pantes dapet itoe gelaran permeisoeri dari karadjahan Oostenrijk, hingga tida satoe orang boleh menghalangi di itoe masa, sedeng ia ampir djadi bertoendangan . . . . .
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tangannja sigra lepas memeloek, dan tinggali si nona djatoken diri diatas satoe krosi. „Tida boleh, Marie! Kitaorang tida boleh mendjadi pasangan!” berseroe aartshertog.
Koetika itoe, Marie toetoepi moekanja dengen kadoewa tangan, dan dengen moeka poetjat sabagi mait, ia lepas kapalanja di senderan krosi. Tida satoe soeara ada kaloear dari moeloetnja . . . . .
Dan Rudolf dihadepannja, mendjambak-djambak ramboet lantaran poetoes harepan. Kamoedian hatinja djadi berbalik lagi, dan merasa lebi soeka pada itoe nona, jang menjinta ia dengen sagenap hati, dari pada poetri bakal toendangannja, jang maski poen salaloe ada berlakoe manis, belon tentoe ada poenja ingetan begitoe soetji. Tapi itoe tida boleh kadjadian! Ia ada anaknja satoe keizer, dan tida boleh berboeat sasoekanja dengen menoeroeti hati.
VII.
Samantara itoe di Brussel ada dateng berkoempoel orang-orang terpladjar dari berbagi-bagi negri, dan itoe, adalah atas oendangannja radja Belgie.
Perboeatan baginda dalem hal ini, tida salah kaloe di bilang, ada berhoeboeng Barones Marie Vecsera.
(katja 88).
Ampir soeda saratoes tahon lamanja, di London ada terdiri satoe perkoempoelan bernama „The African Association”, jang berniat membri kasopanan pada si pendoedoek itam.
Bahoewa di blakang itoe topeng „Membri kasopanan”, ada tersimpan satoe niat bagi kaoentoengan negri sendiri, adalah satoe hal jang sembarang orang dengen gampang bisa mendoega. Tidakah di doenia ini bangsa koelit poeti sadja poenja bilangan jang mendjadi samingkin loewas?
Begitoe poen Baginda Leopold II, jang sanantiasa berdaja boeat dapeti kepingan tanah Afrika, merasa tida ada laen perboeatan jang lebi baek, dari menoeroeti tindakan itoe perkoempoelan di London. Dari ini djoega maka ia mengoendang pada itoe orang-orang jang paling ternama dari Frankrijk, Duitschland, Engeland, Oostenrijk, Rusland, Italië dan Belgie, aken bermoefakatan tentang perkoempoelan „Association Internationale Africaine”, jang ia hendak diriken.
Achir-achir baginda bisa dapet katentoean, jang boeat permoelahan, poelannja nanti bekerdja dari tepi laoet Zanzibar di moeara kali Congo. Di sitoe nanti dibikin perhoeboengan dengen orang-orang jang djadi kapala si koelit itam, atawa goenaken pengaroe oewang, boeat dapeti tanah jang di'inginken.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lebi djaoe, dalem itoe perhimpoenan ada ditetapken, membikin djalanan teroes ka dalem negri, menjegah perdagangan boedak, melarang rahajat di itoe negri berperang satoe sama laen, dan bikin dami pada saban-saban pertjidrahan, dengen tida berfihak kasana-kamari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabagimana bisa ternjata dari namanja, demikian poen itoe perkoempoelan ada dapet bantoehan dari koeliling negri. Terlebi poelah dari Oostenrijk dan Belgie, oewang ada saoepama ditoewang-toewang, boeat digoenaken membri kasopanan pada si itam, tapi sabenarnja, adalah terpakeh aken menjampehi niatnja radja Leopold: Diriken karadjahan baroe, dimana ia sendiri nanti berkwasa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi, dengen sakoenjoeng-koenjoeng Portugal kasi oendjoek dirinja, dengen membilang, ia sendiri jang ada poenja hak paling banjak di Afrika-Barat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Negri itoe kamoedian tjari toendjangan pada pamarenta Prasman, dan koetika niatnja ini mendjadi sia-sia, laloe ia minta pertoeloengan karadjahan Inggris.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah hal ini dibitjaraken sakean lamanja, achir-achir Engeland maoe akoeh haknja Portugal, tapi dengen dapet gantinja satoe kaoentoengan besar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkalah itoe, samoea negri di doenia pada lakoeken protest, hingga ampir sadja terbit satoe pertjidrahan jang haibat.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada soeatoe malem dari boelan September, dimana hawa oedara ada terasa sedikit panas, di nataran satoe roemah makan jang paling rameh, di djalanan Anspach, ada doedoek doewa orang, dengen giat bitjara satoe sama laen. Doewa gelas bier tinggal terisi penoeh diatas medja, kerna jang dibitjaraken oleh iaorang, ada hal jang begitoe penting, hingga membikin masing-masing djadi loepah sama itoe minoeman.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe antara marika ada anak moeda, sedeng jang laen soeda beroesia satengah toewa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan akoe brani bilang padamoe, François,” berkata jang lebi toewa, „bilah ini hal tida lekas dibikin beres, nistjaja Engeland nanti lakoeken dengen ia poenja korban sabagimana jang ia ingin.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida nanti dengen gampang bisa terjadi. Dimana doewa andjing sedeng
berklahi . . . dan boeat hal ini telah bertjidra lebi dari doewa.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, kaloe Engeland maoe dapeti apa-apa, sanantiasa ia berlakoe demikian.
Dalem ini minggoe akoe soeda toelis pandjang-lebar tentang hal ini, tapi roepanja seperti tida ada orang jang perhatiken, atawa barangkali, itoe orang-orang jang misti ambil taoe akoe poenja toelisan, tida sekali ada dapet membatja.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida boleh djadi, Victor, kerna kita poenja radja salaloe ada perhatiken betoel, apa jang orang bitjaraken tentang Afrika, hingga tentoe kaoe poenja toelisan lebi siang djoega soeda dibatja olehnja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aken tetapi, kaloe orang tida kasi padanja itoe soerat kabar? Inget, François, baginda tida nanti membatja samoea courant jang ada di doenia.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Habis, kaoe maoe berboeat apa lagi?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jang akoe maoe berboeat? Tida laen, bri ia njata akoe poenja niat, jang bilah
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, dengen begitoe kaoe nanti ditertawaken orang! Apatah barangkali kaoe kira niatmoe itoe belon pernah dipikiri oleh baginda?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, akoe rasa ia belon pernah dapet ingetan sabagimana akoe poenja niat. Dan kaoe, apatah kaoe taoe, siapa jang akoe hendak goenaken boeat ini hal?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe kaoe tida tjeritaken, tentoeakoe tida bisa doega siapa adanja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bismarck!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bismarck? Hei, bagimana kaoe boleh dapet pikiran begitoe?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, Bismarck, dan tida laen orang nanti bisa menoeloeng kita poenja perkara.
Aken tetapi ini hal, akoe tida boleh tempati sadja didalem soerat kabar! Dari itoe poen maka akoe ingin sekali bisa dapet bitjara sendiri pada baginda.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aken tetapi apa jang kaoe ingini, boekan sekali ”da hal jang moestahil.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, kaloe akoe ada djadi kaoe, jang begitoe gampang bisa dapet pertoeloengannja Graaf du Mons! Tapi boeat ka'adahankoe seperti sekarang, soenggoe ada soesa sekali.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sst!” kata François, „djangan begitoe njaring! Akoe ada pertjaja betoel padamoe, dan maoe djoega berboeat sedikit kabaekan goena kaoe. Iai malem djoega
akoe nanti toelis soerat pada itoe graaf, minta ia poenja pertoeloengan, soepajakaoe bisa dapet bitjara pada Sri baginda.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Broentoeng sekali boeat akoe! Habis, kapan akoe nanti bisa dapet bitjara?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan begitoe kaboeroe napsoe, sobat! Akoe poen tida bisa taoe tentoe. Tapi kaoe boleh berharep, dan esok tengari kaoe nanti dapet kapastiannja. Kerna toewan graaf tida soeka berkerdja lambat-lambatan.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe sampe niatkoe terkaboel, sobat, boekan sadja kaoe membikin akoe sanget bertrima kasi, tapi kaoe ada berboedi djoega pada negri. Boleh djadi dalem hatimoe, kaoe ,ada tertawaken akoe poenja pikiran, tapi biar bagimana djoega, akoe tetap masi pertjaja, jang niatkoe nanti bergoena besar bagi kitaorang poenja radja. Kerna, soenggoe sajang sekali, bilah Belgie sampe misti hilang ia poenja peroentoengan jang begitoe bagoes. Akoe soeda lama berharepharep, aken ini karadjahan bisa mempoenjaken satoe djadjahan, dari itoe poen akoe tida bisa merasa senang, kaloe sampe di ini kali mendjadi gagal!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pertjaja padakoe, sobat!” kata poelah François, kamoedian sembari meliat horlodji, ia berseroe; „Hei, akoe tida njana sekali, sekarang ini soeda begitoe malem!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah itoe laloe ia minoem itoe bier sampe habis satengah gelas, bertabean pada sobatnja, dan brangkat pergi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Victor Gantier, penoelis soerat kabar di Gent, dan bekas redacteur „l'Echo du Parlement”, tinggal berdoedoek lagi samantara waktoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe sampe niatkoe kadjadian!” kata ia pada diri sendiri. Kamoedian moekanja lantas berseri lantaran girang. Kerna ia ada saorang jang sanget menjinta pada tanah aer, dan sadari masi beroemoer moeda sekali, ia sanantiasa ada berharepharep, aken dirinja satoe kali bisa berboeat hal jang bergoena bagi ia poenja negri. Tjoema sadja ia poenja kerdjahan jang rendah membikin ia tida bisa berboeat apa-apa!
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi sekarang, adalah François jang hendak membri pertoeloengan padanja, hingga bilah itoe orang pegang perdjandjian, nistjaja sampelah ia pada pengharepannja jang soeda begitoe lama berada dalem ia poenja pikiran.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada esok malem djam delapan, Victor Gantier mengadap pada baginda poenja pengawal, dan membri njata maksoednja dateng di itoe astana.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Permoelah, satelah mendenger lapoeran pengawalnja, radja Belgie djadi tertawa, dan berkata pada diri sendiri:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Hei, apatah ini waktoe journalist djoega bisa menjampoer tangan dalera perkara politiek? Dan apatah boleh djadi, itoe orang ketjil nanti bisa dapetken satoe daja, sedeng akoe, satoe pamarenta kawakan, soeda poeter otak dengen berachir siasia?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe baginda laloe berbangkit dari tempatnja berdoedoek, dan sembari berdjalan moendar-mandir, ia berpikir begini:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aken tetapi siapa boleh taoe? Di ini doenia poen memang ada banjak sekali perkara jang tida bisa didoega, hingga djoega tida boleh dibilang, ada hal jang moestahil. Dari itoe biarlah akoe liat sadja, bagimana dengen itoe orang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian baginda lantas toeroeni prenta, aken minta Gantier masoek ka dalem.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di itoe masa tingka lakoe baginda ada manis sekali. Ia samboet dengen hormat koendjoengan itoe penoelis soerat kabar, hingga siapa jang kenal baek padanja, nistjaja nanti djadi tertjengang, meliat ia poenja klakoean. Kerna kaloe ditimbang dengen menoeroeti sadja kabiasahannja, siapa poen nanti brani menentoeken, toewan Gantier tida aken ditrima mengadap pada baginda. Djika sekarang baginda ada berlakoe laen, itoelah ada lantaran ia sedeng kapoetoesan asa, dalem waktoe jang samoea manoesia soeka sekali mendengar laen orang poenja pikiran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah ada berhadepan dengen itoe penoelis soerat kabar, baginda laloe berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe ini toewan Gantier, bekas redacteur „l'Echo du Parlement”, boekan?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel, Sri baginda!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soenggoe kaoe membikin akoe girang sekali, bisa bertemoe moeka padamoe. Akoe ada hargaken besar atas kerdjahannja soerat-soerat kabar.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mendenger itoe, toewan Gantier lantas merasa, jang baginda berkata-kata, tjoema sakedar boeat berlakoe manis, sebab radja Belgie soeda terkenal betoel, boekan ada saorang jang soeka pada soerat kabar atawa
penoelisnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran itoe poen maka ia sigra berkata: <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa jang akoe ingin bitjaraken pada Sri baginda di ini kali, boekan sekali ada berhoeboeng dengen akoe poenja perkerdjahan seperti penoelis soerat kabar.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, perkara laen!” kata baginda, „habis, tentang apnatah jang kaoe maoe tjeritaken padakoe?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Biarlah akoe mengomong sadja dengen teroes terang, Sri baginda! Datengkoe kamari, adalah boeat membitjaraken pada baginda, hal perslesihan kita poenja negri lantaran oeroesan di Afrika. Kerna orang seperti akoe, jang sanget menjinta pada tanah aer sendiri, nanti merasa tida enak sekali, bilah misti meliat dengen kadoewa mata, Belgie poenja harepan jang begitoe besar mendjadi siasia. Akoe taoe kaoe poenja ichtiar, Sri baginda, jang soeda sakean lama dilakoeken boeat dapeti itoe kaoentoengan, hingga akoe tida nanti bisa
mengawasi sadja dengen peloek tangan, djika sampe Portugal, terbantoe oleh Engeland, djalani niatnja, merampas karadjahan Belgie poenja hak atas keping-kepingan tanah dari si pendoedoek koelit itam.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe poenja pikiran ada menjasar djaoe sekali!” kata baginda. „Soenggoe, toewan Gantier, akoe tida merasa kwatir barang sedikit, jang itoe kerdjahan „membri kasopanan”, nanti terganggoe dari fihak mana djoega.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tida bitjara teroes terang padakoe, Sri baginda! Boekankah sasoeatoe orang, jang ada poenja sedikit sadja katjerdikan, nanti bisa merasaken, jang didalem itoe niat „membri kasopanan”, ada tersimpan Belgie poenja kainginan, mempoenjaken djadjaban? Bilang sadja, Sri baginda, tidakah benar begitoe, apa jang sakean lama kaoe ichtiarken?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Radja Belgie tinggal mengawasi tetamoenja sakean lama. Ia tida bri djawaban atas itoe pertanjahan, kerna ia merasa ada terlaloe berbahaja, aken kaloeari perkatahan betoel atawa tida.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Memang djoega penoelis-penoelis soerat kabar tida sekali boleh dipertjaja. Satoe perkatahan sadja jang dioetjapi dengen koerang hati-hati, lantas dengen sakedjap antero doenia bisa mendapet taoe. Lantaran itoe poen baginda boekannja menjaoet, hanja bales menanja:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan bagimana kaoe poenja pikiran, toewan Gantier?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Menoeroet akoe, Sri baginda, baeklah kitaorang ambil bebrapa keping tanah, dan adaken satoe pamarentahan merdika di bawa perlindoengannja karadjahan Belgie.”
Baginda laloe tertawa bergelak-gelak, kamoedian menanja sembari bermesem:
„Dan bagimana kaoe hendak atoer itoe perkara, toewan Gantier?”
„Dengen goenaken pertoeloengannja Vorst Bismarck!”
„Goenaken Bismarck? Hei, itoelah ada satoe perboeatan jang orang biasa kasi nama, hadepken pepesan pada satoe koetjing jang sedeng lapar! Apatah kaoe barangkali kira, itoe binatang ada sampe baek, aken liati sadja dengen merem-melek itoe barang kadojanannja, toewan Gantier?”
Aer moeka si penoelis soerat kabar tida sedikit ada kaliatan berobah. Ia awasi pada baginda, kamoedian laloe berkata:
„Boeat itoe, adalah laen-laen karadjahan jang nanti mendjaga padanja!”
Baginda lantas berdiam dan berpikir. Hatinja berketak-ketik lantaran girang.
Permoelah ia tida sekali ada mendoega, itoe penoelis soerat kabar, jang belon pernah tjampoer tangan dalem oeroesan politiek, nanti bisa hadepken ia satoe pikiran jang bergoena. Tapi sekarang, sasoeda mendenger itoe orang poenja bitjara, satelah mengarti ia poenja niat, baroelah ia merasa, bahoewa Gantier jang berada di hadepannja, boekan ada saorang jang haroes dipandang rendah. Ia poenja akal, boekan sadja ada satoe hal jang gampang mendjadi, tapi djoega ada satoe atoeran jang tjerdik sekali, jang ia, sabagi pamarenta kawakan, belon pernah dapet pikiran samatjem itoe.
Kamoedian laloe baginda berkata:
„Baek, toewan Gantier, kaoe poenja bitjara akoe nanti timbang kombali. Kaloe kaoe poenja akal itoe kaliatannja bisa dilakoeken, tentoe pertama akoe nanti minta kaoe poenja bantoean boeat djalani ini perkara, salaennja itoe akoe nanti hargaken tinggi kaoe poenja gandjaran ini.”
„Dengen begitoe Sri baginda nanti membikin akoe djadi jang paling broentoeng antara manoesia-manoesia di doenia. Akoe poenja harepan jang paling besar poen malaenkan membri kaoentoengan pada tanah aer sendiri.”
Satelah itoe, Victor Gantier membri hormat pada bagiada, dan berlaloe, samantara radja Belgie, sasoeda meliat ia tjoema ada sendirian dalem itoe kamar, lantas menggosok-gosok kadoewa tangannja lantaran kagirangan.
„Sabenarnja djoega niat itoe penoelis soerat kabar ada terang sekali. Memang dengen tjara begitoe orang misti dapeti apa jang dimaksoedken. Akoe sigra nanti kirim padanja ka Berlijn, aken ia bitjaraken hal ini pada Vorst Bismarck, dan akoe pertjaja, ia nanti bisa lakoeken apa jang ia kata.”
Demikianlah baginda berkata-kata pada diri sendiri.
Pada esok hari, sabagimana djam biasa. Gantier boeroe-boeroe pergi ka itoe roemah makan di djalanan Anspach, aken bertemoe pada sobatnja.
Aer moekanja itoe penoelis soerat kabar ada berseri-seri lantaran girang, hingga pada pertama kali meliat, François lantas bisa mendoega, jang pembitjarahan sobatnja pada baginda, ada berachir baek.
Victor sigra mengamperi, dan sembari membri tabe, ia laloe berkata:
„Trima kasi, boeat kaoe poenja pertoeloengan, sobat! Samoea ada berachir lebi baek dari sabagimana jang akoe doega. Sri baginda nanti perhatiken akoe poenja pikiran. Boeat poetoesannja akoe tida merasa kwatir barang sedikit, kerna baginda ada sampe tjerdik, aken dengen sakedjap bisa dapet liat njata, jang sasoenggoenja memang kitaorang misti ambil ini djalanan, aken sampe pada niat kita. Dari itoe boleh sekali rahajat Belgie berharep, ini perkara nanti membawa kaoentoengan.”
Gantier poenja doegahan tida sedikit salah. Koetika ia poelang ka roemah, soeratnja baginda soeda menoenggoeken padanja, dimana ada tertoelis, jang baginda ingin bitjaraken itoe hal lagi sakali.
Poetoesannja itoe perdamian, jalah Gantier misti brangkiit salekas-lekasnja ka kota Berlijn.
_________
Pada achwal tahon 1883, satoe tempat permandian jang pernahnja di tepi laoet Ostende, ada trima kadatengannja doewa tetamoe agoeng. Satoe antaranja, bilah diliat sadja dari djenggotnja poenja roman jang begitoe loear biasa, nistjaja orang nanti kenali, ia ada baginda dari karadjahan Belgie. Jang laen djoega boekan orang jang baroe dikenal, hannja ada baginda poenja mantoe sendiri, Prins van Saksen-Coburg.
Permandian itoe ada terlelak di soeatoe tempat jang soenji. Banjak orang, jang tinggal tida berdjaoehan dari sitoe, soeka goenaken temponja jang sempat dengen menjenangken hati di itoe tepi laoet. Saban-saban berada di pantei Ostende, adalah masing-masing sabagi merasaken, itoe angin jang sanantiasa menioep dengen santer, bisa bantoe menghilangken badan jang tjape, terdapet dari berkerdja berat.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di masa ini tjerita terdjadi, djoestroe di itoe tempat permandian tida ada sabrapa banjak tetamoe, hingga dengen laloewasa mantoe dan mertoewa itoe bisa bitjara satoe sama laen. Dan soeara angin jang menderoeh-deroeh, membikin baginda tida merasaken ada halangan, aken bitjara sedikit njaring. Katanja:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, sobat, akoe misti bilang teroes terang, jang lantaran kaoe satori sama Louise, membikin ka'adahankoe dalem roemahtangga djadi koerang baek sekali.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boleh djadi, tapi akoe tida bisa berlakoe laen dari apa jang akoe telah berboeat. Akoe sendiri tida mengarti, apa jang membikin Louise djadi begitoe. Lebi djaoe baek kitaorang troesa bitjaraken, kerna kaoe poen tentoe ada sampe taoe, jang nikahan kita, orang-orang bangsawan di fihak tinggi. sering kali terdjadi dengen tida menjinta lebi doeloe satoe sama laen. Lantaran ini mendjadi kitaorang tjari sadja di loear roemah, apa jang kita tida bisa dapet dalem astana sendiri.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda memanggoet, tapi sembari gojangken tangan, ia lantas berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Biarlah kitaorang djangan bitjaraken lagi tentang itoe perkara.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Begitoe memang ada paling baek! Tapi apa jang akoe maoe tjeritaken sekarang, adalah hal jang penting sekali bagi kita orang berdoewa.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Louise salaloe ada oering-oeringan sadja, sabentar-bentar berlakoe tinggi sekali, dan sanantiasa adalah sabagi ia tida maoe ambil perdoeli padakoe. Lagi, ia tida sedikit maoe hargaken pada oewang, dan berboeat sadja seperti orang memboewang aer di solokan. Maski poen benar akoe bisa iringi sedikit-sedikit ia poenja kahendakan, tapi kaoe toch taoe, jang akoe sendiri masi bisa mempoenjaken laen-laen kaperloehan. Salaennja itoe kaloe maoe ditimbang dengen pikiran terang, harta sabagi akoe poenja, djoega tida nanti bisa toeroeti ia poenja kainginan sabrapa lama.” <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe samoea klakoean, boekan sekali ia dapet pengadjaran dari akoe,” kata baginda dengen mengeiah napas pandjang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe akoe taoe. Tapi akoe tjeritaken ini, adalah dengen niat niaoe menanja padamoe: Bagimana akoe misti berboeat? Kerna akoe tida sekali ingin, jang persobatan antara kita mendjadi renggang lantaran ini hal.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda berdiam sabentaran, kamoedian laloe berkata dengen soeara tetap:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Louise soeda bernikah, dari itoe tentoe ia misti nienoeroet pada soeaminja poenja pengatoeran. Ini djoega akoe soeda kata padanja, tatkalah dengen sakoenjoeng koenjoeng ia mengadep pada kitaorang. Tapi koetika itoe akoe lantas djadi satori sama i boen ja, dan permeisoeri soeda djadi begitoe mara, hingga ia tida maoe mendenger lagi kaoe poenja nama, serta briken kaoe
satoe alias, pemboenoe dari poetrinja.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soenggoe kaoe membikin akoe poenja hati djadi sedikit lebi senang, dengen adakcn itoe lantaran, aken akoe traoesa bertemoe moeka lagi pada permeisoeri. Dan djoega akoe misti membilang banjak trima kasi padamoe, jang kaoe soeda begitoe baek boedi, soeka bertemoehan padakoe di ini tepi laoet.”
„Tapi, tentoe sekali orang nanti sampeken padanja, jang kitaorang telah bertemoe di sini.”
„Boleh djadi sekali! Tapi sekarang biarlah kitaorang bitjaraken sedikit, hal jang boleh menjenangken hati. Bagimanakah dengen Clémence?”
„Baek sekali! Dan kaloe kaoe soeka, akoe bisa trima kaoe sabagi tetamoe dalem roemahnja. Akoe soeda soeroe diriken boeat ia satoe villa, jang menoeroet betoel sabagimana akoe poenja kasenangan. Sabentar, kapan hari soeda djadi sedikit gelap, kitaorang boleh koendjoengi padanja. Akoe sanantiasa berhati-hati sekali, soepaja orang poenja lidah jang djahat, tida mendapet lantaran, aken kaloeari perkatahan jang koerang baek bagi akoe. Aken tetapi maski begitoe, toch di sana-sini soeda gemper orang bitjaraken ini perkara.”
Samantara itoe, kadoewanja laloe berdjalan lebi djaoe sembari beromong-omong.
„Habis, bagimanatah dengen itoe pekerdjahan di Afrika?” menanja Prins van Saksen-Coburg dengen sakoenjoeng-koenjoeng. „Akoe sekarang moelahi pertjaja jang kitaorang ada menoedjoe djalanan jang benar. Akoe soeda kirim ka Berlijn satoe penoelis soerat kabar, aken mendjalani satoe daja pada Bismarck. Kaloe sadja hal jang akoe atoer, dapet apa jang diniatken, nistjaja tida berselang satoe tahon lagi, akoe soeda bisa sampe pada itoe niat, jang sakean lama ada diliarep-harep.”
„Akoe harep sanget jang niatmoe nanti kadjadian,” kata prins sembari tertawa. „Dan sekarang, apatah masi ada halangan, aken kita koendjoengi Clèmence?”
„Sekarang memang soeda waktoenja,” kata baginda, „dan kabetoelan sekali kitaorang boleh ambil ini djalanan, hingga traoesa lamanja sapoeloeh minuut kita soeda bisa sampe di itoe villa.”
„Hei, akoe rasanja dapet mendenger soeara kandaran!” kata prins dengen soeara sedikit plahan.
„Kaoe poenja koeping itoe tida boleh dipertjaja, sobat! Boleh djadi kaoe ada mendenger menderoenja ombak, dan lantas sadja kaoe kira, ada laen soeara. Liat sadja, ini djalanan ada begini soenji dan begini ketjil, hingga dengen soesa sekali, baroe satoe kandaran bisa berdjalan di sini. Lagi sabenarnja, kita djalan di sini, sama soeatoe kandaran, ada apa sangkoetannja?”
„O, tida sama sekali! Akoe kataken itoe poen boekan lantaran ada maksoed apa-apa.”
„Kaloe begitoe . . . . .”
Dengen sakoenjoeng-koenjoeng baginda poetoesken perkatahannja, berpaling ka blakang, dan meliat koeliling.
Tida sabrapa djaoe di blakang iaorang, ada berdjalan satoe prampoean toewa, dengen terbongkok-bongkok, menggendong satoe boengkoesan jang berada di belakangnja. Dengen sa’antero badannja ia mengglendot pada satoe toengkat, saraja djalan dateng mengamperi.
„Tjoba bernanti sabentaran!” kata baginda kamoedian. „Sampe pada sekarang ini akoe masi bisa toetoep matanja permeisoeri dalem ini perkara. Tida satoe orang bisa sampeken perkatahan padanja, jang Clémence ada berdiam di ini bilangan, tapi akoe sanantiasa masi merasa kwatir, si tjilaka Meaublanc nanti mendjadi andjing, mentjari endoesan koelilingan. Dari itoe, terlandjoer kita bertemoe pada ini si toewa, biarlah kita menanja, apa barangkali ia pernah dapet liat satoe kandaran liwat di ini djalanan.”
Samantara itoe si prampoean toewa soeda dateng dekat pada itoe doewa politie resia.[1]
„Tjoba tjeritaken padakoe, njonja,” kata baginda, „apatah kaoe pernah liat kandaran ini atawa itoe liwat di ini djalanan?”
„Di ini djalanan tida,” saoet itoe prampoean toewa, „tapi di tempat permandian akoe ada dapet liat satoe kandaran lagi brenti menoenggoe.”
„O, ja, memang orang bakal samperi kita di sini, tapi, apatah barangkali ia loepah?” kata baginda boeat bikin orang tida tjoeriga. Sasa’at kamoedian ia berkata poelah: „Dan apatah kaoe taoe djoega, siapa poenja itoe roemah gedong, jang pernahnja tida sabrapa djaoe dari sini?”
Itoe prampoean toewa meliati baginda samantara waktoe dengen mata besar bagi orang hendak menanja, kamoedian laloe mendjawab:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe roemah gedong? Akoe denger ada kapoenjahannja satoe soedagar Prasman,
jang sanantiasa berpegian ka sana-sini, hingga itoe roemah malaenkan ditinggali oleh istrinja, satoe njonja moeda."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda bermesem, dan melirik pada Prins van Saksen-Coburg sabagi orang hendak berkata: „Liat, sobat, begitoe rapi akoe soeda mengatoer, hingga moestahil orang nanti bisa mendapet taoe ini resia." Dan pada itoe prampoean toewa ia sigra berkata poelah:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Trima kasi, njonja!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah itoe baginda bersama mantoenja laloe berdjalan lebi djaoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di itoe masa angin menioep teramat santer, hingga tjabang-tjabang poehoen
berojak-ojak sabagi maoe kasi selamat dateng pada itoe doewa tetamoe agoeng. Matahari soeda samingkin silam ka barat, dan lantaran itoe adalah membikin iaorang djadi terlebi asik bitjara satoe sama laen.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Berdjalan tida sabrapa djaoe lagi, laloe marika sampe di soeatoe tempat jang terboeka dan loewas. Pada fihak kiri, di blakang satoe gombolan papoehoenan, ada terbikin satoe djalan besar, sedeng di bagian kanan, orang bisa dapet liat satoe rimba, dan di blakang itoe alingan, adalah tempat letaknja itoe villa dari njonja Clémence, jang dari itoe baboelakan, tjoema kaliatan samar-samar sadja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe oedara djernih, orang nanti bisa liat dari villanja Clémence, di sini poenja ka'adahan jang bagoes sekali," kata baginda. „Akoe brani pastiken, boeat orang
jang soeka dengen tempat soenji, ia nanti bisa berdiam di itoe villa sampe bebrapa tahon lamanja, dengen tida sedikit ada merasa bosan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe poenja bitjara ada betoel sekali, kerna dari sini sadja akoe soeda bisa njataken, tempat koeroengan itoe mistinja ada bagoes dan senang dalem segala perkara.
Dan apabilah itoe boeroeng merpati, jang mendjadi njonja di sitoe, bisa mengimbangken kaindahannja ia poenja tempat, soenggoe-soenggoe akoe misti mengoetjap soekoer bagi kaoe, jang mendjadi toewan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe kaoe traoesa kwatiri! Apa jang akoe atoer, tentoe sanantiasa nanti berimbang betoel satoe sama laen. Kaoe kira akoe tida taoe : satoe astana tida
boleh mempoenjaken taman, jang poehoennja gampang terdapet di djalanan?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djika begitoe, mistinja kaoe ada broentoeng sekali!" berseroe Prins van SaksenCoburg.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Trima kasih! Dan sekarang kitaorang misti beloek ka kanan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian baginda berdiri diam sabentaran, dan berpaling meliat ka blakang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, kamanatah itoe si toewa soeda mengilang?" kata poelah ia. „Toch tida boleh djadi ia soeda silam kadalem tanah?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjoba liat, sobat," kata prins, „apatah itoe boekan ia, jang berada didekat gombolan poehoen?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boleh djadi," saoet baginda, „tapi sekarang ia tida sendirian lagi. Didekatnja ada satoe njonja, jang roepanja sedeng asik menanjaken ini itoe. Dan tjoba kaoe liat, di sitoe, di djalan besar, ada satoe kandaran, betoel dimana tikoengan! Itoelah Meaublanc, tida boleh salah! Habis tadi akoe soeda menanja pada itoe si toewa, siapa jang tinggal di itoe villa, ai, soenggoe akoe bodo sekali! Akoe brani bilang pasti, sobat, saketemoenja akoe pada permeisoeri, ia soeda taoe samoea perkara.Malaenkan satoe hal jang membikin akoe poenja pikiran sedikit legah, jaitoe : kitaorang sekarang djarang sekali bertemoe
moeka satoe sama laen, dan djoega roepanja sabagi permeisoeri tida maoe ambil perdoeli lagi akoe poenja perkara di loearan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoelah boleh dibilang ada satoe ka'adahan jang broentoeng sekali bagi kaoe!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Broentoeng, ja, dalem ini perkara, dan jang paling tjilaka, kaoe bisa liat sendiri: akoe sanantiasa misti bergerak dengen hati-hati sekali. Begitoelah memang adatnja doenia: satoe kasenangan misti dibelih dengen banjak kasoesahan. Aken tetapi
biarlah kitaorang djangan ambil perdoeli lagi ini perkara ! Apabilah sabentar kita orang sampe di itoe villa, dengen sigra kita nanti minoem satoe gelas anggoer atas kaselamatannja Clémence, dan dengen begitoe kitaorang tida nanti mendjadi koerang senang, lantaran adanja ini hal jang koerang enak. Lagi, pada saban hari, akoe soeda berlakoe begitoe himat, dan saban-saban minoem sadja satoe gelas aer, hingga boleh djadi satoe gelas anggoer nanti membri rasa enak sekali."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prins van Saksen-Coburg mendengeri sadja mertoewanja poenja bitjara, dan sabentar-bentar mendjadi tertawa pada saban kali baginda poeter balik perkatahannja sendiri, boeat hiboerken hati jang terganggoe. Kamoedian ia berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe sasoenggoenja ada merasa girang sekali, jang akoe poenja tingkatan bangsawan, tida ada begitoe tinggi sebagi akoe poenja papa mertoewa. Lantaran itoe poen
mendjadi akoe bisa begerak lebi laloewasa. Aken tetapi Rudolf, jang djoega djadi kaoe poenja mantoe, poen tida nanti terloepoet dari itoe ganggoean. Dan akoe ada merasa sanget kasian padanja! Boekan oleh kerna akoe ada djadi sohatnja, hanja lantaran sasoenggoenja satoe lelaki tida aken bisa tahan oering-oeringannja saorang prampoean."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, tapi Alah soeda takdirken kitaorang poenja nasib demikian, hingga kita malaenkan sadja misti bikin biasa diri boeat itoe perkara."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, tida laen kita misti membiasaken diri, tapi aken bikin diri djadi biasa,
perloe sekali orang ada villa seperti jang Clémence poenja, dan ada poenja boeroeng
merpati sabagi itoe njonja jang kita lagi maoe koendjoengi," kata Prins van SaksenCoburg dengen menjindir, sembari menoendjoek pada itoe roemah gedong, jang sekarang ada dekat dihadepannja. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika itoe pintoe hek di kebon lantas berboenji, dan iaorang berdoewa laloe bertindak masoek, samantara kelamboe pintoe dikisar ka samping.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha, ia soeda dapet liat pada kita,” kata baginda dengen tertawa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel kaoe bikin akoe merasa broentoeng sekali! Sakean lama akoe ada menoenggoe kaoe dateng," saoet satoe soeara jang lemah lemboet.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian Clémence dateng menjamboet. Iaorang roepanja ada sanget bergirang di hati, sabagimana ada ternjata di masing-masing poenja moeka jang berseri-seri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samoea rasa kwatir lantas hilang dari pikiran baginda, tida beda seperti mega
mendoeng tersapoeh oleh angin jang santer. Soenggoe tida salah orang poenja kata, bahoewa soeara prampoean jang ditjinta, bisa sekali bikin kalelap ingetan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Anggoer laloe ditoewang, kamoedian lantas marika minoem sampe kering, dan teroes sembari minoem iaorang bitjara dalem matjem-matjem perkara boeat menjenangken hati.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe permeisoeri Belgie brangkat dengen kreta api expres poelang ka
Laeken, dan dari sitoe, pada esoknja lantas pergi ka Spa. Ia poenja poetri bersama Barones de Meaublanc ada menganter ia dalem perdjalanannja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kabagoesan Ostende sama sekali tida membikin ia djadi lebi senang, malahan berselang satoe doewa hari lagi, dalem soerat-soerat kabar laloe tersiar satoe tjerita,
jang oedara di tepi laoet ada mengganggoe permeisoeri poenja kasehatan badan, hingga misti pergi tertira di Spa, aken mendjadi waras kombali.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prins van Saksen-Coburg sakean lama ada menempati perdiaman baginda di Ostende. Delapan hari kamoedian ia brangkat ka Berlijn, sabagimana katanja, ada boeat oeroes perkara jang perloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada 15 November 1884, di Berlijn ada dibikin satoe persidangan oleh Vorst Bismarck, dimana, atas moefakatnja sakalian karadjahan besar, telah dipoetoesken, aken boeka tanah Congo boeat perniagahan sa- moea bangsa. Leopold II, Radja dari negri Belgie, itoe waktoe lantas dianggap haknja sabagi orang jang memarenta di itoe bilangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabagi jang kadjadian diatas, boeat orang jang tida taoe selak-seloeknja perkara, nanti mendjadi heran sekali, tapi siapa jang batja ini tjerita, nistjaja ia nanti bisa mendoega pasti, itoe samoea ada perboeatannja Gantier saorang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe penoelis soerat kabar soeda lakoeken kerdjahan jang dipertjajaken padanja dengen berhasil bagoes. Baroe sadja sampe di kota Berlijn, Gantier lantas pergi pada gezant dari negri Belgie, dari siapa ia dapet pertoeloengan, aken berkenalan pada redacteur dari salah satoe soerat kabar, jang Vorst Bismarck sanantiasa ada amat perhatiken isi halamannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada soeatoe hari Gantier koendjoengi itoe penoelis soerat kabar kota Berlijn dalem kantornja, dan sembari mengisap satoe tjeroetoe, ia sangadja tjari lantaran, aken
membitjaraken hal di Afrika.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel-betoel sajang sekali," kata Gantier, „jang Vorst Bismarck tida sedikit ada menginget, aken mempoenjaken djadjahan di bilangan Afrika. Itoe sabenarnja nanti bisa membawa kaoentoengan besar sekali bagi negri."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen itoe bitjara, kamoedian ia djadi bisa mendapet tempat dalem soerat kabar ia poenja sobat baroe, aken moeat satoe rentjana, dan dalem itoe ia tjeritaken terang sekali, bagimana Duitschland nanti bisa memperoleh oentoeng dengen mempoenjaken djadjahan di bilangan Afrika.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Vorst Bismarck ada membatja itoe rentjana dengen memperhatiken satoe-satoe perkatahannja. Pada Afrika memang itoe orang besar belon pernah pikiri, tapi oleh kernah ia sekarang soeda dibikin mendoesin, mendjadi dengen sigra ia tetapken niatnja. Damikianlah maka Radja Leopold II dianggap haknja sabagi pemarenta dari Congo, sedeng Duitschland dapet sabagian dari Afrika-Barat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada 3 Maart 1885, Minister Beernaert mengasi taoe pada anggota pemarentahan Belgie, hal persidangan di kota Berlijn. Kamoedian ini perkara lantas dibri taoe pada Sri Maha Radja, dan baginda poen laloe mendjawab dengen segala kapastian, jang ia pertjaja itoe kerdjahan di Congo nanti bisa membawa kaoentoengan, dan ia harep, Belgie, dengen traoesa kaloeari oewang dari kas negri, aken bisa memperoleh tanah di sitoe, jang nanti membawa kamoeliahan bagi sakalian rahajat.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen soenji bebrapa tahon telah berlaloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Permeisoeri sanantiasa ada menjingkir sabolehnja, aken tida bertemoe moeka pada
soeaminja, atawa, kaloe iaorang bertemoe satoe sama laen, permeisoeri salaloe ada berlakoe dengen hati-hati, dan bertingkah hormat sabagimana mistinja pada satoe radja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Siapa jang kenal ka'adahan permeisoeri tempo doeloe hari, nistjaja ia bisa membedaken, itoe njonja jang tadinja sanantiasa bergirang dan amat manis roepanja, sekarang ini mendjadi sanget pendiaman dan lesoeh. Kaloe permeisoeri maoe dioepamaken seperti kembang, adalah kembang jang soeda djadi lajoeh lantaran kenah tjahaja matahari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Katjintahannja lang begitoe soetji, hatinja poenja hormat pada baginda koetika
ia baroe bernikah, plahan-plahan ada djadi samingkin koerang, dan pikirannja jang sanantiasa mengimpi hal kasoetjian, poen lantas mendjadi hilang sa'anteronja, tatkalah ia dapet liat soerat kabar Inggris bernama „The Pall Mall Gazette", terangi dalem bebrapa rentjananja, bagimana penghidoepan baginda di loearan. Nama baginda diseboet di sitoe, sabagi orang jang soeka sekali bersenang-senang sama njonja-njonja, dan segala hal jang ditjeritaken, adalah sanget tida berimbang dengen baginda poenja tingkatan deradjat jang begitoe tinggi dan moeliah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekarang ada apa lagi jang masi katinggalan bagi permeisoeri? Ia tadinja ada
berharep besar sekali, aken ngalami penghidoepan jang paling broentoeng di ini doenia, tapi sekarang, njatalah itoe samoea ada satoe impian sadja, satoe hal jang berlaloe dengen tida sedikit meninggalken bekas.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dari lantaran ini poen mendjadi ia tida soeka berdiam di Laeken, dimana samoea
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Permeisoeri teramat soeka dengen kembang-kembang dan binatang koeda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem kamar, dimana ia ada doedoek sahari-hari, dihiasi indah sekali dengen matjem-matjem boenga. Kaloe maoe dibilang jang permeisoeri paling soeka bertempat
di sitoe, itoe ada benar, kerna kamar itoe poen salaloe didjaga, aken salamanja tida berobah kabagoesannja. Waktoe moesin panas, permeisoeri bisa dapet kembang dari tamannja, boeat bikin indah itoe kamar poenja ka'adahan, sedeng di masa moesin dingin, dari ia poenja kamar kembang. (Di Europa orang-orang hartawan ada perantiken kamar-kamar boeat piara segala tetaneman jang indah, soepaja di waktoe moesin dingin, iaorang tida kakoerangan kembang).
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Salaennja itoe permeisoeri ada soeka sekali dengen ia poenja andjing-andjing dan
boeroeng-boeroeng nori. Itoe binatang-binatang salaloe misti berganti-ganti hiboeri ia poenja hati jang penoeh kadoekahan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Siapa jang koendjoengi permeisoeri di itoe masa, ia nanti dapet kanjatahan, didampingnja itoe njonja bangsawan, salaloe ada berbagi-bagi penghiboer.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kembang bagi permeisoeri, adalah satoe barang jang bisa membikin sabar ia poenja hati, boeroeng nori, goena membikin merdoeh ia poenja pendengeran, sedeng andjing adalah boeat ia bertjanda, aken meloepaken segala apa jang kadjadian. Bebrapa njonja astana bisa tjeritaken, hal permeisoeri poenja pakean jang petjah dan loekah di badan, jang terdapet dari ia poenja andjing andjing. Inilah sebabnja, maka, maski itoe samoea ada perkara jang orang loear tida bisa dapet taoe, bisa djoega terdapet boeat tjoekoepken ini tjerita.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan kaoe, pembatja, jang soeda taoe permeisoeri poenja ka'adahan sampe di sini,
tentoe djoega tida mendjadi heran, kaloe dibilang, jang lantaran itoe samoea kadjadian, ada membikin itoe njooja bangsawan tida merasaken lagi hidoep di doenia, atawa djika maoe djoega dikata hidoep, adalah hidoep dengen tida mempoenjaken pengrasahan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa jang doeloe begitoe bisa membikin hatinja djadi djengkel, sekarang sama sekali tida diperdoeliken lagi olehnja. Penghidoepan baginda tida sedikit ia maoe ambil taoe. Samantara soeaminja pasiar di kota Paris, pergi ka Rivièra, atawa berlajar koeliling dengen ia poenja kapal, permeisoeri djalani penhidoepannja dengen sederhana sekali: menoenggang koeda, atawa menjoengging gambar. Kadang-kadang ia pergi djoega meliat opera boeat menjenangken hati.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Demikianlah permeisoeri poenja penghidoepan dari sahari sampe di laen hari,
hingga bilah tida soeratnja Prinses Louise, jang saban-saban membikin ia sedi dan doekah, nistjaja boleh dibilang, ia ada di loear pergaoelan manoesia.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Begitoe memang nasib manoesia di ini doenia! Satoe kali orang bertemoe katjilakahan, lantas djoega berbagi-bagi kadoekahan dengen berganti dateng menimpa, seperti tida ada aehirnja. Seperti permeisoeri, maski poen ia ingin sekali bisa hidoep terpisa dengen laen-laen manoesia, tida loepoet saban-saban ada sadja hal jang memaksa ia hadepken ka'adahan doenia jang tjilaka. O, barangkali djoega ada benar, itoe mega mendoeng jang berlajang-lajang diatas kapalanja, tida maoe berlaloe sabelon mendapet korban jang diminta!
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada soeatoe malem boelan Januari, dalem satoe kamar dari salah satoe roemah makan jang paling indah di kota Paris, ada doedoek bebrapa orang, jang masing-masing roepanja ada sanget bergirang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lampoe electris di itoe kamar jang loewas, ada mementjarken tjahajanja begitoe terang, hingga sama sabagi siang hari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hawa oedara ada dingin sekali, dan ini roepanja ada terbitken itoe bebrapa orang
poenja napsoe, boeat minoem minoeman jang boleh bikin anget badan, kerna saban-saban samoea gelas terisi penoeh dengen champagne, begitoe lekas djoega lantas iaorang minoem sampe kering. Dan sembari minoem, iaorang bitjara satoe pada laen begitoe asik seperti tida bisa bosan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sasoenggoenja akoe misti bilang padamoe, Vecsera, jang kaoe poenja soedara
ada seperti satoe peri dari kajangan! Bagimanatah kaoe poenja pengliatan, Bombelles? Apatah akoe tida bitjara benar?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Jang berkata itoe, adalah Aartshertog Rudolf van Oostenrijk. Satelah itoe, ia
angkat gelasnja jang terisi penoeh dengen champagne, dan bentoer dengen tangan, badannja satoe anak moeda jang doedoek di sabelahnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Anak moeda itoe poenja moeka ada boender, dan berwarna mera djamboe. Matanja berkilat, tapi ada mempoenjaken sorot jang haloes. Di itoe masa, ia lantas mengangkat gelasnja, dan sembari melirik pada Marie Vecsera, jang berdoedoek di hadepannja, ia minoem isinja sampe kering.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe ada satoedjoe dengen kaoe poenja bitjara, Rudolf," kata Louis Vecsera, jang doedoek di oedjoeng medja. „Akoe poenja soedara ada peri dari kajangan, dan
dengen pantes djoega ia ada dapet itoe koernia dari kaoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ho, ho!" berseroe Hoyos dengen tertawa, „akoe minta, djanganlah kaoe berharep dari kita poenja sobat Rudolf, hal jang boekan-boekan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Marie Vecsera, si peri kajangan sendiri, ada tinggal diam. Ia tida soeka dengen itoe goembira dan roesoeh-roesoeh jang tida karoean. Dan djoega ia taoe, Rudolf ada saorang jang tida kenal watas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabenarnja Kudolf memang gampang sekali loepah, dan kadang-kadang djoega ia bisa djadi begitoe gila, hingga brani berboeat segala hal, dengen meloepaken pri kasopanan. Apa poelah kaloe peroetnja soeda banjak menerima alcohol, terlebi lagi ia bisa bertingka jang boekan-boekan. Lantaran itoe maka dengen merasa sanget kwatir, Barones Vecsera meliati itoe Aartshertog, jang minoem sagelas dengen sagelas dibikin kering.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bombelles, maski poen soeda banjak minoem, djoega ada dapet liat aer moekanja itoe nona tjantik, jang sanget berkwatir.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, Philip dateng laat sekali!" kata ia kamoedian, aken poeter haloeannja omong ka laen djalan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kanapa kaoe begitoe heran, sobat?" kata Rudolf. „Apatah kaoe tida bisa doega, jang ia sekarang sedeng berlambat-lambatan pada Clairette?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe salaloe misti poedji pengatoerannja itoe prins boeat mendapetken kasenangan," kata Hoyos, „tapi itoe Clairette..."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe misti inget jang ini ada di tempat banjak orang!" berseroe Gravin d'Arvilles, samantara ia djiwir sedikit koepingnja itoe orang jang bitjara.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aer batoe penoe di sapandjang djalanan. Daon-daon poehoen pada rontok dari tjabangnja, dan batangnja ada kaliatan menjadi poeti lantaran tertoetoep dengen ijs.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika itoe di soeatoe djalanan dari kota Paris, jang melintas ka satoe roemah makan besar, ada berdjalan doewa orang dengen begendeng tangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Maski poen di itoe djalanan masi ada banjak sekali orang jang berdjalan moendar-mandir, . tapi marika berdoewa ada menoedjoe teroes sadja, dengen tida meliat kanan atawa kiri, seperti pikiran iaorang ada melajang ka laen tempat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, Clairette, akoe kira iaorang soeda lama berkoempoel satoe sama laen, dan menoenggoeken dengen tida sabar kita poenja dateng."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boleh djadi, tapi iaorang toch tida boleh mendjadi mara pada kita, jang dateng sedikit laat."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mara? Itoe tida! Tapi akoe maoe kata, marika berame nanti tertawaken pada kitaorang berdoewa."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tertawaken? Itoe kita traoesa ambil perdoeli! Apatah ada lebi baek dari kita tida dateng sama sekakali?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel begitoe! Tapi, biarlah kitaorang djalan sedikit lekasan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah berkata demikian, marika berdoewa laloe tjepati tindakannja, hingga sampe bebrapa kali iaorang soeda kenah toebroek orang jang melintas di djalanan.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, sobat-sobat, apatah tida enak sekali kitaorang senangken hati di ini kota Paris?" berseroe Aartshertog Rudolf.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samoea orang pada tertawa, dan Mariette Beauchamps, jang berdoedoek di sabelah Gravin d'Arvilles, laloe berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, tapi kitaorang poenja soeka hati di ini kali, ada membawa korban laen orang poenja kasenangan, jaitoe doewa poetri radja jang tida toeroet hadlir di sini."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Vecsera dengen tjepat lantas koetik kakinja itoe orang jang bitjara, dan awasken padanja dengen mata seperti orang hendak membri inget.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mariette bales meliat, dan sigra mendoesin, jang ia ada salah berkata. Tetapi waktoe itoe djoega, Rudolf, jang mengarti pada siapa maoe dikenahken itoe sindiran,
lantas bangoen berdiri, kamoedian berseroe dengen sengit:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Laloe dari sini! Siapatah jang kasi kaoe permisie, aken kaloeari omongan jang begitoe mengganggoe akoe poenja kasenangan? Kaoe mengarti, akoe tida nanti bisa tahan sabar pada orang jang tida kenal atoeran! Hajo, lekas kaloear dari sini!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mariette mendjadi poetjat sabagi mait. Ia bangoen dari krosi. Aken tetapi Barones Vecsera lantas berseroe:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Rudolf, apa kaoe hendak berboeat? Hajo, sedarlah sedikit!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sedar? Sedar? Akoe tida perloe mendjadi sedar lagi, kerna sekarang poen akoe poenja pikiran masi terang sekali! Akoe soeda berdjandji padamoe, aken tjereiken istrikoe jang sekarang, dan kamoedian djadiken kaoe Keizerin dari Oostenrijk, tapi kataoehilah, jang kaoe djoega paling taroetama, misti toeroet akoe poenja kahendak . . . . ."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Rudolf, beringetlah sedikit!" berseroe poelah Barones Vecsera dengen sedikit sengit.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida maoe kaoe membanta, Marie, hanja denger! Kaoe mengarti, kaoe djoega misti menoeroet akoe poenja kahendak, maskipoen kaoe soeda djadi Keizerin dari Oostenrijk! Itoelah ada hal, jang akoe poenja papa mertoewa dan ipar telah adjarken padakoe, dan ini atoeran, akoe kira, adalah jang paling baek dari apa jang itoe doewa orang terhormat bisa bri pengadjaran padakoe. Sebab, pertama akoe kira Philip ada sampe banjak ngalami matjem-matjem perkara....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sembari berkata begitoe, ia laloe berbangkit dari krosi, tapi itoe sa'at djoega lantas djato berdoedoek kombali; gelas champagne jang ia pegang djadi terlepas, dan djato diatas permadani.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika itoe di loear kamar ada terdenger soeara tindakan. Tida berselang lama, pintoe lantas terboeka, dan Philip bersama Clairette laloe masoek ka dalem.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soeara treak ada berboenji dari sana-sini, aken oetjapi selamat dateng pada itoe doewa orang, dan di antaranja adalah Rudolf jang berseroe paling njaring.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Masing-masing lantas memboeka tempat boeat itoe doewa orang berdoedoek. Perkaranja Mariette sigra diloepaken, dan marika laloe minoem kombali, sembari bitjara satoe sama laen dengen sanget goembira.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, iparkoe jang tertjinta!" berseroe aartshertog sakoenjoeng-koenjoeng, „akoe kira kaoe ada loepah, adjar kenal Clairette pada kitaorang."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Benar sekali!" saoet Prins van Saksen Coburg. „Tapi, apatah di sini misti djoega digoenaken itoe adat istiadat?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ah, itoe tjoema boeat maen-maen sadja!" kata Hoyos, lantaran kwatir nanti terbit poelah rasa koerang senang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, kaloe itoe malaenkan boeat maen-maen sadja, dengen segala senang hati akoe nanti lakoeken, menoeroet kasoekahannja orang banjak," kata poelah Philip.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagoes! Bagoes!" berseroe Aartshertog Rudolf, sembari menepok tangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toewan-toewan dan njonja-njonja jang terhormat, orang jang dateng bersama akoe ada bernama Clairette, dilahirken di Gent, dan ada djadi soedara sapoepoe dari sobatnja Radja Leopold, akoe poenja papa mertoewa jang terhormat, dan Vorst Bismarck, Rijkskanselier di Duitschland."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, soenggoe tida terdoega sekali!" berseroe Vecsera dengen membikin poetoes orang poenja omongan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia poenja paman," kata poelah Philip, aken samboengi ia poenja bitjara, „sekarang ini ada tinggal boeat samantara waktoe di kota Berlijn....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia poenja nama?" tanja Rudolf dengen koerang sabar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Victor Gantier!" <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Victor Gantier, penoelis soerat kabar di Gent, jang sekarang ada di Berlijn, dan sedeng ripoeh mentjari kerdjahan . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe orang, jang soeda bisa bardaja sampe Radja Leopold bisa djadi pamarenta aseli di Congo, akoe kira, ia toch tentoe dapet banjak oepah, aken ia hidoep dengen senang!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, dan kamoedian nanti didiriken djoega ia poenja patoeng di tempat kalahirannja, tapi boeat ini sedikit waktoe ia misti rasaken soesa doeloe boeat dapeti itoe kasenangan.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sajang sekali!” kata kamoedian Aartshertog Rudolf sembari tertawa, „tjoba ia ada saorang jang bernama Clairette, nistjaja ia troesa lagi ngalami begitoe banjak kasoesahan seperti sekarang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kitaorang soeda menoenggoe lama sekali, aken dapeti kagirangan, berkoempoel sama-sama kaoe,” kata Gravin d'Arvilles, dengen niat poeter haloeannja bitjara. „Sabenarnja, apatah jang membikin kaoe begitoe lambat dateng kamari?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe pergi memboeroe!” kata Prins van Saksen Coburg. „Akoe dapeti banjak sekali kasenangan, tapi achirnja, tida loepoet kepingin djoega rasaken kaoe berame poenja kagirangan hati di ini malem dalem kota Paris.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memboeroe memang bisa sekali membikin kitaorang djadi senang!” berseroe Aartshertog Rudolf. „Lantaran di sini kitaorang begitoe goembira, mendjadi akoe soeda loepahken itoe perkara, aken tetapi bagimanatah kaoe berame poenja pikiran, kaloe kita samoea, seperti adanja jang hadlir di ini perdjamoean, pergi memboeroe dalem oetan bilangan Oostenrijk?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagoes!” berseroe Hoyos, „akoe tentoe nanti ikoet boeat toeroet rasaken itoe kasenangan!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe djoega satoedjoe dengen itoe pikiran,” kata Vecsera dengen tertawa, „tapi bagimanatah dengen njonja-njonja sakalian?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di fihak prampoean pada memanggoet, atawa ada djoega jang berseroe dengen soeara njaring: „Kitaorang poen nanti ikoet bersama-sama!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pada achirnja ini boelan Januari, apatah samoea satoedjoe?” tanja Rudolf.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe hari ada djato di laen minggoe!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, apa halangan ada bergantoeng dengen itoe?” <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Masi lama lagi iaorang berkoempoel, sembari pasang obrol pandjang lebar. Tida brentinja gelas champagne terisi penoeh dan diminoem kering, dan koetika maoe berpisah, masing-masing laloe berdjandji, aken bertemoe kombali dalem tempat pemboeroean di Meyerling.
———————
X.
———
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Nasibnja Prinses Louise, jang bernikah pada Prins van Saksen-Coburg, ada dikataoehi oleh banjak orang. Antaranja banjak djoega jang berkata, bahoewa masgoelnja permeisoeri Belgie, taroetama ada lantaran ini.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini tjerita haroeslah dikata, sabagian ada benar, kerna laen dari berdoekah lantaran mangkatnja poetra makota, memang djoega permeisoeri sanantiasa ada bersedih boeat nasibnja ia poenja poetri. Broentoeng masi bagi itoe njonja bangsawan, poetrinja jang kadoewa, sakean lama soeda menikah, belon perna mengasi denger kabar jang koerang baek.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Peroentoengannja Prinses Stephanie ada banjak lebi bagoes dari ia poenja soedara. Sebegitoe lama ia masi bisa merasaken Rudolf poenja tjinta padanja, dan kadang-kadang djoega dalem itoe kasenangan, ia ada beringet atas katjilakahan jang menimpah soedaranja. Dan saban-saban mendapet itoe ingetan, aartshertogin lantas merasa sanget kasian, kerna ia taoe, Louise sanantiasa tida diperdoeliken oleh prins jang mendjadi soeaminja.
Aken tetapi, bagimana besar djoega ia poenja kasian pada soedara sendiri, tida satoe apa ia bisa berboeat, aken toeloeng meringanken. Dari itoe poen mendjadi ia tinggal diam dengen tida berdaja, dan sering-sering djoega rasa kasian itoe terhilang dari pikirannja, lantaran teroeroek dengen ia sendiri poenja pengrasahan broentoeng.
Betoel, dalem tempo jang blakangan, Rudolf ada berlakoe sedikit dingin padanja, tapi ini tida membikin ia djadi tjemboeroean, hanja malaenkan merasa sedikit heran, dan doega sadja, jang itoe aartshertog ada banjak kerdjahan jang misti menggoenaken banjak pikiran. Kamoedian, dengen koenjoeng-koenjoeng ada dateng satoe kabar djelek padanja, jang mewartaken halnja ia poenja soeami.
Ini djoega Prinses Stephanie tida begitoe pertjaja, hingga dengen tida terganggoe Prinses Stephanie, poetri dari karadjahan
Belgie. (katja 138).
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Demikianlah aartshertogin tinggal tida mendapet taoe, mega mendoeng jang soeda
sakean lama ada berlajang-lajang diatas kapalanja, sampe pada soeatoe hari Aatshertog Rudolf, jang selang bebrapa hari, sanantiasa tida maoe bertemoe pada istrinja, dengen mendadak minta bitjara berdoewa-doewa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Stephanie ada menerima ini warta dengen girang di hati, kerna dalem pikirannja ia
ada kira, tentoe soeaminja maoe adjak berdami satoe hal penting.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda berhadepan doedoek, Rudolf laloe berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang akoe hendak bitjaraken padamoe satoe perkara jang sanget penting.
Barangkali djoega nanti membikin loekah sedikit kaoe poenja hati, tapi akoe merasa
tida bisa tinggal gagoe boeat ini perkara, lebi lama lagi."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjeritaken sadja," kata Stephanie, „kerna, bilah betoel itoe hal nanti meloekaken hati, biarlah kadoekahannja kitaorang pikoel berdoewa."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, tida berdoewa, tapi boleh djadi kaoe sendiri, jang nanti menerima doekah lantaran akoe poenja bitjara di ini kali..."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hal apa, soeamikoe, jang ada begitoe haibat boeat akoe poenja diri?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hal apa? Itoelah jang memang akoe maoe tjeritaken padamoe!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Rudolf berdiam sabentaran. Ia berdjalan moendar-mandir sabagi hendak koempoelken sakalian tenaga, kamoedian ia laloe berkata poelah:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Stephanie, kataoehilah olehmoe, jang sabelonnja kitaorang berdoewa djadi laki istri, akoe soeda bikin perhoeboengan pada Barones Marie Vecsera. Tadinja akoe kira dengen gampang tali itoe bisa dibikin poetoes, tapi sekarang baroelah akoe merasa, jang sama sekali akoe tida bisa loepahken pada itoe nona. Maka itoe boeat kita, tida
ada laen djalan dari lolosken borgol nikahan, jang mengikat kita poenja toeboe dan
anggota, dan pertjajalah, Stephanie, jang ini samoea akoe ada berboeat dengen sanget terpaksa! Akoe tida maoe kaoe misti djadi koerang broentoeng, lantaran akoe poenja klakoean di loearan....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Stephanie tinggal doedoek di krosi seperti terpantek. Moekanja djadi poetjat,
matanja boetak sabagi mait. Sasa'at kamoedian kapalanja laloe terbanting di senderan krosi, kadoewa tangannja menoetoepi moekanja, samantara badannja bergerak-gerak salakoe orang maoe poetoes djiwa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kasian! Poetri itoe poenja ka'adahan ada lebi haibat dari orang katimpah goenoeng
jang goegoer, kerna Stephanie, boekan lantas tiwas djiwanja, hanja misti merosot dari poentjak goenoeng Tertawa, aken sampe dalem tjoeram Tjilaka.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia tida oetjapi satoe perkatahan, sebab di masa itoe, adalah sabagi lidanja tida bisa kaloeari soeara. Tapi Rudolf roepanja tida maoe perdoeli itoe samoea perkara.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem ka'adahan begitoe ia tinggali Stephanie sendirian, dan pergi ka tempat kadiaman ajahnja, kerna sekali-kali ia tida maoe berlambat lagi, boeat bikin selesi
itoe oeroesan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bermoelah Sri Baginda Keizer dengen keras menolak permintahan anaknja, aken
bertjerei pada Prinses Stephanie, aken tetapi oleh kerna Rudolf memaksa djoega, maka achir-achir hatinja mendjadi loemah dan idjinken kainginan ia poenja poetra makota.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi permoehoenan aartshertog jang kadoewa, aken bernikah pada Barones Marie Vecsera, dengen tetap ia tida maoe briken permisie.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ini tampikan, ada banjak sekali orang jang tida mengarti, apa jang mendjadi
sebab. Tapi, menoeroet katanja saorang bangsawan jang boleh dipertjaja, hal ini
adalah bergantoeng dengen Baginda Keizer poenja pikiran terang, jang sanantiasa masi
bisa beringet, asal-oesoelnja Barones Marie Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di sini baeklah kita tahan-tahan doeloe itoe hal-ichwal. Kaloe kamoedian soeda
djadi kliwat perloe, dengen apa boleh boeat kita nanti berlakoe sedikit lebi lojar sama kita poenja tinta dan kertas.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Doenia ada terpoeter begitoe lekas, hingga ampir sampelah itoe waktoe, jang
sakalian sobat misti berkoempoel di tempat pemboeroean Meyerling.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Keizer Oostenrijk ada berdjalan moendar-mandir dalem kamarnja dengen tida
sabar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aartshertog Rudolf ada minta padanja, aken bitjara dengen ampat mata, dan boeat
ini ia tida bisa poetoesken, apatah misti trima itoe permoehoenan, atawa menampik.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia taoe betoel, itoe hal jang hendak dibitjaraken oleh poetra makota, dan ia brani pastiken, kaloe sampe kadjadian bitjara,
achir-achir misti satoe sama laen goenaken perkatahan keras.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apatah Baginda Keizer tida boleh bitjara sadja teroes terang, hal apa jang mendjadi halangan? Dari satoe fihak boleh ditimbang, tida ada satoe sangkoetan, aken membri njata, apa sebabnja permoehoenan poetra makota misti ditampik. Tapi dari laen, fihak ada satoe pertanjahan: Apatah Baginda Keizer, jang begitoe menjinta ia poenja poetra makota, nanti bisa tjerita teroes terang, tentang satoe hal jang boleh membikin anaknja djadi sakit hati padanja sendiri, dalem saoemoer hidoep?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe Baginda Keizer lantas dapet pikiran, aken kasi taoe pada aartshertog, jang ia tida maoe bitjaraken lagi itoe perkara, tapi sigra ia balik menginget kombali, jang dengen menampik begitoe, nanti boleh menerbitken onar bagi anaknja, jang ada poenja tabiat begitoe lekas mara. Dari itoe poen mendjadi ia lantas
tetapken, aken membri katrangan sadja dengen sabenarnja, biar apa djoega nanti djadi dengen dirinja sendiri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika soeda dateng waktoe aken bertemoe, Aartshertog Rudolf laloe disilahken masoek boeat bitjara pada Sri Baginda Keizer.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara waktoe marika berdiri berhadepan dengen tida oetjapken satoe perkatahan. Poetra makota ada mengawasken ajahnja dengen mata soeram, dan paras moekanja, sabagi ada menjataken soeatoe katjilakahan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda Keizer djoega ada merasaken satoe pirasat jang koerang baek, hingga
dengen tida berkesip, ia awasken pada anaknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apatah kaoe masi tetap sadja berpikir, sabagimana doeloe adanja kaoe poenja
poetoesan, papa?" menanja Rudolf sakoenjoeng-koenjoeng, sabagi orang jang tida tahan sabar lebi lama lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, anak, sebab akoe tida bisa berlakoe laen," kata Baginda Keizer dengen moeka berdoekah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida bisa berlakoe laen?" tanja poelah aartshertog dengen tertawa sedih. „Tida
bisa berlakoe laen, tjoema lantaran Marie Vecsera nanti tida begitoe sembabat mendjadi keizerin seperti aartshertogin jang sekarang?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aartshertog berdiam sabentaran, dan sasa'at kamoedîan ia laloe berkata poelah dengen lebi sengit:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe malaenkan lantaran begitoe, dengen segala senang hati Marie nanti lepas
ia poenja hak atas itoe makota keizerin, sabagi djoega akoe nanti berboeat sama akoe poenja makota keizer. Kitaorang ada menjinta satoe sama laen, dan tentoe djoega nanti merasa broentoeng, maskipoen tida mempoenja gelaran."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Biar poen bagimana, akoe tida nanti kasi permisi atas kaoe poenja nikahan ini."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Habis, apatah jang papa inginken dari akoe poenja diri? Atawa barangkali papa
ada berniat, aken akoe berlaloe dari ini negri, bersama itoe nona jang akoe tjinta
dengen sagenap hati?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Anak," kata Baginda Keizer dengen hati tergerak, „beringetlah sedikit, jang
kitaorang mendjelemah di doenia boekan seperti manoesia biasa. Dan djoestroe lantaran kita poenja tingkatan bangsawan ada begitoe tinggi, membikin kita djadi sanget terganggoe dalem perkara nikah. Bilah maoe dikata, memang ada benar sekali: Orang kampoengan boleh tjari pada siapa ia soeka. Tapi dalem ini hal kita poenja hak ada banjak lebi sedikit. Sadari mata kita terboeka boeat ka'adahan doenia, kita soeda dimistiken, aken lakoeken sadja
pilihan dari bebrapa orang prampoean golongan kita, dan sering-sering djoega kita
misti memaksa diri, aken anggap kita poenja istri ada prampoean jang sasoenggoenja kita ada tjinta dengen sagenap hati....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Papa, papa!" berseroe aartshertog dengen tida sabar, „djanganlah bitjara pandjang begitoe! Akoe tjoema minta kaoe poenja poetoesan jang penghabisan, boekan
maoe mendenger kaoe poenja peroendingan!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Rudolf, akoe poen ada merasa lebi soeka liat kaoe djadi broentoeng seperti manoesia biasa, dari pada misti djadi satoe keizer jang tjilakah," kata lagi Baginda Keizer dengen poetoes harepan. „Pertjajalah, anak, akoe tentoe soeda lama kasi permisi aken kaoe bernikah pada Marie Vecsera, bilah tida satoe hal jang sanget berat mendjadi
halangan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi, papa, apa perkara jang ada begitoe berat? Itoe samoea moestahil, moestahil sekali!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soenggoe, anak, dari doeloe akoe ada merasa sangsi boeat tjeritaken itoe padamoe, dan djoega sampe sekarang....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tida boleh sangsi, papa, akoe poenja peroentoengan samoea ada bergantoeng
di sitoe!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dengerlah!" kata Baginda Keizer dengen soeara didalem leher. „Itoe Barones Vecsera jang toewa, pernah mendjadi akoe poenja sobat, dan akoe doeloe pernah bikin perhoeboengan rapet sekali padanja..."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boleh djadi apa dengen itoe perkara? Akoe poen sama sekali tida maoe ambil
taoe si toewa itoe poenja oeroesan. Malaenkan Marie, papa, ia itoe akoe ada tjinta
dengen segenap hati!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tida mengarti akoe poenja bitjara, Rudolf! Kaoe begitoe sanget sekali ingin
mendapet taoe dengen terang... Baeklah..... Marie Vecsera sabenarnja ada kaoe sendiri poenja soedara, anak!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poenja soedara? O, papa!... Alah!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sembari berkata begitoe, poetra makota toetoepi moeka dengen kadoewa tangan,
salakoe orang jang soeda gila.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, papa!" berseroe ia poelah. Lebi dari sabagitoe, ia tida bisa kata apa-apa lagi. Ia berpaling, dan dengen tida membri hormat poelah, ia berdjalan kaloear. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pengawal astana, jang meliat ia berlari-lari seperti gila, tjoema tinggal awasken sadja, dengen rasa penoeh kwatir, nanti terbit satoe katjilakahan jang haibat. Aken tetapi boeat memboentoeti, tida satoe orang jang brani, kerna samoea taoe, siapa jang menghalangken, nanti dapet bagian mati. Iaorang kenal betoel adatnja poetra makota, jang di masa begitoe, nanti menjerang sembarangan sabagi banteng gila.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dari djaoe ia soeda treaki orang jang mendjaga istal: „Lekas selahken akoe
poenja koeda!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sigra djoega koeda itoe telali tersedia, hingga lantas poetra makota bisa menoenggang, dan lariken binatang itoe sakeras-kerasnja.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Banjak orang ada mengoendjoengi tempat pemboeroean di Meyerling. Di satoe tempat
ada bebrapa orang lagi beromong-omong, sedeng di laen tempat ada sakoempoelan orang jang malaenkan berdiri diam, atawa berdjalan moendar-mandir. Masing-masing ada bersendjata sabagi orang maoe memboeroe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe pembatja belon mendjadi loepah, nistjaja pembatja soeda taoe djoega, marika
Frans Jozef, Keizer dari Oostenrijk.
(katja 146).
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]laorang roepanja lagi sedeng menoenggoeken apa-apa, kerna dari gerak-gerakannja sadja soeda bisa dinjataken, jang masing-masing ada koerang sabar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, kanapa sampe begini lama belon ada satoe apa jang kaliatan?” kata Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe kira itoe binatang-binatang ada berlakoe sedikit males,” kata Bombelles.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Terkoetoek betoel!” berseroe aartshertog sakoenjoeng-koenjoeng. „Akoe kira itoe andjing-andjing boekannja menggiring, tapi mengoesir itoe sakalian binatang pergi dari ini tempat pemboeroean!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe kita tida djoega bisa dapetken binatang kaki ampat,” kata poelah Bombelles, „biarlah kita poenja memboeroe ini dilakoeken sadja pada boeroeng-boeroeng gredja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, Vecsera! lekas minggir ka samping, atawa akoe kenah tembak padamoe!” berseroe lagi aartshertog dengen soeara sengit, dan koetika itoe djoega soeara senapan lantas berboenji.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Broentoeng Vecsera kaboeroe lompat hingga malaenkaii ramboetnja sadja, jang mendjadi angoes dengen peloeroenja Rudolf. Anak moeda itoe tida oetjapken satoe perkatahan, tapi mengawasken pada aartshertog dengen mata seperti hendak menanja, apa jang bikin poetra makota dengen mendadak telah djadi begitoe gila.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tembak?” tanja Bombelles dengen heran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Satoe laler! Tapi kamanatah perginja kitaorang poenja andjing samoea?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkalah itoe satoe andjing dari djaoe dateng mengamperi, dan Rudolf lantas berseroe lagi:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mari, Juno, tjari!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe andjing jang soeda dateng dekat, laloe merodjol kombali, mentjari koeliling, dan achir-achir berdiri dihadepan toewannja dengen sengal-sengal.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi Rudolf sigra angkat poelah ia poenja senapan, dan sabelonnja orang bisa mendoega, apa jang hendak diperboeat olehnja, soeara tembakan soeda berboenji kombali, samantara Juno mati menggletak diatas boemi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hajo kitaorang berdjalan lebi djaoe, toewan-toewan!” berseroe aartshertog kamoedian. „Ikoetpadakoe! Kita nanti tembak satoe persatoe itoe andjing-andjing jang terkoetoek! Tjara begitoe, tidaoeroeng kita nanti dapet djoega binatang, aken dibawa poelang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah kata demikian, laloe ia lariken koedanja sakentjeng-kentjengnja, masoek kadalem oetan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Vecsera meliati pada Bombelles.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe heran sekali!” kata Bombelles. „Mengapa dengen mendadak Rudolf boleh djadi begitoe?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe kira ia soeda djadi gila!” saoet Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang, biarlah kita ambil djalan ka laen tempat, sebab akoe tida ingin sekali, memboeroe sama-sama orang jang soeda djadi gila.”
{{Tab}{Satelah itoe marika masing-masing laloe baliki koedanja, dan lariken sakeras-kerasnja, menoedjoe ka laen djalanan, sampe iaorang merasa tentoe, aartshertog tida aken bisa mentjari lagi padanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian iaorang tahan koedanja aken berdjalan lebi plahan dengen beroentoen, sampe marika katemoeken satoe djalanan, jang ada tjoekoep lebar boeat djalan berendeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apatah jang telah terdjadi padanja?” menanja poslah Vecsera. „Akoe belon pernah liat ia seperti tadi begitoe edan!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poen tida taoe, dan sabagimana kaoe kata tadi, itoe benar, akoe djoega balon pernah dapetken ia dengen klakoean begitoe!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sakean lama akoe belon bitjara pada Marie, tapi akoe kira, tentoe ada hal jang koerang baek antara iaorang berdoewa. Boleh djadi Philip ada taoe lebi banjak tentang ini perkara, tapi ia sekarang tida kaliatan mata idoengnja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe dapet denger, ia nanti dateng sabentar malem. Tapi ..... hei, siapatah itoe jang mendatengi? Tjilaka, djangan itoe orang ada Rudolf jang mentjari kita!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida boleh djadi! Ia toch tida bisa dateng dari fihak sitoe?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Benar kaoe poenja bitjara!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bombelles laloe meliat dengen ia poenja teropong, kamoedian berkata poelah:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jang dateng itoe ada Hoyos! Apatah ia maoe bikin di sini? Ia toch, akoe kira, ada toeroet laen kawanan, mendjaga dimana watas ini oetan.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe Hoyos soeda dateng dekat pada iaorang, dan masing-masing laloe mengangkat topi. „Ada apa? Dari mana kaoe dateng? Koepanja kaoe ada bingoeng sekali!” kata Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Diam-diam!” kata Hoyos, sembari lantas menahan kendali koedanja, djangan tanjaken akoe banjak-banjak! Biarlah akoe bernapas sabentaran! Apatah ini ada djalanan boeat pergi ka doesoen?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, kaloe kaoe balik, tapi bilah kaoe berdjalan teroes, ni&tjaja kaoe nanti berlaloe samingkin djaoe dari kampoeng!” kata Bombelles dengen tertawa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hoyos lantas baliki koedanja, dan djalan berendeng dengen itoe kadoewa sobat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dengen tida terkira sekali,” kata ia, „Rudolf soeda mendjadi gila, akoe rasa.” „Kitaorang poen kira begitoe,” saoet Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa? Pada kaoe djoega ia .....”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pada kitaorang ia telah menembak laler, dan tatkalah andjing tida bisa dapetken, ia laloe tembak pada Juno, satoe andjing memboeroe jang soesa didapetken kadoewanja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pada kitaorang ia berboeat lebi gila lagi. Dengen sengit ia telah menembak doewa andjing, samantara satoe andjing laen soeda dapet bagian sama ia poenja gagang senapan. Sekarang binatang-binatang itoe hendak dibawah salekas-lekasnja pergi ka kampoeng. Barangkali djoega djiwanja masi bisa ditoeloeng!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjoba Philip ada bersama-sama!” kata Vecsera dengen soeara menjeselken.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kanapa Philip?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Rudolf ada indahken padanja. Sama kitaorang sama sekali itoe si edan tida maoe ambil perdoeli; malahan kaloe kita kata apa-apa, ia djadi samingkin mara, bedah dengen Philip poenja perkatahan, jang salaloe bisa dapet memboedjoek padanja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Philip baroe nanti dateng sabentar malem”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan itoe sakalian njonja-njonja?” tanja Bombelles.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Njonja-njonja? Iaorang djoega tentoe tida nanti dateng lebi siang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Habis, bagimana dengen kita?” tanja Vecsera. „Akoe ampir tida ingin lagi, bertemoe moeka kombali pada itoe orang gila!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ikoet sadja pada kitaorang pergi ka kampoeng!” kataHoyos. „Sabentarmalem kita nanti pergi bersama-sama ka gedong pemboeroean. Itoe waktoe, barangkali djoega samoea soeda djadi baek lagi.”
XI.
Api penerangan ada berkilat-kilat, mementjarken tjahajanja dalem gedong pemboeroean di Meyerling. Sakalian tetamoe ada doedoek disakitar satoe medjapandjang, samantara botol terisi champagne bergantiganti djalan terpoeter, membikin penoeh masing-masing poenja gelas minoem.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa jang kenah ditangkap olehmoe, Philip?” menanja Rudolf'sakoenjoeng-koenjoeng dengen mesem sindir. „Dapeti Clairette, boekan? Na, itoe masi sedikitnja boleh dibilang kaoe ada poenja perolehan, tapi akoe .....”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aartshertog," kata Vecsera, „lebi baek kitaorang troesa inget-inget lagi pada itoe pemboeroean! Laen kali kita nanti dapeti waktoe jang lebi broentoeng!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagoes sekali kaoe poenja bitjara, Vecsera! Kaloe orang soeda djadibegitoe tida broentoeng, troesa beringet-inget lagi! Dan djika orang telah mati? Apa djoega misti lantas diloepahken?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aken tetapi, kaoe ada artiken perkatahannja Vecsera terlaloe djaoe, aartshertog!” kata Bombelles.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida terlaloe djaoe, Bombelles! Malaenkan akoe tida soeka sekali, mendenger orang poenja bitjara, jang begitoe lekas maoe loepahken samoea perkara! Pemboeroean tjilaka di ini hari, misti diboeat peringetan saoemoer hidoep. Juno soeda hilang djiwanja, dan jang laen-laen lagi dapet loekah berat, hingga bilah ini perkara masi maoe diloepahken begitoe lekas, kenapa djoega orang tida nanti lantas loepah, djika akoe soeda mati?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aken tetapi, kanapa kaoe boleh lantas bitjaraken perkara mati?” menanja Clairette, jang tida liat aartshertog lagi terganggoe pikiran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sebab samoea orang kamoedian misti mati! Akoe, dan kaoe djoega, nona Clairette jang tjantik!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clairette berdiam. Prins van SaksenCoburg, laloe mengasi tanda dengen mata, aken nona itoe djangan samboengi omong lebi djaoe, kamoedian ia sendiri laloe berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjobalah tjeritaken padakoe, toewan roemah jang terhormat! apatah kitaorang berkoempoel di sini tjoema perloenja boeat bitjaraken perkara jang tida enak, atawa goena laen kaperloean?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tentoe boeat senangken hati!” berseroe aartshertog, jang sanantiasa masi taro perindahan pada iparnja. „Tapi akoe soeda djadi melantoer, lantaran mendengar orang poenja bitjara jang koerang patoet. Akoe harep kaoe tida boeat ketjil hati atas ini sedikit kasalahan, iparkoe jang tertjinta!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe begitoe, biarlah kita minoem boeat membikin girang satoe sama laen,” kata poelah prins.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika itoe aartshertog laloe berbangkit dari krosi, dan berkata pada orang banjak:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang, sakalian njonja dan toewantoewan, akoe maoe minoem atas kaselamatannja akoe poenja istri jang baroe: Marie Vecsera!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samoea orang ikoet berdiri, katjoewali itoe barones sendiri, jang tinggal berdoedoek dengen rasa koerang senang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian gelas itoe laloe dibentoerken satoe pada laen, hingga ada djoega jang djadi somplak, dan petjahannja djato diatas medja. Soeara njanjian lantas terdenger dengen gemper sekali. Samoea orang pada tinggali ia poenja tempat doedoek, berdansa satoe sama laen dengen bergendeng tangan, dan masing-masing laloe minoem sampe kering itoe champagne jang terisi penoeh.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi, kanapa kaoe tida toeroet merajaken kaselamatan kitaorang?” berseroe Rudolf pada Marie Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Philip van Saksen-Coburg lantas pergi dekati itoe barones, dan berkata dengen soeara berbisik:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Iringi sadja ia poenja kahendak, kerna ia soeda djadi gila.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe taoe, jang akoe ada sanget bentji orang bertingka mabok-mabokan” kata Marie dengen soeara plahan, tapi ia laloe menoeroet sabagimana Philip poenjabitjara, dan angkat gelasnja seperti laen-Iaen tetamoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Nah, kaoe sekarang ada mendjadi akoe poenja ipar!” berseroe poelah aartshertog pada Louis Vecsera. „Tapi maski poen begitoe, akoe toch tinggal bersobat pada Philip, kerna ia ada akoe poenja sobat jang paling tertjinta .....”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian ia laloe berdoedook kombali.
{{Tab}{Djoega jang laen-laen lantas berdoedoek di masing-masing poenja krosi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Matanja bakal Keizer Oostenrijk laloe tertoetoep, dan moekanja djadi poetjat sabagi satoe mait.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baek kitaorang toeloeng bikin sedar padanja,” kata Bombelles. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ah, boekankah lebi baek kita bawah sadja ia ka randjang?” tanja Hoyos.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Biari sadja!” kata Philip. „Pertjoema kita bawah ia ka tempat tidoer, kerna sigra djoega ia nanti dateng pada kitaorang di sini.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baroe habis prins berkata, aarhertog lantas soeda mendjadi sedar sendirihja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poenja gelas soeda kosong,” kata ia. „Terkoetoek betoel, siapatah jang diwadjibken toewang minoeman?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe,” kata Clairette, jang niat membikin baek kasalahannja tadi, tapi Hoyos lantas sodorken padanja tempat aer, dan berkata dengen soeara plahan:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hajo, penoehken sadja ia poenja gelas!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe soeda djadi males sekali,” kata Bombelles sembari mengoewap.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Males? Males? Akoe tida idjinken orang djadi males di sini! Kaoe misti telah bikin kenjang kaoe poenja tidoer di hari kamaren!” berseroe Rudolf. „Akoe ingin sekali jang akoe poenja pertoendangan ini dirajaken dengen adaken pesta dansa. Hoyos, kaoe bisa sekali bersoewit! Hajo, soewiti satoe lagoe wals, akoe ... maoe berdansa. Akoe ..... bersama akoe poenja ..... istri ..... memboeka pesta ..... dansa boeat rajaken akoe poenja hari bertoendangan ... sama akoe poenja ... soedara, sama akoe poenja .....”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Habis kata begitoe ia laloe berbangkit dari krosi, dan sembari memegang medja, ia samperi pada Marie Vecsera.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soedara ... soedara!” berseroe ia poelah dengen soeara poetoes-poetoes. „Kita berdoewa sekarang ... bakal djadi ... laki-istri.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian ia sigra peloek pinggangnja itoe barones, dan tarik ka tengah-tengah kamar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Si nona tida brani melawan: kakinja bertindak sadja kamana Rudolf tarik padanja, samantara ia poenja kapala mendjadi tèklok, seperti kembang jang soeda lajoeh bergantoeng di batangnja .....
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samoea orang meliat dengen penoeh kakwatiran, aken tetapi Bombelles laloe berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Berdansa tjara begitoe, adalah seperti danse macabre.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]](Danse macabre ada berasal dari pigoera-pigoera, jang terloekis oleh orang di djaman dahoeloe kalah, dan ada meroepahken, bebrapa banjak djasmani manoesia jang soeda mati, berdansa satoe sama laen. Maka dibilang Eudolf dan Marie ada seperti danse macabre, jaitoe oleh kerna marika berdoewa ada sama sabagi manoesia jang soeda tida berdjiwa).
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen mendadak aartshertog lantas diam berdiri, dengen menahanken diri pada si nona tjantik, soepaja tida mendjadi djato.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapatah jang soeda kata seperti danse macabre?” tanja ia dengen soeara didalem tenggorokan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida satoe orang ada bri djawaban.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa barangkali kaoe pikir ..... jang orang nanti masi bisa berdansa, kaloe ia soeda mati? Apa kaoe kira ..... orang masi bisa berdansa pada ia poenja soedara ..... kaloe soedara itoe telah tida berdjiwa?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian ia tertawa begitoe seram sabagi iblis.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bilah kaoe berame masi djoega koerang pertjaja, akoe nanti bri kanjatahan .....”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan sabelon orang banjak bisa mendoega, apa jang hendak diperboeat olehnja, Rudolf soeda lebi doeloe kaloeari pistol. Satoe soeara tembakan berboenji. Marie Vecsera roeboeh dalem tangannja, dan tida bernapas lagi. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hahaha!” tertawa itoe aartshertog kamoedian, salakoe orang gila. „Liatlah, sobat-sobat, sekarang akoe nanti dansa..... akoe nanti dansa!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi itoe boenji pistol ada membikin samoea orang d jadi sedar dari rasa heran. Bagian laki-laki, laloe memboeroe pada Rudolf, samantara Clairette samboeti maitnja barones dalem tangannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe sama laen djadi bergoelatan dengen haibat sekali. Rudolf maoe dapeti kombali ia poenja revolver jang terampas, dengen saboleh-boleh, tapi djari jang keras seperti besi ada mendjepit aartshertog itoe poenja kadoewa tangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Masing-masing poenja kapala, jang kenah pengaroenja alcohol, soeda tida mempoenjaken pikiran terang lagi, hingga soeara roesoeh ada terdenger riboet sekali, treakan mengoetoek dan djerit-djeritan ada sanget rioeh, sampe sakoenjoeng-koenjoeng samoea mendjadi diam.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dara mengalir dari loekah di kapalanja Rudolf.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prins van Saksen Coburg laloe melempar botol champagne jang ada di tangannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang baeklah kitaorang bawah itoe kadoewa mait di sabelah ini,” kata ia.
- ↑ Pembatja, baginda sama mantoenja itoe waktoe maoe djadi politie resia, boeat mengoesoet orang poenja tindakan. Tapi sabagimana politie resia biasa poenja kerdjahan ada boeat tjari taoe pendjahat poenja klakoean, sabaliknja baginda goenaken itoe ilmoe, aken dapet kanjatahan, apa orang masi tertoetoep matanja atas ia sendiri poenja perboeatan. Letterzetter.