Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan/Basaungkalatau

  1. B A S A U N G   K A L A T A U


  1. Nama permainan

    Masyarakat Kalimantan Selatan menamakan permainan ini Basaung Kalatau. Basaung adalah bahasa Banjar yang dalam bahasa Indonesia berarti menyabung. Sedangkan kata Kalatau adalah nama ikan. Jadi permainan basaung Kalatau dalam bahasa Indonesia berarti menyabung ikan Kalatau

  2. Peristiwa / waktu

    Basaung Kalatau merupakan suatu permainan yang dilakukan pada musim hujan. Pada musim hujan dan ikan Kalatau turun dari danau, selokan yang ada di hutan-hutan dan semak belukar. Sehingga pada waktu musim hujan ini ikan Kalatau tersebut mudah didapatkan.

    Pelaksanaan permainan ini dapat diadakan pada waktu siang dan malam hari. Tetapi kebanyakan permainan ini diadakan pada waktu siang hari, yaitu pagi, siang atau sore hari.
  3. Latar belakang sosial budayanya

    Pada masa lalu terutama di daerah pedesaan hiburan anak-anak sangat terbatas sekali. Hiburan anak-anak yang ada hanyalah berupa permainan. Permainan itu ada yang bersifat hiburan biasa, hiburan tontonan, adu kekuatan, ketrampilan, gerak badan dan sebagainya.

    Di daerah Kalimantan yang banyak dialiri sungai-sungai, banyak didapati ikan-ikan kalatau. Ikan kalatau yang memang suka bersabung, hal ini dimanfaatkan anak-anak untuk hiburan tontotan.

    Permainan basaung kalatau merupakan permainan hiburan tontonan yang tidak membedakan kelompok sosial di masyarakat. Karenanya permainan ini dapat/boleh dilaksanakan oleh seluruh kelompok sosial masyarakat, kelompok pedagang dan sebagainya.
  4. Latar belakang sejarah perkembangannya.
    Para informan yang dapat dihubungi menyatakan bahwa permainan basaung Kalatau ini sudah ada sejak beliau kecil, yaitu sebelum kemerdekaan. Dahulu permainan ini merupakan permainan hiburan bagi anak-anak di desa.

Setelah permainan ini diikuti dengan taruhan, maka permainan ini dilarang oleh orang orang tua mereka. Karena di desa permainan ini sudah mulai dilarang oleh masyarakatnya, maka permainan ini berkembang ke kota dan sudah menjadi perjudian yang dilaksanakan oleh para remaja dan orang-orang dewasa.

Setelah tahun 1960-an, permainan ini sudah jarang dilakukan karena pencandu-pencandu permainan ini sudah lari ke permainan Lotto dan Nalo.

Sekarang permainan basaung Kalatau ini jarang sekali dan bahkan tidak kita temui lagi.

  1. Peserta/pelaku
  1. Jumlahnya

    Permainan ini pada prinsipnya adalah permainan perorangan. Karena sering diadakan permainan pertandingan antara satu kampung dengan kampung yang lain, maka permainan ini kemudian menjadi permainan kelompok. Oleh karena itu aturan permainannya baik diadakan secara perorangan ataupun secara kelompok sama saja.

    Mengenai jumlahnya, kalau perorangan hanya 2 (dua) orang dan kalau secara kelompok biasanya tidak terbatas. Banyak kelompok yang mengikuti permainan ini kadang-kadang sampai 5 atau 6 kelompok.
  2. U s i a n y a

    Permainan ini tidak terikat pada umur/usia.

    Seorang anak yang berumur kurang lebih 10 (sepuluh) tahun boleh melawan anak remaja atau orang dewasa, asalkan Kalatau yang dipunyainya berani/tangguh dalam bersaung/bersabung.
  3. Jenis kelamin
    Sebenarnya permainan ini dapat saja dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan. Tetapi suatu kenyataan yang kita temui permainan ini hanya dilakukan oleh anak-anak, remaja atau orang dewasa laki-laki.
  4. Kelompok sosialnya
    Permainan basaung kalatau ini merupakan permainan masyarakat di daerah perairan di Kalimantan Selatan. Dalam permainan ini tidak membedakan kelompok sosial di masyarakat. Oleh karena itu permainan ini boleh dimainkan oleh siapapun, baik dia anak petani anak buruh anak pedagang, anak nelayan dan sebagainya.
  1. Peralatan/perlengkapan permainan

Dalam permainan basaung Kalatau ini diperlukan peralatan/perlengkapan permainan yang terdiri dari :

a. lwak Kalatau Ikan Kalatau

Iwak Kalatau adalah sebutan dalam bahasa Banjar, sedangkan dalam bahasa lndonesianya berarti ikan kalatau. Kalatau adalah ikan sungai / danau yang ada di Kalimantan Selatan. Ikan kalatau yang dipergunakan untuk saungan - sabungan / aduan adalah ikan kalatau laki / jantan. Untuk membedakan kalatau laki dengan kalatatu bini mudah saja, karena terdapat tanda - tanda yang mudah dilihat. Kalatau laki matanya biru dan keadaan badannya berbelang kehitam hitaman. Sedangkan kalatau bini mata dan badannya putih.
Jenis ikan kalatau yang ada di Kalimantan Selatan ini ada 2 ( dua ) macam. Kalatau yang besar dinamakan kalatau Campala, dan yang kecil dinamakan kalatau biasa. Kedua macam kalatau ini dapat disaung. Besar ikan kalatau laki yang dipergunakan untuk basaung panjangnya kurang lebih 5 s/d 8 cm dan lebar badan bagian perutnya kurang lebih l ½ cm.
Ikan Kalatau yang digunakan untuk sauangan / sabung dipelihara dalam satu tempat yang tidak terlalu kecil dan tidak pula terlalu besar. Penempatannya pun tidak boleh digabungkan dengan kalatau lain. Jadi setiap satu ekor ikan kalatau harus satu tempat. Pemisahan tempat kurungan ini agar ikan kalatau tersebut menjadi ganas, hingga nantinya mau bersaung.
Pemeliharaan ikan kalatau ini kadang - kadang sampai sebulan. Makanannya adalah rumput kayapu yang termasuk tumbuhan air sejenis eceng gondok

b. Stoples

Alat lain yang dipergunakan dalam basaung kalatau ini adalah stoples yang terbuat dari kaca putih dan ukuran isinya kurang lebih 7 pon gula pasir.
Stoples tersebut diisi dengan air sekitar 2/3 nya, yang mana untuk memudahkan berenangnya kalatau yang akan disabung.

125

c. Meja
Untuk menempatkan staples tempat saungan itu diperlukan juga alat lainnya, umpama meja atau peti dan dapat pula benda - benda lainnya yang dapat ditempati gelas saungan tersebut. Alat tersebut hanyalah sekedar untuk memudahkan para pemain yang akan mengamati kalatau yang akan disaung.

7. Iringan musik

Permainan basaung kalatau ini tidak menierlukan iringan musik apapun, baik berupa musik vakal maupun alat musik lainnya.

8. Jalannya permainan

a. Persiapannya
Untuk melaksanakan permainan basaung kalatau ini, diperlukan persiapan - persiapan antara lain :
1) Penentuan tempat bermain

Kalau anak - anak akan bermain / melaksanakan permainan basaung kalatau ini, biasanya mereka menentukan tempat untuk melaksanakan permainan itu, umpama di rumah A atau di rumah B pada jam sekian.

2). Menyiapkan iwak kalatau
Kalau sudah disepakati tempat dan waktu untuk mengadakan permainan basaung kalatau, maka anak yang akan bermain itu mengambil ikan / iwak kalataunya yang sudah tersedia di rumahnya masing - masing.
3) Menyiapkan perlengkapan / perlengkapan permainan
Setelah mereka terkumpul di suatu tempat permainan yang telah ditentukan, mereka pun secara gotong royong menyiapkan peralatan / perlengkapan permainan lainnya seperti stoples dan meja
b. Aturan permainan
Pelaksanaan permainan basaung kalatau ini mempunyai aturan -

aturan permainan sebagai berikut :

1) Ikan kalatau / iwak kalatau yang akan disaung - disabung / diadu

harus sama - sama diperlihatkan kepada masing - masing lawannya

2) Waktu memperhatikan iwak / ikan kalatau lawan, tidak diperkenankan memegang, menggoncang - goncang dan memasukkan tangan atau sesuatu benda ke kurungan kalatau lawan.
3) Ikan / iwak kalatau yang lari pada waktu diadu dinyatakan kalah
4) Kalau sudah terlihat salah satu ikan kalatau yang kalah, masing -

126 masing pemilik ikan tersebut harus segera menangkap ikan kalataunya.
c. Tahap - tahap permainan
Dalam permainan basaung kalatau ini dapat dibagi dalam tahapan permainan yaitu :

1) Tahap memadu lawan bermain
Tepat waktu yang telah dijanjikan, para pemain yang akan ikut bermain sudah berkumpul di tempat yang telah ditentukan.
Setiap pemain, baik yang bersifat perorangan maupun bersifat kelompok biasanya membawa beberapa ikan kalatau dengan tempat yang terpisah - pisah pula. Hal ini merupakan persiapan kalau - kalau dalam pertandingan nanti akan menghadapi beberapa kelompok lawan.
Kalau beberapa kelompok pemain sudah hadir, maka diadakan paduan lawan. Umpama kelompok I akan melawan kelompok II. Pada waktu paduan lawan ini kelompok II berkeberatan melawan kelompok I dengan berbagai alasan. Umpama kalatau kelompok I terlalu berani atau terlalu besar. Mungkin pula ada persoalan pribadi dan sebagainya. Jika kelompok II tidak mau / bersedia melawan kelompok I, maka kelompok I membuka kesempatan siapa yang berani menantangnya. Andaikata kelompok IV menyahut tawaran itu, maka kelompok I akan bermain dengan kelompok IV dan seterusnya kelompok II akan melawan kelompok III dan seterusnva.
Apabila paduan lawan bermain ini sudah dapat disepakati, maka kelompok yang terpilih sebagai kelompok pertama yang bermain maju ke tengah pertandingan dengan membawa kalataunya masing-masing.

2) Tahap memperhatikan iwak kalatau lawan
Dari ke dua kelompok yang akan bersaung tadi ( kelompok I dan kelompok IV ) segera menaruh kurungan kalataunya di sebelah menyebelah dari stoples tempat saungan.
Keadaan itu sebagaimana lukisan di bawah ini :


127

Keterangan gambar:

A. Gelas kurungan kalatau kelompok I;

B. Stoples tempat saungan;

C. Gelas/stoples kurungan kalatalu kelampok IV.

Kelompok I segera mengamati kalatau kelompol IV dan sebaliknya kelompok IV mengamati kalatau kelompok I, Dalam pengamatan ini terutama diperhatikan tanda - tanda yang dapat membedakan dari ke dua ikan kalatau yang akan disaung. Umpama mengenai besar kecilnya., tanda -tanda lainnya seperti bintik hitam yang ada di badan, keadaan sirip, keadaan ekar dan sebagainya.

Pada waktu memperhatikan kalatau lawan, tidak diperkenankan monggancang goncangkan, memasukkan tangan atau sesuatu benda ke dalam kurungan kalatau lawan. Hal ini untuk menjaga supaya jangan sampai terjadi kecurangan, umpama memasukkan benda yang dapat memabukkan/mematikan kalatau yang akan diadu. Jika masing - masing pemain yang tergabung dalam kelompok I dan IV sudah melihat adanya tanda - tanda yang membedakan kalatau mereka, acara basaung kalatau segera diadakan.

3)  Tahap saungan

Salah seorang dari pemain yang mewakili kelampok I dan IV masing - masing segera bergantian mengambil kalataunya dengan hati -hati sekali, dan seterusnya memasukkan ke dalam stoples tempat saungan yang telah tersedia. Beberapa detik ke dua kalatau tadi berenang kian kemari. Mungkin untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tempatnya yang baru. Setelah masing - masing melihat lawannya, ke dua kalatau itupun berhadapan sambil membuka buka mulutnya untuk bersiap - siap menggigit lawannya. Kadang-kadang yang sangat menggelikan kalau gigitan mereka itu secara berbarengan. Yang satu menggigit rahang atas, sedangkan pihak lawannya berhasil pula menggigit rahang bawah, sehingga mulut ke dua ikan kalatau itu menjadi satu. Masing masing berusaha menarik dan menghempaskan badan lawannya.

Kalau salah seekor dari ke dua kalatau itu sudah lelah dan tidak mampu lagi mengadakan perlawanan, maka kalatau itu akan lari. Sedangkan kalatau yang masih gagah terus mengejar sambil menggigit ekor maupun sirip,dari kalatau yang lari itu.

Lama ikan kalatau itu bersaung - bersabung/beradu tidak menentu, karena tergantung dari kemampuan dan kekuatannya masing masing. Biasanya lama mereka beradu itu sekitar antara 5 sampai dengan 10 menit.

Apabila sudah ada kalatau yang lari dari saungan itu, maka
pemilik kalatau yang menang dan pemilik kalatau yang kalah segera menangkap kalataunya masing - masing. Bila dibiarkan, tentu kala tau yang kalah akan mati digigit oleh kalatau yang menang. Dan mungkin pula akan terjadi kalatau yang kalah itu menjadi pancat ( dalam kesempatan lain kalatau itu tidak mau disaung lagi ).
Andaikata dalam permainan itu kalatau kelompok IV dinyatakan kalah dan kelompok I adalah kelompok yang menang.
Jika pelaksanaan pertandingan dalam kesempatan pertama sudah berakhir, maka pertandingan akan diteruskan oleh kelompok lain, umpama kelompok II dengan kelompok III dan seterusnya. Apabila semua kelompok sudah mengadakan pertandingan saungan, maka acara saungan kesempatan ke dua ini mungkin kelompok III akan menantang kelompok I yang menang dalam kesempatan pertama tadi. Apabila kelompok I bersedia menghadapi tantangan kelompok III, maka diadakan pula pertandingan antara kelompok I dengan kelompok III. Dalam pertandingan kesempatan kedua ini, tentunya kelompok I akan menurunkan ikan kalataunya yang belum disaungnya. Sebab kalau dia menurunkan kalatau yang telah disaungnya tadi, dikuatirkan akan kalah. Maklum keadaan kalatau yang telah disaung tadi masih dalam keadaan lelah.
Begitulah keadaannya hingga seluruh kelompok yang hadir dapat melakukan permainannya. Permainan manyaung kalatau ini akan berakhir kalau kalatau yang mereka bawa sudah habis diturunkan untuk disaung.
d. Konsekwensi kalah menang
Bagi pemain yang kalah dalam permainan basaung kalatau ini tentunya menanggung resiko, yaitu kalataunya menjadi sakit atau pancat ( dalam kesempatan lain kalatau itu tidak mau disaung lagi ).
Sedangkan bagi yang menang tentu ikan kalataunya bertambah berani lagi dalam menghadapi saungan di waktu mendatang.

9. Peranannya masa kini

Bila dibandingkan dengan masa lalu, permainan basaung kalatau ini kelihatannya mendekati kepunahan. Hal ini mungkin disebabkan beberapa hal yang antara lain :

  1. Permainan basaung kalatau yang dulunya hanya sebagai hiburan tontonan sekarang sudah beralih ke perjudian. Karenanya para orang tua banyak yang melarang permainan tersebut.
  2. Anak anak yang dulunya suka berjudi dan sering mengadakan pertandingan basaung kalatau, sekarang sudah mengalihkan perjudiannya dengan mengikuh Nalo dan perjudian - perjudian lainnya.
  1. Semenjak diterimanya siaran TVRI di daerah daerah, maka anak anak yang menyukai hiburan tontonan mengalihkan perhatiannya ke TVRI, karena di samping merupakan hal yang baru acaranya pun banyak menarik minat anak - anak.
    Dengan adanya hal - hal tersebut di atas, maka permainan basaung kalatau ini sudah mendekati kepunahannya.

10. Tanggapan masyarakat

Menurut tanggapan tetuha masyarakat yang dapat dihubungi menyatakan bahwa sebaiknya permainan basaung kalatau ini tidak perlu

dihidupkan dan dikembangkan lagi. Karena kalau ditimbang antara segi manfaat dan mudaratnya, tentu lebih banyak mudaratnya. Dinyatakan pula bahwa permainan basaung kalatau ini merupakan permainan yang mengadu binatang yang dibarengi pula dengan taruhan.
Dengan keadaan yang demikian apabila permainan ini dihidupkan kembali, maka dikuatirkan generasi muda kita yang akan datang akan menjadi manusia yang tidak menyayangi binatang dan sekaligus pulaakan menjadi manusia penjudi.
Oleh karena itu, kalau anak anak kita menginginkan hiburan tontonan terhadap binatang. Sebaiknya kita alihkan saja ke kegiatan lain yang mungkin lebih besar manfaatnya.
Sebagai contoh umpamanya bertamasya ke Kebun Binatang atau ke tempat rekreasi lainnya.

BASAUNGKALATAU

Beberapa anak sedang menyaksikan ikan kalatau yang sedang di adu